Latar Belakang : Penggunaan gadget secara terus menerus akan berdampak buruk terhadap kesehatan, anak-anak yang cenderung terus menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan yang rutin dalam aktifitas sehari – hari, dalam hal ini sering kali anak – anak lebih memilih bermain gadget sehingga menyebabkan anak-anak menjadi malas bergerak dan beraktifitas.Berdasarkan data profil kesehatan kabupaten Tegal, memperlihatkan persentase jumlah anak usia dini yang mengalami kegemukan (overweight ) sebesar 2,38%. Atas dasar hal tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Risiko Kegemukan (Overweight) Pada Anak Usia Dini”. Tujuan: Mengetahui Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Risiko Kegemukan (Overweight) Pada Anak Usia Dini. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus kontrol. Jumlah responden sebanyak 70 responden, terdiri 35 kasus dan 35 kontrol. Variabel independen penelitian adalah penggunaan gadget. Variabel dependen adalah risiko kegemukan (overweight). Analisis secara bivariat dan multivariat. Hasil : Durasi penggunaan gadget lama p= 0,018 (OR=3,580; 95%CI =1,249-10,265) dan frekuensi tinggi p= 0,08 (OR=4.354; 95%CI =1,462-12,961)terbukti memiliki hubungan bermakna berpengaruh terhadap risiko kegemukan (overweight) Simpulan : Penggunaan gadget memiliki hubungan bermakna dengan risiko kegemukan (overweight). Kata Kunci : Gadget, Kegemukan, Durasi, Frekuensi, Anak Usia Dini
Latar belakang: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit dengan potensi fatalitas yang cukup tinggi. Angka fatalitas kasus DBD dapat mencapai lebih dari 20%. Kabupaten Temanggung menggunakan acuan target IR dari RPJMD yaitu 20/100.000 penduduk, sehingga praktis selama 3 tahun terakhir IR Kabupaten Temanggung belum mencapai target. Faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit demam berdarah dengue, antara lain: faktor host, faktor lingkungan, kondisi demografi, jenis nyamuk sebagai vektor, dan faktor agen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian DBD di daerah endemis di Kabupaten Temanggung. Metode: Jenis penelitian adalah studi observasional analitik dengan menggunakan desain case-control. Variabel yang diteliti adalah kepadatan rumah, kebiasaan menguras TPA, CI, MI, pola penampungan sampah anorganik, dan keberadaan TPA umum. Pengambilan sampel dengan stratified random sampling kemudian dilakukan total sampling dengan acuan minimal sampel terpenuhi dan kriteria inklusi dan ekslusi dengan perbandingan 1:1, sehingga didapatkan 60 kasus dan 60 kontrol. Uji yang dilakukan yaitu bivariat dengan Chi-square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil: Faktor risiko yang paling dominan berhubungan dengan kejadian DBD di daerah endemis di Kabupaten Temanggung adalah Kebiasaan menguras TPA (OR 6,3; 95% CI 2,613-15,103; p value 0,001) dan CI (OR 4;95% CI 1,740-9,288; p value 0,001). Simpulan: Kebiasaan menguras TPA dan CI merupakan faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian DBD di daerah endemis di Kabupaten Temanggung dengan probabilitas sebesar 86,2%. Kata kunci: DBD, Menguras TPA, CI, Sampah Anorganik, TPA Umum
Latar Belakang : Kanker serviks merupakan jenis kanker kedua terbanyak pada wanita. Angka kejadian kanker serviks mengalami peningkatan setiap tahun, setidaknya ada 15.000 kasus kanker serviks setiap tahun di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor risiko kejadian kanker serviks pada wanita usia >35 tahun. Metode: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan desain kasus kontrol. Populasi studi adalah wanita berusia >35 tahun yang tercatat di poli obgyn rumah sakit umum pusat dr. Kariadi. Sampel penelitian sebanyak 82 orang terdiri dari 41 kasus dan 41 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi tingkat pendidikan, riwayat pekerjaan, usia pertama berhubungan seksual, jumlah pasangan seksual, riwayat melahirkan, riwayat merokok, riwayat paparan asap rokok, riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal, riwayat douching, riwayat keluarga. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat dengan regresi logistik Hasil Penelitian : Variabel yang terbukti merupakan faktor risiko kejadian kanker serviks pada wanita usia >35 tahun di rumah sakit umum pusat dr. Kariadi adalah usia pertama berhubungan seksual 35 tahun dengan probabilitas sebesar 89% Kata kunci : Kanker Serviks >35 Tahun, Paparan Asap Rokok, Kontrasepsi Hormonal, Usia Pertama Berhubungan Seksual, Jumlah Pasangan Seksual, Wanita >35 Tahun
