Latar Belakang : Tissue plasminogen activator (tPA) merupakan serin protease yang dikode oleh gen PLAT berfungsi menjaga resistensi outflow dengan mengaktifkan matriks metalloproteinase (MMP). Matriks metalloproteinase merupakan proteinase yang berperan dalam degradasi matriks ekstraseluler. Penggunaan obat antiinflamasi terbukti menurunkan ekspresi tPA pada trabekular meshwork sehingga menyebabkan peningkatan resistensi outflow. DLBS 1425 konsentrasi 1x101 mg/ml merupakan ekstrak Phaleria macrocarpa yang terbukti memiliki efek antiinflamasi. Tujuan : Studi ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi tPA pada TM tikus Wistar yang diberikan DLBS 1425 topikal dibandingkan dengan kontrol. Metode : Uji eksperimental laboratorium dengan rancangan post -test only randomized controlled group design pada 22 ekor tikus Wistar dibagi menjadi dua kelompok, kontrol dan perlakuan. Kelompok perlakuan diberikan DLBS 1425 topikal dengan dosis 6x/hari, selama 4 minggu. Kelompok kontrol diberikan tetes Hyalub Minidose® 6x/hari, selama 4 minggu. Ekspresi tPA pada TM diperiksa dengan pengecatan imunohistokimia. Data dikumpulkan dan diolah menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Hasil : Rerata ekspresi tPA pada TM dengan Allred Score pada kelompok perlakuan (0,18 ± 0,60) lebih rendah secara signifikan (p < 0.001 ) dibandingkan kelompok kontrol (6,27 ± 0,91). Kesimpulan : DLBS 1425 topikal memiliki efek penekanan terhadap ekspresi tPA pada trabekular meshwork tikus Wistar dibandingkan kontrol. Kata Kunci : tissue plasminogen activator, trabekular meshwork, DLBS 1425, Phaleria macrocarpa.
Latar belakang : Luka bakar merupakan salah satu jenis trauma yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Silver sulfadianzine (SSD) merupakan terapi topikal yang sering digunakan untuk pengobatan luka bakar. Moringa oliefera (MO) merupakan tanaman herbal yang memiliki potensi terapeutik terhadap penyembuhan luka bakr. Tujuan : Membuktikan ekstrak etanolik daun Moringa oleifera efektif dalam meningkatkan jumlah fibroblas, densitas kolagen dan ukuran luka bakar tikus wistar. Metode : Desain penelitian ini adalah “Randomized post test only with control group design”. Hewan coba yaitu 24 ekor tikus wistar jantan usia 2 bulan. Setelah diinduksi luka bakar partial thickness, tikus dibagi menjadi 4 kelompok secara random dengan jumlah 6 ekor per kelompok. Setiap hari tikus diberikan topikal MO 10% (I), kombinasi topikal MO 10% dan SSD (II), topikal SSD (III), dan vehiculum murni (IV). Pada hari ke-10, dilakukan penilaian terhadap status makriskopis ukuran luka bakar pada tikus serta pemeriksaan mikroskopis jaringan luka bakar. Jumlah fibroblas dinilai dengan pengecatan Hematoxylin-Eosin. Densitas kolagen dengan pengecatan Masson’s Trichrome. Data analisis dan diolah menggunakan uji statistik dengan program SPSS 25.0. Hasil : Jumlah fibroblas pada semua kelompok tidak berbeda (p=0,141). Densitas kolagen pada kelompok I dibandingkan kelompok IV (p=0,016) dan kelompok II dibandingkan dengan kelompok III dan IV (0,047, 0,009). Perbedaan bermakna juga didapatkan pada ukuran luka antara kelompok II dengan kelompok IV (p=0,029). Kesimpulan : Ekstrak etanolik daun Moringa oleifera terbukti efektif dalam meningkatkan densitas kolagen dan memperkecil ukuran luka pada luka bakar tikus wistar. Kata kunci : Moringa oleifera, silver sulfadiazine, fibroblas, densitas kolagen, ukuran luka bakar.