Tujuan: Mengetahui pengaruh penambahan Kinesio Taping pada latihan McKenzie terhadap muscle strength otot punggung bawah pada penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik. Rancangan: Penelitian randomized controlled trial pre and post test design. Subyek: 30 subjek penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik yang berusia antara 25-40 tahun. Tempat: Instalasi Murai Gedung Rehabilitasi Medik RSUP dr. Kariadi Semarang. Waktu: Agustus 2017-September 2017. Perlakuan: Subyek dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kelompok perlakuan mendapatkan intervensi latihan McKenzie dan Kinesio Taping sedangkan kelompok kontrol hanya mendapatkan latihan McKenzie saja. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 subyek. Kelompok perlakuan dan kontrol mendapat latihan McKenzie 3 kali seminggu selama 4 minggu. Kelompok perlakuan mendapatkan Kinesio Taping sebanyak 7 kali dalam 4 minggu. Hasil pengukuran utama: Muscle strength otot punggung bawah dinilai dengan menggungakan back dynamometer pada sebelum perlakuan dan akhir minggu ke-4 intervensi. Hasil: Terdapat peningkatan bermakna nilai muscle strength pada akhir minggu ke-4 intervensi pada masing-masing kelompok dibandingkan dengan sebelum intervensi. Terdapat perbedaan delta nilai muscle strength antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada sesudah intervensi. Simpulan: Terdapat pengaruh penambahan Kinesio Taping pada latihan Mckenzie terhadap muscle strength otot punggung bawah pada penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik. Kata kunci: Nyeri Punggung Bawah Mekanik Kronik; Latihan McKenzie; Kinesio Taping; Muscle strength; Back dynamometer
Tujuan : Mengetahui pengaruh latihan exergame terhadap fungsi atensi remaja overweight yang diukur dengan ANT. Rancangan : Penelitian randomized controlled trial pre and post test design. Subyek : 30 subjek remaja pubertas dengan overweight yang berusia antara 12-14 tahun. Tempat : SMP Negeri 10 Semarang. Waktu : Februari 2016-Maret 2016. Perlakuan : Subyek dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kelompok perlakuan mendapatkan 6 minggu latihan exergame intensitas sedang, 3 kali/minggu, durasi 40 menit/sesi dan tetap mengikuti olahraga sesuai jadwal sekolah. Kelompok kontrol hanya mengikuti olahraga sesuai jadwal sekolah. Masing-masing kelompok terdiri dari 15 subyek. Hasil pengukuran utama : Skor Atensi yaitu alert, orienting, dan conflict yang dinilai dengan menggunakan Attention Network Test (ANT) pada sebelum perlakuan dan akhir minggu ke-6 intervensi. Hasil : Terdapat perubahan yang signifikan pada rerata waktu reaksi alert, orienting, dan conflict sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol. Terdapat perbedaan yang signifikan pada delta waktu reaksi alert, orienting, dan conflict antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Simpulan : Latihan exergame intensitas sedang selama 6 minggu, 3 kali/minggu, durasi 40 menit /sesi dapat meningkatkan fungsi atensi pada remaja overweight yang diukur dengan ANT Kata kunci : Exergame, fungsi atensi, Attention Network Test, remaja overweight
Latar Belakang: Endurance otot ekstensor punggung bawah yang menurun dapat menyebabkan nyeri punggung bawah dan menimbulkan disabilitas. Endurance otot ekstensor punggung bawah dapat ditingkatkan dengan latihan McKenzie yang mudah dan sering digunakan. Selain itu, endurance otot ekstensor punggung bawah juga dapat ditingkatkan dengan kinesio taping yang saat ini sedang populer penggunaannya. Tujuan: Membuktikan pengaruh penambahan kinesio taping pada latihan McKenzie terhadap peningkatan endurance otot ekstensor punggung bawah pada penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik. Material dan Metode: Penelitian ini merupakan suatu simple randomized controlled pre and post experimental design. Sebanyak 30 penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik yang memenuhi kriteri inklusi dan eksklusi dirandomisasi dan dibagi ke dalam 2 kelompok. Endurance otot ekstensor punggung bawah dinilai dengan tes Biering Sorensen sebelum dan sesudah intervensi. Intervensi: Kelompok perlakuan mendapatkan kinesio taping (diberikan 7 kali selama 4 minggu, tiap kali pemberian selama 3 hari) dan latihan McKenzie (diberikan 3 kali/minggu selama 4 minggu). Kelompok kontrol hanya mendapatkan latihan McKenzie. Hasil: Terdapat peningkatan yang signifikan pada endurance otot ekstensor punggung bawah pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol (p=0,000). Kesimpulan: Penambahan kinesio taping pada latihan McKenzie selama 4 minggu dapat meningkatkan endurance otot ekstensor punggung bawah pada penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik. Kata Kunci: nyeri punggung bawah mekanik kronik, latihan McKenzie, kinesio taping, endurance otot ekstensor punggung bawah, tes Biering Sorensen
Tujuan: Membuktikan bahwa penambahan Kinesio Taping pada latihan McKenzie dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap penurunan intensitas nyeri dan peningkatan fleksibilitas lumbal. Material dan Metode: Penelitian randomized controlled trial pre and post test design dilakukan pada Agustus–September 2017 terhadap 30 orang subyek (pria dan wanita) penderita nyeri punggung bawah mekanik kronik berusia 25-40 tahun di Gedung Rehabilitasi Medik RSUP Dr.Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Intensitas nyeri diukur dengan Visual Analog Scale (VAS). Fleksibilitas lumbal dengan Modified Schober Test (MST). Dinilai sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan: Subjek dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, kelompok I mendapat latihan McKenzie dan penambahan Kinesio Taping sedangkan kelompok II mendapat latihan McKenzie saja. Masing-masing kelompok terdiri atas 15 subyek. Subjek melakukan latihan McKenzie 3 kali seminggu dan Kinesio Taping diberikan 7x selama 4 minggu. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna antara perubahan rerata VAS pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p=0,021). Terdapat perbedaan bermakna antara perubahan rerata MST pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p=0,000). Simpulan: Terdapat pengaruh penambahan Kinesio Taping terhadap penurunan intensitas nyeri dan peningkatan fleksibilitas lumbal pada penderita NPB mekanik kronik Kata kunci: Nyeri punggung bawah mekanik; latihan McKenzie, Kinesio Taping, intensitas nyeri; VAS, fleksibilitas lumbal; MST.
