Laba sebagai faktor kunci dalam kemajuan suatu perusahaan nyatanya tidak mudah ditentukan dengan pasti penyebabnya. Banyak pihak menduga bahwa laba perusahaan dipengaruhi oleh rasio keuangan. Namun dugaan ini harus ditelusuri kembali mengingat banyaknya jenis rasio keuangan yang ada. Tugas akhir ini mengkaji bagaimana hubungan rasio keuangan terhadap persentase laba perusahaan manufaktur di BEI. Hubungan tersebut dicari dengan menggunakan metode dekomposisi Lower-Upper (LU) Gauss dan metode Backward. Hasil perhitungan dengan kedua metode menghasilkan model regresi linear berganda yang dianggap dapat menjelaskan hubungan rasio keuangan terhadap persentase laba di perusahaan manufaktur. Perkiraan Laba dari Model regresi yang diperoleh dengan metode dekomposisi LU Gauss dan metode Backward secara bersamaan dibandingkan laba perusahaan manufaktur yang sesunguhnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perkiraan laba berdasarkan model regresi yang diperoleh dengan metode dekomposisi LU Gauss dan Backward hampir mendekati dengan besarnya laba perusahaan manufaktur sesungguhnya. Dengan demikian model regresi dari kedua metode dapat dijadikan rujukan dalam memperkirakan laba ditahun-tahun mendatang.
Kata kunci : Perusahaan Manufaktur, Rasio Keuangan, Persentase Laba,
Dekomposisi LU Gauss, Metode Backward,
Perkembangan industri pengolahan pati menyebabkan peningkatan hasil
sampingan berupa limbah sagu. Limbah sagu merupakan biomassa lignoselulosa
yang mengandung 44,13% selulosa, 21,09% hemiselulosa dan 23,30% lignin.
Potensi biomassa lignoselulosa limbah sagu dapat dimanfaatkan sebagai penghasil
gula fermentasi. Pretreatment limbah sagu perlu dilakukan untuk menghancurkan