Buku ini membahas Gedung Volkstheater Sobokartti di Semarang Karya Thomas Karsten (1884-1945) ini telah memperoleh status sebagai bangunan cagar budaya sejak tahun 1992. Oleh karenanya tentu di dalam karya terkandung nilai-nilai signifikan yang berkontribusi pada ilmu pengetahuan. Lalu gambaran signifikansi arsitektural seperti apakah dari Gedung Volkstheater Sobokartti yang mash bisa diungkap lebihjauh? Dua penulis buku ini berupaya mengungkapnya, berĀdasar keterminatan dan kemampuan akademis masing-masing. Di awali bahasan tentang analogi karya ini dengan tradisi tektonika bangunan Jawa hingga berlanjut pada ekspolarasi sistem keteraturan atau proporsi. Dengan tiap bahasan yang terpisah menjadi salirg berkesinambungan dan memĀperlihatkan adanya integrasi penyelesaian arsitektural pada karya ini
IKN: MENGUKIR KOTA MASA DEPAN mengisahkan perjalanan panjang mewujudkan gagasan pemindahan kota negara Indonesia, sebuah ide yang telah diimpikan sejak era Presiden Sukarno hingga akhirnya mulai terwujud pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pemindahan ibu kota ini tidak hanya menjadi simbol identitas nasional tetapi juga mencerminkan kemajuan Indonesia menuju pemerataan sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan. buku ini menyoroti perencanaan dan perancangan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hijau, cerdas,d an kompetitif di kancah global, dengan melibatkan partisipasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat lokal kearifan budaya. Melalui proses yang berjalan cepata dan dilakukan secara pararel pembangunan IKN diharapkan dapat menjadi contoh terobosan dalam perencanaan kota di Indonesia. Buku ini mendokumentasikan proses tersebut, termasuk tantangan dan solusi kreatif yang dihadapi serta memberikan peringatan penting yang bisa menjadi pembelajaran bagi pembangunan kota-kota ke depannya. Dengan mengangkat nilai-nilai perencanaan dan perancangan yang baik, buku ini diharapkan dapat menginginspirasi pembangunan kota berkelanjutan dan berkeadilan bukan hanya Indonesia, tetapi juga pembangunan kota global di dunia
Buku Perencanaan Tapak dan Lingkungan ini dimaksudkan sebagai buku modul atau panduan dalam mata kuliah Perencanaan Tapak. Penulisan buku ini diawali dengan mengumpulkan materi-materi yang terpisah dari berbagai elemen tapak, kemudian mengumpulkannya menjadi satu dalam sebuah buku ajar. Penulisan buku ini mengacu pada materi dan silabus yang diajarkan dalam perkuliahan Perencanaan Tapak di mana di dalamnya terdapat penjelasan mengenai elemen-elemen tapak, baik yang bersifat biotik yang meliputi analisis tanah (/andform), hidrologi, iklim, vegetasi, hingga lingkungan terbangun kota yang merupakan hasil rancang budaya dan kreativitas manusia. Buku ini juga memaparkan komponen-komponen lingkungan perkotaan seperti bangunan, sirkulasi, perparkiran, dan sistem perencanaan drainase kota. Di samping itu, pengenalan mengenai proyeksi peta dijelaskan secara singkat dan padat untuk membantu dalam penggambaran ruang secara dua dimensi.
While supporting the livelihoods of most of the urban poor, the informal sector also deprives them of basic services and social protection. Rendered vulnerable to socioeconomic threats, people in the urban informal sector have suffered world's developing disproportionately during the coronavirus disease (COVID-19) pandemic and face a highly uncertain future. Informal Services in Asian Cities explores informality's forms and constraints. It describes the pandemic's effects on the informal sector and how leveraging informal services can enable urban resilience. Drawing on interdisciplinary research, the book illustrates the transformative potential of urban planning and governance that addresses informality. It also details measures that could boost the informal sector's inclusive and sustainable growth potential.
Pembangunan tak pernah berhenti dan dihadapkan pada semakin terbatasnya sumber daya. Pertambahan jumlah penduduk dengan tuntutan berbagai pelayanan di suatu wilayah semakin tinggi, sementara sumber daya dalam berbagai bentuk akomodasi aktivitas manusia menimbulkan berbagai dampak. Kecenderungan pertumbuhan penduduk berpotensi mengakibatkan permasalahan dalam pengelolaan ruang tidak akan semakin berkurang. Sebaliknya apabila gagal diantisipasi, maka ketegangan pemanfaatan ruang antar aktor dan kepentingan akan semakin meningkat. Hal ini akan memicu munculnya eksploitasi berlebih sumber daya yang berpotensi merusak sistem lingkungan a lam manusia, dan akan mengancam keberlanjutan pembangunan. Mampukah tata ruang berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan pembangunan dalam ranah lingkungan binaan?. Sebagian jawaban dari pertanyaan tersebut tertuang dalam buku ini. Di sini dibahas delapan topik yang berkaitan dengan dinamika tata ruang dalam kontribusinya menjaga keberlanjutan lingkungan binaan ditinjau dari aspek kebijakan, perkotaan, pariwisata, budaya, transportasi, dan lingkungan.
Sudah berapa kali kita mengeluh soal kemacetan? atau apa yang kita bayangkan tentang transpotasi masa depan? Berjalan kaki dengna nyaman dan romantis di Champ de Elysse, naik sepaeda di Amsterdam atau kereta peluru Shinkansen di Jepang? Tentu banyak pendapat yang kita lontarkn tentang transportasi yang merupakan kebutuhan sehari-hari. Dari semua por-kontra yang ada, transportasi sendiri pasti akan mengalami perubahan karena faktor-faktor penyeban timbulnya pergerakan barang dan manusia juga berubah. Entah itu faktor ekonomi, sosial, budaya, bahkan politik dan hankam. Namun yang menarik, pada abad 21 ini transportasi seolah mengantar kita melompat ke masa depan, tetap sekaligus mengembalikan kejayaan alat transportasi tradisional. Kita masuk ke era transportasi yang fantastis namun diharapkan tetap humanis. Melalui buku ini saya ini membuka cakrawala mengenai Revolusi Transportasi di Indonesia dan juga di kota-kota lain di dunia. Saya juga berharap buku ini me njadi awal diskusi bersama, agar transformasi transportasi nantinya tidak hanya menjadi ranah pemerintah, tetapi juga menjadi tugas mulia setiap penggunanya. Lagipula pilihannya hanya dua: menjadi bagian dari polusi atau menjadi bagian dari solusi Yang mana bagian kita?