Sampai saat ini angka kematian kasus-kasus Gawat Darurat sehari-hari di Indonesia masih terlalu tinggi dibanding dengan di negaranegara maju. Ini karena Sistem Penanggulangan Gawat Darurat (SPGD - Emergency Medical Service System) belum berjalan dengan baik pada Fase Pra RS maupun Fase UGD/RS. Kalau pasien mendapat musibah dan masih dapat bertahan lebih dari 10 menit, seharusnya tidak meninggal jika SPGD nya berjalan dengan baik. Sebetulnya Indonesia tidak buruk dalam Sarana maupun Sumber Daya Manusia, dibanding dengan negara-negara maju. Masalahnya hanya belum terkoordinasi dan terlatih dengan baik. Demikian juga dalam Penanggulangan Bencana, kita belum melaksanakannya dengan tuntas, dari Gawat Darurat sehari-hari sampai dengan penanggulangannya. Daerah tertinggal seperti perbatasan, daerah dan pulau-pulau terpencil, pedalaman bahkan daerah yang majupun belum merupakan Safe Community dimana apapun yang terjadi anda aman.
Untuk dapat menanggulangi pasien yang dalam keadaan kritis dengan baik, kita tidak boleh hanya memikirkan masalah teknik operasinya saja. Selain masalah operasinya kita juga harus memikirkan dan menguasai masalah yang ada atau yang dapat timbul pada fase Pra Rumah Sakit (RS), Pra bedah, Intra bedah dan Pasca bedahnya, yaitu masalah Peri Opertive Critical Care. Untuk itu kita harus memahami apa yang sedang terjadi, akan terjadi, pengaruh obat dan jenis tindakan kita pada tubuh pasien bahkan harus dapat mengetahui apa yang terjadi pada tubuh (Mechanism of Injury), Injury Sustained (organ dan sel tubuh pasien), Simptomnya dan baru Terapinya (M.I.S.T). Total Care mencoba mengarahkan pola pikir seseorang pada waktu menanggulangi pasien sehingga tidak ada masalah Peri Operatif yang terlupakan dan kita dapat memprediksi masalah apa yang akan timbul. Dan semua tindakan, pemeriksaan laboratorium dan imajing harus dapat dipertanggungjawabkan.
Penetapan diagnosis penyakit tidak boleh hanya bergantung pada pemeriksaan penunjang mutakhir, tetapi juga harus didasari pada kemampuan dokter dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Buku Anamnesis dengan Pendekatan Diagnosis ini disusun untuk melengkapi Buku Saku Pemeriksaan Fisik dengan Pendekatan Diagnosis yang diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran atau dokter dalam mengasah keterampilan anamnesis terhadap pasien secara komprehensif. Keunggulan buku Anamnesis dengan Pendekatan Diagnosis, yaitu konten buku mencakup: Poin-poin penting yang perlu ditanyakan dokter saat melakukan anamnesis berdasarkan keluhan pasien, Penjelasan definisi dan patogenesis dari berbagai keluhan pasien yang menjadi manifestasi berbagai penyakit, Tabel-tabel yang berisi diagnosis banding berdasarkan keluhan pasien. Panduan anamnesis disusun berdasarkan berbagai keluhan yang sering disampaikan pasien saat praktik sehari-hari. Oleh sebab itu, buku ini sangat esensial bagi mahasiswa kedokteran dan dokter saat menjalani pendidikan ataupun saat melakukan praktik kedokteran.
Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi Kedokteran termasuk di dalamnya bidang Obstetri dan Ginekologi serta tuntutan masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan berkualitas maka Ilmu Phantom Obstetri juga mengalami perubahan. Banyak tindakan-tindakan yang dahulu dilakukan, di dalam era modern saat ini sudah jarang bahkan tidak pernah lagi dilakukan sebagai contoh adalah tindakan Embriotomi. Persalinan sungsang pervaginam juga sudah mulai jarang dilakukan, karena pada kenyataannya sebagian besar letak sungsang dilakukan Seksio Sesarea. Namun demikian mempelajari Ilmu Phantom sangatlah penting karena sebagai dasar untuk melakukan pengelolaan persalinan dengan baik dan benar agar dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal.
