Selama ribuan tahun, pengobatan herbal telah berperan penting dalam pengobatan khususnya di Asia. Komponen dalam tumbuhan merupakan dasar untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang relatif rendah terhadap obat-obatan yang disintesis secara kimia, sehingga perhatian ditujukan pada ekstraksi dan pemisahan berbagai senyawa bioaktif dari tumbuhan. Proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan herbal zaman dulu menggunakan metode tradisional. Namun terdapat beberapa kekurangan terhadap metode tersebut, seperti waktu ekstraksi yang lama dan penguraian bahan aktif yang kurang maksimal. Metanol, etanol, n-heksana, petrolium eter, dietil eter, kloroform, etil asetat, dan gliserol sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi dan mengurangi waktu ekstraksi. Salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia yaitu daun sirih dari suku piperaceae. Jenis sirih yang sering digunakan sebagai obat tradisional selain sirih hijau dan sirih hitam. Sirih merah mempunyai metabolit flavonoid, tanin, alkaloid, dan minyak atsiri dengan aktivitas antioksidan dan antibakteri. Senyawa flavonoid dari daun sirih merah dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kandungan pada produk pangan dan obat-obatan. Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan terkait pengaruh suhu, waktu reaksi, dan rasio pelarut sebagai variabel bebas dengan suhu (130ᵒC, 140ᵒC, dan 150ᵒC), waktu reaksi (10, 15, dan 20 menit), dan rasio pelarut (10, 12, dan 13L). Hal tersebut menggunakan metode Subcritical Water Extraction (SWE). Adapun variabel tetap yang digunakan ialah jumlah sampel serbuk daun sirih merah 300 gram, daya ekstraksi sebesar 180 watt, tekanan 2 bar, dan ukuran bahan sebesar 40 mesh. Hasil penelitian dirancang dengan metode respons permukaan Response Surface Methodology (RSM). Penelitian tersebut ditinjau terhadap perolehan total fenol, rendemen, antioksidan, dan vitamin C. Kata Kunci : Sirih Merah, Fenol, Antioksidan, Subcritical Water Extraction, Response Surface Methodology
Mi instan merupakan makanan cepat dan mudah untuk disajikan. Karena cepat dan mudah untuk disajikan tersebut, mi instan disebut dengan istilah fast food. Mi instan terkenal dengan memiliki kandungan berbahaya yaitu mengandung paparan residu etilen oksida. EtO merupakan gas beracun yang tidak berwarna zat yang bersifat elektrofilik dan mampu mengalkilasi gugus nukleofilik pada makromolekul seperti hemoglobin dan DNA. EO merupakan cara sederhana untuk membunuh bakteri, jamur dan serangga tanpa mempengaruhi makanan, cara ini lebih baik daripada menggunakan panas untuk mensterilkan makanan. Paparan EtO dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker, kerusakan saraf, gangguan sistem reproduksi, dan kerusakan organ. Pada penelitian ini akan dilakukan proses penentuan kandungan senyawa etilen oksida pada mi instan menggunakan APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry). Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa etilen oksida pada mi instan menggunakan APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry). Pengujian etilen oksida pada mi instan meliputi persamaan regresi linier, konsentrasi etilen oksida dengan luas area puncak dan perbandingan SNI mi instan 3551:2018. Kata Kunci : Mi instan, etilen oksida, APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry)
PT Pupuk Kujang merupakan salah satu perusahan yang berada di bawah naungan PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang memproduksi pupuk maupun non pupuk. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 yang berlokasi di Cikampek, Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Kellog Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan). Kapasitas produksi yang dihasilkan PT. Pupuk Kujang sebesar 570.000 MT/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammonia. Proses yang digunakan di Unit Urea 1A PT. Pupuk Kujang dalam pembuatan urea menggunakan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved (TRIC), dimana gas CO2 dan NH3 yang tidak bereaksi menjadi urea direcycle kembali dan dikirim ke Reaktor Sintesa Urea. Proses pembuatan urea terdiri dari empat seksi, yaitu seksi sintesa, seksi purifikasi, seksi recovery dan seksi kristalisasi dan pembutiran. Alat utama terdiri Reactor, High Pressure Decomposer, Low Pressure Decomposer, Gas Separator, Off Gas Absorber, High Pressure Absorber, High Pressure Absorber Cooler, Crystallizer, dan Prilling Tower. Dari hasil perhitungan, diperoleh jumlah bahan baku yang digunakan sebanyak 56.917 kg ammonia dan 32.243,75 kg karbon dioksida, menghasilkan 50.967,918 kg urea dengan efisiensi produk adalah 57 %. Jumlah panas yang masuk adalah 680.895.752,341 kkal dan jumlah panas yang dilepas adalah 57.545.746,580 kkal. Untuk % panas yang hilang (heatloss) didapatkan 8,451 % dan % efisiensi panas adalah 91,549 %. Utilitas Departemen Produksi 1A PT. Pupuk Kujang menyediakan sarana penunjang operasional Pabrik Urea 1A yang meliputi unit penyediaan air, unit penyediaan uap, unit penyediaan listrik, unit penyediaan udara, dan unit pengolahan limbah. Jenis limbah pada PT. Pupuk Kujang adalah limbah gas, limbah padat, dan limbah cair. Untuk meningkatkan tingkat efisiensi dalam pengendalian dan pengawasan mutu di dalam suatu pabrik, PT. Pupuk Kujang memiliki laboratorium analisa untuk menganalisa bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi standart yang ditentukan. Kata Kunci : Pupuk Urea, Kellog dan TEC, TRIC.
