dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Masing-masing ekstrak diuji
efektivitas repelen terhadap nyamuk Aedes aegypti betina dengan tiga variasi
kadar yaitu 1%, 5% dan 10% untuk tiap ekstrak. Pengujian ini mengggunakan
sukarelawan manusia. Ekstrak aktif diidentifikasi menggunakan GC-MS, begitu
juga ekstrak etanol maupun fraksi kloroform.
Hasil uji daya proteksi tertinggi terhadap nyamuk Aedes aegypti yaitu pada
ekstrak etanol batang serai bumbu (Andropogon citratus D.C) sebesar 85,0 %
pada kadar 5% di jam ke-3. Berdasarkan data GC-MS terdapat kesamaan
Eceng gondok dianggap sebagai hama karena laju pertumbuhannya yang