Lokasi penelitian yaitu daerah Pesanggrahan terletak di Desa Sangubanyu, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang pada koordinat geografis 7°5'00"00 S - 7°7'30"00 S, dan 109°56'00"E-109°58'30"E, dengan luas daerah penelitian sekitar 25 Km² yang secara fisografi regional termasuk zona pegunungan Serayu Utara. Penelitian ini bertujuan menentukan karakteristik geologi dan geokimia serta model konseptual sistem panas bumi daerah tersebut. Penelitian dilakukan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan analisis deskriptif yaitu analisis geologi dan analisis geokimia. Sampel fluida geokimia yang diambil selain manifestasi mata air panas di Pesanggrahan juga diambil sampel air panas di Kawah Sibanteng dan Kawah Sileri untuk mengetahui hubungan keterkaitan dengan sistem panas bumi daerah geothermal Dieng. Hasil penelitian menunjukkan secara geologi dibagi menjadi dua satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi perbukitan berlereng terjal dan satuan geomorfologi perbukitan berlereng landai dengan pola pengaliran paralel dan sub paralel. Stratigrafi satuan batuan pada daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan batuan dengan urutan dari tua ke muda, yaitu: satuan breksi andesit, satuan breksi tuff dan satuan batupasir tuff. Berdasarkan karakteristik geokimia fluida dari manifestasi dan sebarannya dapat diinterpretasikan bahwa pada daerah penelitian yaitu daerah mata air panas Pesanggrahan merupakan zona outflow dengan dicirikan oleh air bikarbonat-klorida, pH relatif netral, konsentrasi klorida (Cl) yang besar, rasio B/Li dan NH4/B yang kecil, rasio Na/K, Na/Ca, Mg/Ca, Cl/SO4, HCO3/SO4, dan Na/Mg yang besar. Sedangkan daerah kawah Sibanteng dan kawah Sileri Dieng termasuk zona upflow yang dicirikan oleh air sulfat untuk kawah Sibanteng, air bikarbonat-sulfida untuk kawah Sileri, pH yang relatif asam, konsentrasi klorida (Cl) yang besar, rasio B/Li dan dan NH4/B yang besar, rasio Na/K, Na/Ca, Mg/Ca, Cl/SO4, HCO3/SO4, dan Na/Mg yang kecil. Lingkungan asal fluida panas bumi Pesanggrahan diduga berasal dari reservoir dan batuan sumber yang sama yaitu dari proses vulkanik magmatik batuan ultramafik yang dinterpretasi dari rasio geokimia B/Cl dan diagram segitiga Cl – Li – B. Berdasarkan analisis sampel isotop stabil yang terdapat dalam air panas bumi, sumber fluida panas bumi mata air panas Pesanggrahan, kawah Sibanteng dan Sileri diduga berasal dari air meteorik yang berinteraksi dengan fluida hidrothermal. Estimasi temperatur berdasarkan geotermometer Na-K-Mg, mata air panas Pesanggrahan menghasilkan temperatur reservoir dengan kisaran sekitar 50-100°C, kawah Sileri sekitar 160-180°C, dan kawah Sibanteng sekitar 140150°C. Model konseptual sistem panas bumi daerah Pesanggrahan termasuk dalam sistem panas bumi yang berasosiasi dengan sistem vulkanik dan sistem panas bumi dominasi air berelief tinggi. Kata Kunci: sistem panas bumi Pesanggrahan, manifestasi air panas, geokimia fluida, isotop, geotermometer
Penelitian ini membahas tentang analisis kebutuhan energi pada proses produksi bahan bakar dari limbah polyethylene dan biaya proses produksinya. Analisis kebutuhan energi diambil dari data konsumsi listrik dan konsumsi gas selama proses pirolisis dan biaya proses produksi diambil dari data biaya yang dikeluarkan selama proses penelitian dan pirolisis berlangsung. Produk yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan metode GC-MS dan perhitungan biaya proses produksi diolah dengan menggunakan software excel. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan metode analisis GC-MS dan analisis kuantitatif dengan menggunakan software excel yang selanjutnya divalidasi dengan menggunakan benchmark. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kebutuhan energi total dalam satuan Btu selama proses pirolisis pada kelompok pengolahan limbah plastik polyethylene tanpa katalis sebesar 5.350,492 Btu/Kg dan pada kelompok menggunakan katalis Al2O3 + Pasir Silika sebesar 3.915,282 Btu/Kg. Biaya proses produksi (cost of production process) produksi bahan bakar dari limbah plastik polyethylene selama proses pirolisis tanpa katalis sebesar Rp 9.707,00 per liter dan pada kelompok menggunakan katalis Al2O3 + Pasir Silika sebesar Rp 9.647,00 per liter. Kelompok pengolahan limbah plastik polyethylene tanpa katalis rata-rata menghasilkan 3,276 Liter per 3 Kg atau 1,092 Liter/Kg sedangkan kelompok menggunakan katalis Al2O3 + Pasir Silika rata-rata menghasilkan 3,506 Liter per 3 Kg atau 1,168 Liter/Kg. Jenis produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa produk fraksi bensin (C5-C12), fraksi diesel (C13-C20), fraksi minyak berat (>C20), fraksi gas (C1-C4), dan residu. Kata kunci: Kebutuhan energi; Biaya proses produksi; Bahan bakar, Polyethylene, GC-MS.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan model tiga dimensi sebaran nilai kecepatan gelombang P (VP) dan kecepatan gelombang S (VS) serta rasio VP/VS berdasarkan metode Horizontal to Vertical Spectrum Ratio (HVSR) dan kaitannya dengan kemunculan mata air panas di Desa Sangubanyu. Manifestasi panas bumi Sangubanyu terletak di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dan Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Metode HVSR digunakan dalam pengolahan data mikrotremor yang menghasilkan nilai frekuensi dominan dan faktor amplifikasi kemudian dilakukan inversi pada kurva H/V melalui software Dinver untuk mendapatkan nilai kecepatan gelombang P dan kecepatan gelombang S. Hasil pengolahan data mikrotremor dengan menggunakan metode HVSR diperoleh sebaran nilai frekuensi dominan di area penelitian antara 0,62 - 0,73 Hz dan nilai faktor amplifikasi 1,09 - 1,39, hasil inversi pada kurva H/V diperoleh sebaran nilai VP antara 131,76 m/s hingga 2.181,19 m/s, nilai VS antara 76,61 hingga 1.129,42 m/s, dan rasio VP/VS 1,64 – 3,35. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi kecepatan gelombang, kondisi bawah permukaan area manifestasi Sangubanyu tersusun oleh soil atau lapisan tanah penutup dengan nilai VP antara 0 – 350 m/s, ketebalan lapisan 3 – 30 m, weathered layered dengan nilai VP antara 350 – 500 m/s, ketebalan lapisan antara 5 – 80 m, sand and gravel (saturated) dengan nilai VP antara 500 – 1.000 m/s, ketebalan lapisan berkisar 20 – 100 m, dan lapisan paling bawah yaitu sand (saturated) dengn nilai VP antara 1.000 – 2.200 m/s dengan ketebalan antara 75 – 150 m, terdapat sesar normal dengan arah relatif baratlaut – tenggara, blok selatan relatif turun dari blok utara, sesar yang berkembang memicu munculnya mata air panas di area penelitian. Energi panas bumi yang tersedia dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai tempat pemandian air panas dan pengeringan produk pertanian. Kata kunci: Manifestasi panas bumi, mikrotremor, HVSR, VP/VS, sangubanyu