Bibir merupakan salah satu bagian kulit yang membutuhkan perlindungan agar kelembapan bibir tetap terjaga. Pelembab bibir atau lip balm adalah sediaan pengaplikasian pada bibir untuk mencegah bibir kering, pecah-pecah dan kusam. Pemilihan bahan baku utama sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai, dengan demikian pada penelitian ini menggunakan ekstrak buah terong belanda sebagai nutrisi sekaligus pewarna alami pada lip balm. Terong belanda (Solanum betaceum) mengandung antosianin yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dan antioksidan sebagai penangkal radikal bebas, menghidrasi kulit, melembutkan kulit dan mengurangi tingkat kekeringan pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lip balm dari ekstrak buah terong belanda (Solanum betaceum) dengan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental, meliputi pembuatan formulasi sediaan lip balm ekstrak buah terong belanda (Solanum betaceum) dengan konsentrasi 4% dan 6%. Kemudiaan dilakukan evaluasi pemeriksaan mutu sediaan lip balm yakni dengan pemeriksaan mutu fisik dengan uji organoleptic, uji homogenitas, uji stabilitas, uji suhu lebur, uji pH, uji iritasi, dan uji efektifitas sebagai pelembab bibir yang dihitung selama 2 minggu. Produk lip balm ini diharapkan mampu menjadi formulasi terbarukan untuk mengatasi bibir kering, pecah-pecah, kusam, serta dapat dimanfaatkan lebih lanjut lagi. Kata Kunci : Lip Balm, Pewarna Alami, Terong Belanda (Solanum betaceum)
Selulosa asetat adalah sebuah senyawa organik dari selulosa yang tersubstitusi gugus asetil menggantikan gugus hidroksilnya. Senyawa ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku filter masker. Sintesis selulosa asetat dilakukan dengan pereaksian senyawa selulosa dengan anhidrida asetat. Daun nanas memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi yaitu 69,5-71,5%. Penelitian mengkaji pembuatan selulosa asetat dengan pemanfaatan limbah daun nanas sebagai bahan filter masker kain. Penelitian ini memodifikasi metode dari peneliti-peneliti sebelumnya yaitu menggunakan DES ChCl-OA dalam isolasi selulosa daun nanas. DES ChCl-OA berfungsi dalam pelepasan ikatan lignin dan hemiselulosa sehingga meningkatkan efektivitas pengambilan selulosa yang terkandung di dalam serat daun nanas. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah preparasi daun nanas dan DES ChCl-OA, isolasi selulosa, uji kadar selulosa dan lignin, sintesis selulosa asetat, uji karakterisasi selulosa asetat, pembuatan filter, serta uji karakterisasi filter. Hasil penelitian diolah menggunakan metode analisis varian atau ANOVA satu arah untuk mengetahui karakterisasi selulosa asetat pada pengaruh banyak asam asetat anhidrat dan pengaruh waktu asetilasi terhadap yield, kadar asetil, serta DS yang dihasilkan. Kata kunci: daun nanas, DES ChCl-OA, filter, selulosa asetat
Permasalahan gizi yang banyak dialami diseluruh negara terutama di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, yaitu penderita anemia. WHO menyatakan bahwa sebanyak dua miliar penduduk dunia mengalami anemia dan setengahnya disebabkan karena defisiensi zat besi, di Indonesia sendiri penderita anemia yang disebabkan difisiensi besi sebanyak 72,3%. Upaya pencegahan anemia gizi besi dapat dilakukan dengan mengkonsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C dan zat besi. Buah bit dan jambu biji merah kaya vitamin, mineral dan senyawa aktif, dapat dikonsumsi dalam bentuk jus dan berpotensi mencegah dan mengendalikan anemia. Salah satu cara mengkonsumsi kombinasi jus kedua buah tersebut adalah dengan membuatnya menjadi popping boba. Popping boba merupakan topping yang ditambahkan dalam suatu minuman. Popping boba dibuat dengan cara mencampurkan cairan berasa dengan alginat, lalu dicelupkan ke dalam kolam kalsium. Pada umumnya alginat didapatkan dengan cara diekstrak dari rumput laut cokelat. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan Turbinaria sp yang merupakan salah satu jenis dari rumput laut cokelat sebagai penghasil alginat untuk menghasilkan popping boba. Tahapan yang dilakukan untuk menghasilkan popping boba, antara lain esktraksi alginat dari Turbinaria ornate, pembuatan kombinasi jus buah bit dan jambu biji merah, pembuatan sol alginat, pembuatan kolam kalsium, pembuatan popping boba, dan analsisi terhadap karakteristik popping boba yang dihasilkan. Penentuan variabel percobaan pada penelitian ini menggunakan Response Suface Methodology (RSM). Alginat hasil ekstraksi akan dilakukan pengujian berupa kadar air, kadar abu, viskositas, dan rendemen. Sedangkan popping boba yang dihasilkan akan dianalisis karakteristiknya berupa kadar air, tekstur, sinersis, ketebalan, dan uji organoleptik. Kata Kunci: Popping Boba, Buah Bit, Jambu Biji Merah, Turbinaria ornate, Anemia, RSM
Cuka atau vinegar adalah suatu zat yang dibuat dari berbagai bahan yang bergula atau berpati melalui fermentasi alkohol yang diikuti oleh fermentasi asetat yang dapat digunakan sebagai bahan pokok beberapa masakan karena dapat menambahkan rasa dan karakteristik ekstrak pada masakan. Salah satu dari jenis buah tropis yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dari jenis buah tropis yang lain adalah salak. Selain itu, buah elderberry/sambucus/sangitan juga kaya akan kandungan antosianin yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Penelitian ini perlu dilakukan karena kedua bahan tersebut mengandung kadar antioksidan tinggi yang dibutuhkan dalam kandungan cuka. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang paling mempengaruhi dalam pembuatan cuka buah. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu treatment bahan baku, variasi formula, optimasi proses, serta mempelajari pengaruh variasi jumlah ekstrak buah salak dan buah elderberry terhadap kadar asam asetat dan antioksidan pada cuka buah. Analisis pada penelitian ini meliputi analisis densitas, analisis viskositas, analisis kadar persen yield, analisis kadar asam asetat, analisis antioksidan, dan analisis kadar vitamin C. Kata Kunci: Buah Salak, Buah Elderberry, Cuka Buah, Antioksidan
Pada saat ini Perkembangan dan pengelolaan sumber air di Indonesia masih kurang diperhatikan, karena itu banyak daerah yang sulit memiliki air berkualitas berdasarkan parameter kesadahan, nilai pH dan konsentrasi Besi (Fe). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan adsorben karbon aktif nano-crsytal cellulose dari kulit pisang kepok (Musa acuminata) untuk mereduksi kontaminan. Karbon aktif pada penelitian ini merupakan hasil pirolisis pada suhu 400°C yang dimodifikasi dengan metode milling menggunakan alat ball mill sampai ukuran ncc dengan aktivator asam klorida (HCl). Eksperimen adsorpsi dilakukan dengan variasi massa 2 gr, 4 gr, dan 6 gr dan waktu reaksiadsorpsi selama 3 menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit dan 15 menit, dengan kecepatan pengadukan 200 rpm. Penelitian ini dirancang dengan analisis Response Surface Methodology (RSM) untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum. Kata Kunci: Adsorbsi, Adsorben, Ball Milling, Kulit Pisang Kepok, Nano-crystal Cellulose, Response Surface Methodology, Pengelolaan Air Berkualitas