Buku ini merupakan jalinan tulisan yang membedah berbagai sisi transportasi di Indonesia. Yang diulas pun beragam, dari yang sifatnya padat teknologi seperti transportasi udara hingga becak yang dikayuh manusia. Dari subway, monorail, dan busway hingga angkutan perdesaan. Dari angkutan laut, sungai, dan penyeberangan hingga kereta api dan angkutan kota. Tak upa juga dibahas moda sejuta umat alias sepeda motor yang makin ngetren sebagai alat bantu sehari-hari dan bahkan mudik lebaran. Buku ini merupakan salah satu upaya agar masyarakat dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah transportasi di negeri ini. Harapannya agar ketika kita mendengar pemeo yang bersinggungan dengan transportasi seperti "murah kok minta aman", "ke laut aja", atau membaca stiker yang sekarang jarang tertempel di belakang bak truk "utamakan selamat", kita dapat meaahaminya dalam perspektif lebih luas. Atau pun, ketika kita mengeluh karena terjebak kemacetan, kita tahu bahwa kita sendiri merupakan bagian dari kemacetan itu. Semoga banyak di antara kita yang akhirnya dapat melihat transportasi secara jernih, bukan hanya kulit saja tapi juga seluruh rongga tubuhnya. Siapa tahu Anda bisa memberi solusi agar transportasi kita bisa lebih sehat dan beretika!
Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCB) sejak digagas pada akhir September 2015 terus diwarnai kontroversi. Baik menyangkut masalah trase yang dinilai pendek, analisis dampak lingkungan (Amdal) yang tergesa-gesa dan kurang trans paran, maupun menyangkut be sarnya investasi yang diperlukan, termasuk membengkaknya biaya pembangunannya itu sendiri. Pembangunan KCB yang semula dijanjikan tidak menggunakan dana APBN dan tidak menuntut jaminan Pemerintah itu pada akhirnya juga disokong oleh APBN dan jaminan Pemerintah. Meskipun proses pembangunan nya dipenuhi kontroversi, namun ketika infrastruktur tersebut ter wujud, maka konsentrasi semua pihak hanya satu, yaitu bagaima na mengoptimalkan peranan KCB itu sebagai sarana mobilitas warga ke Jakarta - Bandung dan sebaliknya. Buku ini memuat berbagai gagasan untuk meng optimalkan kehadiran kereta cepat tersebut, termasuk untuk pengembangan wilayah.
Prasarana dan sarana transportasi adalah urat nadi kehidupan ekonomi dan perdagangan sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi mustahil terjadi tanpa dukungan infrastruktur transportasi yang memadai. Peran sektor transportasi lebih penting lagi di negara kepulauan seperti Indonesia, yang tak hanya memerlukan aneka moda transportasi darat-angkutan jalan raya dan kereta api-tetapi juga prasarana dan sarana transportasi udara dan perairan, baik laut, sungai, maupun danau. Tahun 2013 dan 2014 akan menjadi tahun panen transportasi di Indonesia. Percepatan pembangunan infrastruktur untuk transportasi dalam lima tahun terakhir akan mulai dirasakan dimana sejumlah proyek yang saat ini sedang dibangun akan mulai beroperasi, mulai dari jalur ganda Jakarta-Surabaya, kereta api Bandara Soekarno Hatta, Bandara Kualanamu di Medan, sampai terhubungnya angkutan penyeberangan Sabuk Selatan yang menghubungkan Sabang sampai Merauke. Buku Transportasi dan lnvestasi ini mengajak kita bersama untuk memahami lebih dalam kondisi dan situasi transportasi di Indonesia, sekaligus menaruh harapan bahwa transportasi Indonesia yang lebih baik akan menjadi faktor penunjang daya saing dan kemajuan perekonomian, serta berperan sebagai instrumen pemerataan dan perekat Nusantara. Ditulis Bambang Susantono, Ph.D., pakar infrastruktur, pengembangan wilayah dan transportasi. Perlu disimak segenap pemangku kepentingan di bidang transportasi, termasuk para investor dan calon investor. Tujuannya agar para pelaku usaha dapat mengambil posisi dan menentukan strategi paling tepat dalam memanfaatkan secara maksimal prasarana dan sarana transportasi yang telah tersedia serta untuk mengantisipasi perkembangannya di masadepan.
Tidak ada yang mengherankan ketika Presiden Joko Widodo menunjuk Bambang Susantono menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara. lata belakang di bidang Perencanaan Kota dan Wilayah serta Rekayasa Transportasi sejalang dengan tanggung jawab untuk memimpin pembangunan ibu kota baru. Apalagi gelar doktor di bidang Perencanaan Infrastruktur sesuai dengan keinginan kita untuk membangun infrastruktur yang membuat Nusantar menjadi Forest City yang pertama di dunia. buku ini menarik untuk dibaca karena menggambarkan secara utuh perjalanan Bambang Susantono yang mengawali karier di Departemen Pekerjaan Umum selepas tama Institut Teknologi Bandung (1987), sempat menjabat Wakil Menteri Perhubingan (2009-2014) dan orang Indonesia pertama yang menjadi Vice President Asian Development Bank (2015-2022). Anak tunggal seorang dokter militer berpangkat Jenderal ini pernah meraih predikat pelajar teladan dan menerima langsung hadiahnya dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Perubahan iklim yang menjadi isu pembangunan global saat ini. Telah menjadi variabel penting yang mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan komunitas. Studi ini b erupaya mengkaji, bagaimanakah implikasi dari perubahan iklim terhadap pola konsumsi pangan, air bersih dan energi, dan melihat bagaimana relasi gender mempengaruhi ketiganya. Kajian pada pola konsumsi di tingkat rumah tangga ini juga memetakan, bagaimanakah upaya-upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dilakukan, dengan melihat peran, kontribusi dan tantangan berbasis gender.