Hiperbilirubinemia pada neonates berat merupakan penyebab kematian bayi no 5 di Indonesia. Masalah kesehatan ini telah memunculkan berbagai guideline untuk memberikan tata laksana yang tepat terhadap hiperbilirubinemia pada neonates. Di Indonesia, terdapat tiga macam panduan yang digunakan, yaitu panduan yang dikeluarkan WHO, IDAI, dan Kementerian Kesehatan. Namun, untuk selain itu diperlukan juga suatu panduan Nasional Praktik Klinik yang dapat diterapkan di setiap lini fasilitas kesehatan dan oleh berbagai petugas kesehatan di Indonesia. Bilirubin merupakan hasil katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi berupa pigmen Kristal jingga. Hiperbilirubinemia/ icterus/ jaundice merujuk pada suatu keadaan yang sama. Namun, seringkali hiperbilirubinemia itu sendiri dianggap suatu icterus berat yang membutuhkan terapi. Hiperbilirubinemia didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana kadar bilirubinemia meningkatat dengan nilai normal yang bergantung kepada usia gestasi atau berat lahir serta usia paksa natal dalam jam dan secara klinis membutuhkan fototerapi atau transfuse tukar. Buku memiliki 7 bagian utama, yang meliputi : 1. Gambaran umum hyperbilirubinemia; 2. Patofisiologi hyperbilirubinemia; 3. Pencegahan dan pengenalan dini; 4. Tata laksana hyperbilirubinemia pada neonates; 5. Fototerapi; 6. Transfuse tukar; 7. Follow-up pasien. Dilengkapi dengan table, gambar, lampiran dan juga indeks.
Buku ini secara garis besar membahas mengenai pengenalan dasar-dasar Teknik anestesi umum dan peralatan yang dibutuhkan. Tujuan khusus adalah mahasiswa akan memahami, melihat dan mengantisipasi berbagai macam kegawatan yang dibuat. Buku ini terdiri dari 8 bagian utama, yang meliputi : 1. Pengertian anestesi umum; 2. Persiapan anestesi umum; 3. Anestesi umum inhalasi; 4. Teknik anestesi umum intravena dan jenis obatnya; 5. Jenis obat dan peralatan anestesi umum; 6. Monitoring intraanestesi; 7. Monitoring pascaanestesi; 8. Komplikasi perianestesi. Dilengkapi dengan table, gambar, singkatan dan juga glosarium.