Abdomen Akut adalah keadaan Abdomen di mana harus dilakukan tindakan segera. Kesalahan Diagnosa dan keterlambatan Tindakan dapat berakibat fatal. Cara Berpikir sistimatik, rasional, strategis dan sarana Diagnostik harus dapat menghilangkan istilah “Observasi”. Karena dengan Observasi kita menunggu tanda - tanda Abdomen Akut menjadi positif dan ini menyebabkan kita melakukan tindakan dalam keadaan pasien yang lebih buruk. Nyeri di Abdomen merupakan suatu keadaan yang paling umum yang memerlukan Diagnosis dan Terapi segera. Pada kasus non-trauma maupun trauma, dahulu kita tidak boleh memberikan obat (analgesik)/narkotik untuk menghilangkan penderitaan pasien. Aesculapius (Greco-Roman GOD of Medicine) menghilangkan penderitaan pasien dengan memberikan narkotik. Diktum bahwa tindakan ini akan menghilangkan tanda-tanda klinis sehingga sukar menegakkan diagnosa adalah tidak benar. Apalagi di dunia kedokteran modern seperti sekarang dengan banyak personel dan sarana diagnostik yang banyak, kita akan mampu menegakkan diagnosis. Isi dalam buku ini tentang : 1. Trauma abdomen, 2. Perdarahan saluran cerna, 3. Obstruksi usus, 4. Infeksi-perforasi usus-viskus cholesititis, 5. Thrombus, 6. Icterus obsrutif, 7. Akut abdomen di daerah tropic peritonitis tuberkulosa, 8. Akut abdomen non surgical.
Buku-buku mengenai kegawatdarutan di tulis oleh penulis-penulis di negara-negara maju, di mana infrastruktur penanggulangan gawat darurat pra rumah sakit maupun di Unit Gawat Darurat sudah tersusun rapih. Sedangkan, di Indonesia system penangulangan Gawat Darurat belum tersusun rapih. Sarana dan prasarana tidak sama di kota besar sampai ke pedalaman. Sedangkan pemerintah/Kementerian Kesehatan sudah banyak membangun sarana dan prasarana, yang mungkin belum terorganisasi secara optimum dan petugas medis belum terlatih dengan baik sesuai standar dunia. Masyarakat pun belum mengerti mengenai penyakit/masalah yang di derita. Penanggulangan gawat darurat pra-rumah sakit sudah mulai berkembang, tetapi masih dapat dimaksimalkan. Keterlambatan tibanya pasien gawat darurat tiba di unit gawat darurat menyebabkan perubahan-perubahan yang berbeda dengan apa yang terjadi di negara maju. Karena itu, kita harus mampu mengevaluasi dan menganalisa apa yang terjadi pada tubuh maupun pada sel pasien-pasien gawat darurat sehingga kita mampu menanggulangi dengan tepat. Daftar isi dalam buku “ how to keep the patient alive?” meliputi : 1. Apakah pasien dapat meninggal?; 2. Time to Treatment (TTT); 3. Dalam kursus definitive surgery for trauma care (DSTC) – Damage control surgey (DCS); 4. Apa yang terjadi pada tubuh manusia dan apa yang terjadi pasa sel?; 5. Apa yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan sel.
Masyarakat umum jika melihat kegagalan tindakan medis selalu dengan mudah menuduh sebagai malapraktik kedokteran. Apakah dokter yang melakukan goresan pada organ tubuh bisa dikatakan malapraktik karena memenuhi delik penganiayaan yang menimbulkan luka? Tentunya tidak semudah tuduhan itu. Ada indikator yang menyertai tindakan malapraktik kedokteran bisa terjadi, (1) standar profesi, (2) standar pelayanan, dan (3) standar prosedur operasional. Dalam hubungan antara dokter dan pasien, walaupun pasien dari pihak yang kurang memahami tentang masalah kesehatan, tetapi hendaknya pihak dokter dan rumah sakit dapat memenuhi kewajibannya untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi, dan standar operasional prosedur kepada pasien, baik diminta maupun tidak diminta. Buku ini akan mengajak kita untuk memahami cara memvisualisasikan konsep matematika yang jelas dan tepat menggunakan software Geogebra. Software yang mudah untuk dapat digunakan, khususnya bagi guru-guru Matematika. Dengan begitu, tugas-tugas guru pun akan menjadi mudah.
