Majalah ini diawali dengan rubrik Laporan Utama yang membahas lebih jauh mengenai green industry, dilanjutkan dengan rubrik liputan khusus yang mengangkat isu mengenai green industry pada pabrik petrokimia Indonesia, selanjutnya rubrik info sehat yang berisi dampak green industry pada climate change dan kesehatan masyarakat. Sajian rubrik lainnya yang tidak kalah menarik yaitu mengenai perdebatan mengenai penggunaan biodegradable plastic yang tersaji dalam rubrik HMTK, sajian green industry yang bisa diterapkan pada pabrik semen Indonesia yang tertuang dalam rubrik Psikotika, bahkan temuan solusi inovatif seperti pemanfaatan kromium dari limbah pengawet buah sebagai adsorben dalam industri penyamakan kulit, dan environmental strategic management juga dibahas pada rubrik ilmiah populer dan instrumen. Selain itu Kinetika juga akan mengajak anda untuk menjelajahi green industry di Negeri Jiran pada rubrik Jelajah, menapaki pendapat mahasiswa di Indonesia dan luar negeri mengenai green industry pada rubrik Opini, juga ulasan mengenai PT Sinar Sosro Pabrik Ungaran, teknologi baterai berkapasitas besar untuk industri 4.0 dampak teknologi digital pada rubrik profil industri, Trend dan Info Tekno, serta rubrik-rubrik lainnya yang akan membuka waasan anda seperti rubrik profil dosen, alumni dan wirahusaha.
Majalah Edisi 51 diawali dengan sajian rubrik laporan utama yang membawa kita lebih dekat dengan waste treatment, lalu dilanjutkan rubrik Opini mahasiswa teknik kimia dari berbagai universitas., kemudian pembahasan lebih mendalam mengenai pengolahan limbah disajikan dalam rubrik liputan khusus. terdapat juga sajian jelajah membahas waste treatment di negeri Jiran. Lalu, ada sajian apik dari alumni yang bekerja di bidang waste treatment. Cara-cara mengatasi limbah dikupas dalam rubrik Intermezzo, Instrument, Info Tekno dan Wirausaha. Tak lupa dibahas penanggulangan limbah pada berbagai tempat dalam rubrik Psikotika, Ilmiah Populer, Trend dan Info Sehat. Sebagai angin segar, Kinetika menyajikan komik dan cerpen yang relevan dengan tema majalah Kinetika edisi 51 yaitu Waste Treatment.
Tidak ada yang mengherankan ketika Presiden Joko Widodo menunjuk Bambang Susantono menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara. lata belakang di bidang Perencanaan Kota dan Wilayah serta Rekayasa Transportasi sejalang dengan tanggung jawab untuk memimpin pembangunan ibu kota baru. Apalagi gelar doktor di bidang Perencanaan Infrastruktur sesuai dengan keinginan kita untuk membangun infrastruktur yang membuat Nusantar menjadi Forest City yang pertama di dunia. buku ini menarik untuk dibaca karena menggambarkan secara utuh perjalanan Bambang Susantono yang mengawali karier di Departemen Pekerjaan Umum selepas tama Institut Teknologi Bandung (1987), sempat menjabat Wakil Menteri Perhubingan (2009-2014) dan orang Indonesia pertama yang menjadi Vice President Asian Development Bank (2015-2022). Anak tunggal seorang dokter militer berpangkat Jenderal ini pernah meraih predikat pelajar teladan dan menerima langsung hadiahnya dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
Urbanization and climate change represent fundamental transformation. Climate change means that climate conditions, including natural hazards, are increasingly uncertain in many parts of developing world, means that more people are living in these vulnerable cities, facing new hazards and risks. Against this backdrop, building the resilience of urban areas is gaining currency as a way of dealing with future uncertainties and risks of climate change
leading one of the UCLG Committees means working in a network that brings cities together so that we can connect local experiences and situations with national and international political dialogue, in an in creasingly urban world. The twenty-first century is facing the challenge of the rapid growth of the population in urban areas. Today, half of world's population live in cities. It is estimated that this growth will be concentrated in urban areas in developing countries. In this context, there is an increase in the responsibilities of local governments, which play a fundamental part in promoting the welfare of citizens. The Strategic Planning Committee has the mission of implementing urban planning activities in cities, to assist in realising the development goals of the Millennium and the Habitat Ill Conference, planned for 2016. The Conference is targeted at strategic and transversal themes in urban politics, culminating with the launch of the "New Urban Agenda" UCLG document.