Latar Belakang : Computed Radiography merupakan modalitas pengolahan citra radiografi yang memiliki latitude eksposi yang lebar. Sehingga dalam pemeriksaan radiografi dengan modalitas CR kurang memperhatikan ketepatan faktor eksposi khusunya pada pemakaian tegangan tabung yang dapat mempengaruhi kualitas citra. Kualitas citra sangat menentukan ketepatan diagnosa suatu penyakit. Pemeriksaan daerah abdomen sering dilakukan di instalasi radiologi RS, dengan kondisi pasien yang berbeda khususnya di Body Mass Index pemakaian tegangan tabung cenderung bervariasi sehingga berpengaruh terhadap kualitas radiograf maupun dosis yang diterima pasien Tujuan : Mengetahui hubungan pemakaian tegangan tabung dengan kualitas radiograf serta menentukan tegangan tabung yang tepat pada setiap kelompok Body Mass Index. Metode :Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitiancross sectional. Sampel pada penelitian berjumlah 108 yang terdistribusi pada setiap kelompok Body mass Index (underweight, normal, overweight) masing masing 36 sampel. Setiap kelompok body mass index sampel diambil dari pemakaian tegangan tabung yang sering digunakan di RS 75 kV, 80kV, 85 kV dan 90 kV masing masing sebanyak 9. Penilaian meliputi nilai index exposure, Noise dan informasi anatomi. Analisis data secara statistik dengan uji spearman dan analisis dari uji univariat Hasil : Terdapat hubungan yang signifikan antara pemakaian tegangan tabung dengan Exposure index, noise dan citra anatomi. Kesimpulan : Tegangan tabung optimun dengan pengolahan digital computed radiography carestream pada 25mAs untuk Body Mass index Underweight 75 kV, BMI normal 80 kV dan BMI overweight 85 kV Kata Kunci : Computed radiography, tegangan tabung, Body Mass Index
Latar Belakang: Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 – 2018 mengalami peningkatan cara menggosok gigi yang baik dan benar 0,5%, kemudian ada beberapa masalah kesehatan gigi dan mulut di desa Gejiwan paling tertinggi adalah karies sebesar 48,7% , Keadaan ini menyebabkan perlu ditingkatkan program edukasi pada anak usia dini tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut dengan cara sikat gigi karena hal ini masih jauh dari yg dharapkan. Salah satu Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan penyuluhan dan demonstrasi tentang menggosok gigi serta memelihara kesehatan gigi dan mulut pada anak usia dini, salah satunya dapat dilakukan dengan media permainan dakon. Hal ini dikarenakan karakterisrik anak sebagai pembelajar yang aktif dan imajinasi tinggi maka dapat berkembang dan belajar dengan baik melalui kegiatan bermain. Permainan dakon ini sebagai salah satu alternative media permainan edukatif. Dengan media dakon ini diharapkan memberikan pengetahuan kepada anak mengenai menggosok gigi serta menjaga kesehatan gigi dan mulut. Tujuan : Untuk menganalisis perbedaan pengetahuan, sikap dan ketrampilan masyarakat yang diberikan penyuluhan dengan metode demonstrasi dan permainan dakon. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experiment dengan pendekatan Pretest-Posttest control group design. Samplepenelitian ini mengunakan teknik Purposive sampling teridiri dari kelompok I danKelompok II dimulai degan pengisian kuisioner untuk mengetahui pengetahuan,sikap, dan ketrampilan masyarakat tentang kebersihan gigi dan mulut, denganmengunakan pre test sebelum pendidikan kebersihan gigi dan mulut denganmetode Demonstrasi dan permainan dakonserta post test sesudah penyuluhan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, disertai pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut masyarakat. Analisa data mengunakan uji statistik Hasil: Pengetahuan demonstrasi meningkat 25%, Pengetahuan permainan dakon meningkat 20%, Sikap demonstrasi meningkat 30%, Sikap permainan dakon meningkat 25%, Keyakinan demonstrasi meningkat 20%, Keyakinan permainan dakon meningkat 23%, OHIS pada demonstrasi menurun dari 3,00-1,33, OHI-S pada permainan dakon menurun dari 3,67-2,50 (p-value) paried sample t-test 0,000 (p