Gaya hidup kaum urban yang cenderung jauh dari gaya hidup sehat menjadi salah satu pintu masuk bagi berbagai macam penyakit, salah satunya adalah kanker dengan berbagai macam derivatifnya. Makanan cepat saji, makanan kalengan, makanan dengan pengawet, serta berbagai macam zat lain begtu mudah kita dapatkan dan, entah sadar entah tidak, kita konsumsi secara rutin. Kandungan bahan kimia berbahaya yang dapat meningkatkan zat bersifat menyebabkan penyakit kanker (karsinogenik) tersebut terdapat juga pada berbagai macam benda, seperti plastik, stirofoam, minyak goreng bekas pakai, dan masih banyak lagi. Bahan-bahan tersebut memang dapat meningkatkan risiko terkena kanker, tetapi sel kanker tidak hanya disebabkan dari abhan-bahan tersebut. Bahkan, banyak kasus kanker muncul tanpa diketahui faktor penyebabnya. Langkah-langkah antisipatif mutlak diambil agar faktor-faktor penyebab kanker dapat dihindari. Buku yang ditulis oleh seorang Guru Besar Kedokteran Universitas Dionegoro Semarang ini merupakan referensi dalam mengenali berbagai tanda dan gejala penyakit. Diharapkan dapat menjadi pegangan bagi praktisi serta mahasiswa dalam bidang kedokteran dan kesehatan, serta masyarakat umum.
Buku Ajar Manajemen Komplikasi Pasien Hemodialisa ini disusun berdasarkan Kurikulum Keperawatan Nasional Indonesia, yang berisikan materi-materi pokok dalam memberikan Asuhan Keperawatan pasien dengan gangguan system perkemihan khususnya pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Buku ini ditulis sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam memberikan Asuhan Keperawatan pasien dengan menerapkan manajemen yang dapat digunakan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi selama pasien menjalani terapi hemodialisa. Buku ini dirancang agar dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajari dan memahami isi buku. Terdapat lima (5) bab dalam buku ini terdiri atas pengetahuan penyakit ginjal kronis dan manajemen yang dilakukan dalam perawatan pasien hemodialisa. Setiap bab dilengkapi dengan soal-soal uji kompetensi diharapkan dari peserta didik, dapat meningkat minat serta kemudahan dalam pemahaman.
Mendung Tak Selamanya Hujan. Pepatah tersebut tepat kiranya jika kita sandingkan dengan berbagai macam penyakit dewasa ini. Banyaknya simtom (gejala penyakit) yang muncul tidak melulu mengindikasikan penyakit yang diderita. Diagnosis lebih lanjut pun diperlukan agar tindakan yang diambil tidak menimbulkan masalah baru, malapraktik, misalnya. Dengan demikian, diagnosis yang tepat merupakan asas vonis yang harus dipegang. Diagnosis yang tidak tepat, sebagai misal untuk penyakit-penyakit langka, tidak hanya berdampak buruk bagi penderita, tetapi juga ilmu kedokteran secara umum karena hal tersebut akan mengurangi kemampuan dan kompetensi tenaga-tenaga medis untuk menangani penyakit tersebut. Buku yang ditulis oleh seorang Guru Besar Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ini merupakan hasil ikhtiar dalam mengenali berbagai tanda dan gejala penyakit. Diharapkan dapat menjadi pegangan bagi praktisi serta mahasiswa dalam bidang kedokteran dan kesehatan, serta masyarakat umum.