Tujuan: Membuktikan pengaruh Tari Modifikasi Dolanan Bocah terhadap fleksibilitas pada anak obesitas usia 7-10 tahun. Rancangan: Penelitian randomized controlled pre and post experimental. Subjek: Tiga puluh anak obesitas usia 7-10 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Tempat: SDN Bendungan Semarang. Waktu: Februari-Maret 2017. Perlakuan: Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan diberikan intervensi Tari Modifikasi Dolanan Bocah 3 kali seminggu selama 6 minggu, sedangkan kelompok kontrol melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Hasil Pengukuran Utama: Keseimbangan yang diukur dengan Modified Back and Saver Sit and Reach Test (MBSR). Dinilai sebelum perlakuan, minggu ke-3 dan minggu ke-6. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna pada perubahan rerata skor MBSR antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Simpulan: Tari Modifikasi Dolanan Bocah meningkatkan fleksibilitas pada anak obesitas. Kata kunci: Tari Modifikasi Dolanan Bocah , fleksibilitas, anak obesitas.
Pendahuluan Peningkatan indeks masa tubuh pada remaja berpengaruh terhadap kemampuan kognitif, terutama fungsi eksekutif yang lebih buruk. Latihan exergame merupakan salah satu alternatif pilihan untuk meningkatkan fungsi eksekutif. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh exergame terhadap fungsi eksekutif remaja overweight. Material dan Metode Penelitian klinis eksperimental dengan randomized controlled trial (pretest posttest controlled group design). Penelitian dilakukan di SMP Negeri 10 Semarang pada bulan Februari – Maret 2016 dengan subyek 30 remaja overweight yang berusia 12-14 tahun. Subyek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan intervensi latihan exergame 3 kali seminggu selama 6 minggu, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan intervensi. Fungsi eksekutif dinilai dengan design fluency test, dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil Penelitian Terdapat peningkatan signifikan skor design fluency dari rerata 22,3±4,37 menjadi 27,7±3,06 pada kelompok perlakuan (p=0,000), dan 22,3±4,82 menjadi 23,9±3,33 pada kelompok kontrol (p=0,010). Rerata perubahan skor design fluency lebih besar pada kelompok perlakuan (5,5±1,85) dibandingkan kelompok kontrol (1,6±2,10) (p=0,000). Kesimpulan Latihan exergame dapat meningkatkan fungsi eksekutif yang diukur dengan design fluency pada remaja overweight. Kata kunci : Exergame, fungsi eksekutif, design fluency, remaja overweight.
Pendahuluan. Meningioma diperkenalkan oleh Harvey Cushing (1922). Berasal dari sel-sel selaput arachnoid pada meninges, menyumbang sekitar 30% dari semua tumor primer di otak. WHO 2016 membagi menjadi 3 grade : Grade I (jinak), Grade II (atipik) dan Grade III (anaplastik), sistem derajat histopatologi tersebut belum mampu memprediksi prognosis dan rekurensi meningioma. Sehingga dibutuhkan suatu penanda protein dan hormonal yang bertanggung jawab pada proses tumorigenesis. Diantaranya dengan menggunakan protein 53 (p53) dan resptor progesterone (PR). Tujuan. Untuk mengetahui perbedaan antara ekspresi p53 dan PR pada meningioma grade I, II, III di Rumah Sakit dr. Kariadi periode antara tahun 2011 sampai 2014. Material dan Metode. Sample diambil dengan metode consecutive sampling, Sebanyak 30 sampel meningioma yang telah diklasifikasikan kemudian diberi pewarnaan khusus imunohistokimia p53 dan PR, ekspresinya dinilai dengan menggunakan allred score. Hasil Penelitian. Dari 30 sampel didapatkan 14 grade I, 10 grade II dan 6 grade III. Jumlah wanita 23(76,67%) dan laki-laki 7(23,33%), kejadian meningioma terbanyak pada usia 36-45 tahun yaitu sebanyak 19 orang (63,33%), dan paling sedikit usia 5-11 tahun tahun, yaitu sebanyak 1 orang (3,33%). Dari hasil uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p hasil pemeriksaan ekspresi p53 pada tiap derajat meningioma adalah 0,163 sedangkan nilai p hasil pemeriksaan ekspresi PR pada tiap derajat meningioma adalah 0,045. Karena p > 0,05. Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna hasil pemeriksaan ekspresi p53 antara ketiga derajat meningioma dan terdapat perbedaan ekspresi PR antar ketiga derajat meningioma. Kata kunci: Meningioma, p53, PR