Latar belakang: Hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi hipertensi di Provinsi Jambi sebesar 24,6%. Tahun 2016 hipertensi primer di Kabupaten Sarolangun menempati posisi kedua setelah ISPA sebesar 25,3%. Kebiasaan masyarakat Melayu menggunakan daun alpukat (Persea americana Mill) sebagai antihipertensi dari pada obat modern perlu dibuktikan melalui penelitian tentang perbedaan efektifitas antihipertensi obat modern Furosemide, ekstrak daun P. americana Mill dan sediaan nanopartikelnya secara in vivo untuk menurunkan Tekanan Darah Sistol (TDS) dan Tekanan Darah Distol (TDD) dan meningkatkan volume urin. Tujuan: Penelitian ini untuk membuktikan perbedaan efektifitas obat modern Furosemide, ekstrak daun P. americana Mill dan sediaan nanopartikelnya secara in vivo sebagai antihipertensimelalui aktivitas antihipertensi. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan post-test dengan 6 kelompok perlakuan yaitu kontrol normal, kontrol positif furosemide, kontrol negatif induksi NaCl 16%, ekstrak, nanopartikel ekstrak, dan nanopartikel kitosan dengan dosis 100 mg/kg berat badan. Jumlah sampel adalah 24 ekor tikus putih jantan Wistar. Hasil: Uji one-way anova menunjukkansignifikan (p=0,000) antara kelompok TDS, uji pos hoc Tamhane’s menunjukkan nanopartikel ekstrak berukuran 875 nm lebih efektif menurunkan TDS dan TDD dari pada Furosemide, sediaan ekstrak dan nanopartikel kitosan. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan signifikan antara kelompok TDD (p=0,03), dan peningkatan volume urin (p=0,02). Nilai Indeks Aktivitas Diuretik (IAD) menunjukkan nanopartikel ekstrak memiliki aktivitas diuretik tertinggi, sementara nanopartikel kitosan berukuran 73.8 nm lebih spesifik sebagai ACE inhibitor. Simpulan:Ekstrak daun P.americana Mill, sediaan nanopartikelnya dan nanopartikel kitosan lebih efektif menurunkan TDS dan TDD dibandingkan Furosemide, nanopartikel ekstrak merupakan sediaan paling efektif sebagai antihipertensi. Kata Kunci: Hipertensi, ekstrak Persea americana Mill, Nanopartikel, TDS dan TDD, diuretik.
Latar Belakang: Belum diketahuinya fungsi manajemen program Case Based Measles Surveillance (CBMS) dalam pengendalian campak di Puskesmas Kota Kediri. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi manajemen program CBMS dalam pengendalian campak di Puskesmas Kota Kediri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di 8 Puskesmas di Kota Kediri. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dengan wawancara mendalam, data sekunder berasal dari observasi data dan dokumen tahun 2018. Teknik analisis data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil: Perencanaan anggaran di Puskesmas diusulkan dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk perjalanan dinas penyelidikan epidemiologi (PE). Perencanaan anggaran di Dinas Kesehatan untuk pengiriman sampel ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya dari Anggaran Pendapatan Daerah, Dana Alokasi Umum (APBD-DAU). Belum ada pengorganisasian tim pelaksana program CBMS, jika ada kasus suspect campak penanggung jawab program CBMS bekerja sama dengan penanggung jawab wilayah dan unit-unit terkait. Pelaksanaan pengambilan dan pengiriman sampel belum selalu dilakukan menunggu konfirmasi dari Dinas Kesehatan masih ada anggaran atau tidak untuk pengiriman sampel ke BBLK Surabaya, karena kasus suspect campak yang muncul lebih besar dari jumlah yang dianggarkan. Monitoring dan evaluasi belum semua dilakukan melalui grafik tren kasus campak karena kasusnya sedikit, dan karena ada yang belum bisa buat grafik. Kesimpulan: Belum semua kasus suspect campak dilakukan pengambilan dan pengiriman sampel ke BBLK Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium (IgM) karena jumlah kasus suspect campak yang muncul lebih besar dari jumlah yang telah dianggarkan. Kata Kunci : Manajemen, Program CBMS, Puskesmas
Latar Belakang : Anak yang stunting umumnya akan mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif dan motorik, serta pada usia dewasa berisiko terkena penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan obesitas. Pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%). Penelitian ini bertujuan membuktikan faktor risiko kejadian stunting pada balita 24-59 bulan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional melalui pendekatan kasus kontrol. Populasi studi adalah semua balita 24-59 bulan di Kabupaten Demak. Sampel sebanyak 64 orang dari 32 kasus dan 32 kontrol. Variabel yang diteliti meliputi riwayat bayi berat lahir rendah (BBLR), riwayat panjang badan lahir, ASI eksklusif, asupan energi, asupan protein, penyakit infeksi kronis, penyakit kecacingan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, jarak kelahiran, dan pendapatan keluarga. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan Chi Square dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil Penelitian : Variabel yang terbukti merupakan faktor risiko kejadian stunting pada balita 24-59 bulan di wilayah kerja puskesmas Guntur 1 adalah asupan energi rendah (p=0,016 ; aOR= 5,780 ; 95%CI 1,379-24,225), tinggi badan ayah