Latar Belakang : Kepatuhan pengobatan Antiretroviral masih menjadi masalah kesehatan di kota Palu. Terjadi peningkatan kasus HIV yang signifikan dan semakin banyak penderita memasuki stadium AIDS, disebabkan menurunnya tingkat kepatuhan dalam pengobatan antiretroviral. Kepatuhan antiretroviral merupakan salah satu faktor memperpanjang umur harapan hidup penderita HIV/AIDS secara bermakna. antiretroviral bekerja melawan infeksi dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh. Tujuan : Membuktikan beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan antiretroviral pada penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. Metode : Pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mix method) dengan menggunakan jenis penelitian kasus-kontrol. Variabel dependen yaitu kepatuhan pengobatan ARV, dan variabel dependen yaitu pengetahuan kurang, memiliki riwayat efek samping, akses ke pelayanan kesehatan yang jauh, sikap pelayanan petugas kesehatan yang kurang, jumlah obat ARV yang dikonsumsi, ketepatan waktu mengkonsumsi ARV, pengobatan tradisional dan mengalami depresi. Sampel dalam penelitian ini 35 kasus dan 35 kontrol dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam, dan catatan rekam medis. Hasil : Variabel yang terbukti berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan antiretroviral pada penderita HIV/AIDS adalah mempunyai riwayat efek samping dengan nilai p-value 0,016 Odds ratio : 4,998 dan 95% CI : 1,344-18,515, Mengalami depresi dengan nilai p-value 0,017 Odds ratio = 5,460 dan 95 CI = 1,358-21,950, pelayanan petugas kesehatan yang kurang dengan nilai p-value 0,040 Odds ratio 4,401 dan nilai CI = 1,069-18,125, dan Akses pelayanan kesehatan yang jauh dengan nilai p-value 0,003 Odds ratio 7,948 dan nilai CI = 2,006-31,491. Simpulan : Faktor yang terbukti berpengaruh terhadap kepatuhan pengobatan antiretroviral yaitu mempunyai riwayat efek samping, mengalami depresi, pelayanan petugas kesehatan yang kurang, dan akses ke pelayanan kesehatan yang jauh. Kata Kunci : HIV/AIDS, Faktor Risiko, Kepatuhan, Antiretroviral.
Latar Belakang: Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer karena sering tidak menimbulkan gejala sehingga pengobatannya seringkali terlambat.Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan bersifat multi faktorial dan seringkali sering terkait di tempat kerja.Pekerjaan diduga berkaitan dengan masalah psikologis yang berkaitan dengan jenis pekerjaan, lingkungan kerja, gaya hidup dan karakteristik individu pekerja dapat menjadi faktor risiko hipertensi. Tujuan: Menjelaskanberbagai faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi pada TKBM Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Metode:Penelitian observasional analitik menggunakan desain case control dengan jumlah sampel 76 sampel terdiri dari 38 kasus dan 38 kontrol yang diambil secara consecutive sampling. Variabel bebas adalah masa kerja, beban kerja, area kerja, shift kerja, upah kerja, kebiasaan minum alkohol, kebiasaan minum kopi, dan perilaku sedentari. Variabel terikat adalah kejadian hipertensi. Analisa data menggunakan uji chi square dengan metode regresilogistik Hasil:Faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi adalah shift kerja (p=0,008; OR adjusted 5,760; 95%CI 1,569-21,148), kebiasaan minum alkohol (p= 0,017; OR adjusted 4,321; 95%CI 1,294-14,423), perilaku sedentari (p=0,040; OR adjusted 3,475; 95%CI 1,060-11,391). Faktor risiko yang tidak berpengaruh terhadap hipertensi adalah masa kerja, beban kerja, area kerja, upah kerja, dan kebiasaan minum kopi. Kesimpulan: shift kerja, kebiasaan minum alkohol dan perilaku sedentari ≥ 5 jam/hari merupakan factor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Probabilitas factor terhadap kejadian hipertensi adalah 96,54%. Kata Kunci:risiko hipertensi, TKBM, KKP pelabuhan,ambon. Kepustakaan: 125 ( 2000- 2019 ).