This Report presents the experience and findings that have come out of applying the United National Strategy for DIsaster Reduction (UNISDR) Local Government Self-Assessment Tool (LGSAT) in four cities in Vietnam and Thailand. This tool was applied under the framework of the Mekong Building Climate Resilience Asian Cities (M-BRACE) program supported by United State Agency for International Development (USAID) and the Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCRN) supported by Rockefeller Foundation. In each of these cities-Hue and Lao Cai (Vietnam, M-BRACE) and Udon Thani (Thailand, M-BRACE) and Hat Yai (Thailand, ACCRN)-the Institture for Social and Environmental Transition-International (ISET-International), the Thailand Environment Institute(TEI) and the Vietnam National Institute for Science and Technology Policy and Strategy Studies (NISTPASS) have been working for several years under programs to build city stakeholder capacity to build climate resilience by engaging directly with city stakeholders. The LGSAT was applied in collaboration with the UNISDR Asia Office in Bangkok
C. S. Lewis rightly instructed, "The task of the modern educator is not to cut down jungles, but to irrigate deserts." This book aims to achieve this task by pushing the frontiers of scholarship for securing a sustainable future through green energy and infrastructure. This encompasses the notion that what we create is in harmony and integration with both the spatial and temporal domains. Through numerous practical examples and illustrations, this book examines a comprehensive review of the latest science on indoor environmental health, energy requirements for buildings, and the "greening" of infrastructure. Also, it provides a discussion on the underlying properties of biomass and its influence on furthering energy conversion technologies. Energy storage is essential for driving the integration of renewable energy, and different storage approaches are discussed in terms of power balancing, grid stability, and reliability. Features; 1. Focuses on the importance of coupling green energy with green infrastructure 2. Provides an unbiased update of the state-of-the-art of sustainability science 3. Discusses utilizing sustainable building materials for simultaneous improvement in energy, economic, and environmental bottom lines for industry 4. Illuminates practical steps that need to be undertaken to achieve a greener infrastructure Green Energy and Infrastructure: Securing a Sustainable Future is appro priate for researchers, students, and decision-makers seeking the latest, practical information on environmental sustainability.
Manajemen bencana merupakan bidang kajian yang mengalami perkembangan sangat cepat dalam dasawarsa terakhir. Salah satu studi tentang kebencanaan, yaitu dengan menggunakan pendekatan positivism. endekatan positivism terkait erat dengan tema tentang sosial budaya dan kemasyarakatan. Hal tersebut terutama dalam kaitannya dengan pola dan respons masyarakat terhadap situasi bencana yang mengancamnya (adaptive capacity) serta kemampuan masyarakat dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian dan memberikan timbal baliknya dalam menghadapi fenomena-fenomena bencana. Buku ini berusaha memaparkan identifikasi kearifan lokal dart proses perilaku dan budaya masyarakat dalam kurun waktu yang panjang. Selain itu, buku ini juga berusaha menemu-kenali modal sosial yang ada di dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan dan upaya pengurangan risiko bencana. Berbagai karakteristik fisik wilayah, kearifan, dan budaya lokal terkait dengan adaptasi mas yarakat dalam pengelolaan lingkungan pesisir dan ancaman bencana di wilayah pesisir diulas secara lebih jelas. Secara lebih teknis, buku ini akan memaparkan dan menyajikan data-data, baik berupa data statistik maupun data secara keruangan, dalam kaitannya untuk membenikan gambaran dan penjelasan dalam konteks dinamika pesisir. Pada beberapa bab dan bagian akan dipaparkan data terkait data-data kependudukan, data sosial, data geografi, data-data ingkungan, dan lain sebagainya dengan menggunakan studi kasus suatu daerah. Studi kasus kawasan pesisir Demak dipihih dalam penjelasan dan pemaparan ini. Data kependudukan, data sosial, data potensi wilayal dalam lingkup wiayah pesisir Demak dipaparkan dengan menggunakan tabel, peraga diagram, peta, dan lain sebagainya. Selanjutnya, buku ini memaparkan contoh-contoh empiris hasil analisis secara terintegrasi dari modal sosial yang ada dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pemanfaatan kapital tersebut untuk pembangunan berkelanjutan. Urgensi dani penulisan buku ini adalah membenikan berbagai informasi dan data kepada pererintah daerah yang terkait dengan kearifan lokal dan modal sosial masyarakat tradisional untuk perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, penulisan buku ini juga penting untuk pengembangan metode dalam riset-riset multidirsiplin yang terintegrasi. Diharapkan pada akhirnya buku ini dapat memberikan tambahan referensi, pemahaman, dan pengetahuan kepada para mahasiswa, baik mahasiswa S-1 S-2,maupun S-3 yang akan melaksanakan penelitiannya
The past five decades of land-use change in Borneo mark an unprecedented, vivid example ofland exploitation to induce economic development. Borneo, the world's third-largest island located in Southeast Asia (Figure I.I), was endowed with one of the oldest rainforests in the world. However, since the 1970s the island has experienced rampant timber extraction on a massive scale; a huge amount of valuable tropical wood was logged and exported, either as raw logs or plywood, resulting in millions of hectares of deforestation and forest degradation. In total, about 20 million ha of old-growth forests were destroyed from 1973 to 2018, largely due to human activities (CIFOR 2020). In the 1980s, the cultivation of oil palm, a lucrative cash crop grown mainly for export, was introduced throughout the island. By 2018, about 22 million tonnes of the world's vegetable oils (12 per cent) came from the island, compared to 5 million tonnes in 2000 (FAOSTAT 2021). The widespread logging and replacement of forests with oil palm and other crops has resulted in serious degradation of peatland (mainly in Central Kalimantan, Sarawak and West Kalimantan) and greatly escalated the risk of fires, especially during periodic long droughts (Santika, Budiharta, et al. 2020). Repeated peat and forest fires have led not only to enormous carbon stock loss but also transboundary haze that has exerted detrimental health impacts over the entire region (Zhang and Savage 2019)