Aloe vera merupakan pangan fungsional dengan komponen bioaktif sehingga dapat dijadikan sebagai zat antibakteri karena mampu menghambat dan membunuh mikroorganisme yang berpengaruh terhadap stabilitas produk pangan dan lama waktu simpan pangan. Sedangkan ubi jalar ungu selain sebagai pati juga berperan sebagai penginderaan pH alami dengan kandungan antosianin yang melimpah sehingga dapat memantau kesegeran pangan secara realtime. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan edible film halokrimik menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan. Bahan utama yang digunakan berasal dari sumber tumbuhan berupa aloe vera dan ubi jalar ungu. Proses produksi melibatkan pencampuran, gelatinisasi, pengadukan, dan pengeringan. Rasio proses dilakukan dengan perbandingan gel aloe vera dan ubi jalar ungu (80%:20%, 50%:50%, dan 20%:80%), dan zat tambahan berupa gliserin (1,5% dan 2,5%), dan natrium alginat (0,8% dan 1,2%) dengan proses homogenisasi. Uji yang dilakukan adalah uji kekuatan tarik, uji ketebalan film, uji kelarutan dalam air, uji degradibilitas, uji antibakteri S. aureus, uji sensitivitas pH, uji SEM, dan uji FTIR. Kata Kunci : edible film, smart packaging, aloe vera, ubi jalar ungu, realtime
Tanaman Nangka atau dikenal dengan nama latin Artocarpus heterophyllus Lamk merupakan suatu tanaman daerah tropis yang biasanya hanya dimanfaatkan pada bagian daging buahnya saja. Sedangkan terdapat kandungan pati dan selulosa pada kulit buah nangka yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Salah satunya yaitu untuk pembuatan plastik . Pemanfaatan kulit nangka untuk dijadikan plastik mampu mengurangi limbah organik dan limbah plastik yang tidak dapat terurai yang jumlahnya cukup banyak di Indoneseia. Pada penelitian ini dikajii proses pembuatan plastik dari kulit nangka dengan penggunaan variasi yang berbeda yaitu suhu pemanasan, volume gliserol, serta konsentrasi pati dari kulit nangka. Dilanjutkan analisa atau pengujian yaitu analisa ketebalan plastik, ketahanan panas, ketahanan air, serta kemampuan biodegradasi. Didapatkan keadaan optimasi pada proses pembuatan plastik biodegradable dari limbah kutit buah nangka yaitu dengan variabel ekstrak pati kulit nangka (M) 14 gr, suhu pemanasan (T) 80oC, dan volume gliserol (V) 11 mL. Menghasilkan plastik biodegradable dengan ketebalan 0,59 mm, ketahanan panas 131oC, ketahanan air 72,88%, dan kemampuan biodegradasi 80,26%. Kata Kunci: Kulit Nangka, Bioplastik, Biodegradasi
Laut merupakan tempat dimana aliran air sungai-sungai bermuara. Namun, air sungai mengalir ke laut dengan membawa bahan pencemar dari daratan sehingga menyebabkan pencemaran laut. Salah satu bahan pencemarnya adalah sampah plastik. Sampah plastik akan mengalami degradasi menjadi potongan kecil
Gedung Utama Dan Fasilitas Pendukung Pusat Manufaktur Indonesia (Indonesia Manufacturing Center) adalah proyek dari kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Proyek ini terletak di Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. Dalam pengembangannya, KEMENPERIN menjalin kerjasama dengan KSO PT. Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor utama dan PT. Cipta Mandiri Perencana sebagai konsultan perencana. Sementara PT. Daya Cipta Dianrancana bertindak sebagai manajemen konstruksi untuk membangun Gedung Utama Dan Fasilitas Pendukung Pusat Manufaktur Indonesia (Indonesia Manufacturing Center) dengan jenis kontrak gabungan (unit price dan lumpsum). Lingkup pekerjaan struktur dalam proyek Gedung Utama Dan Fasilitas Pendukung Pusat Manufaktur Indonesia (Indonesia Manufacturing Center) mencakup struktur bawah, struktur atas (kolom, balok, plat lantai, tangga), dan pekerjaan lainnya. Laporan Magang ini merupakan hasil dari aktivitas magang selama 180 hari dan merinci proses pembangunan dari aspek struktural, arsitektural, dan manajemen proyek. Kata Kunci : proyek, manufaktur, struktur atas, arsitektural, manajemen
Magang wajib merupakan program wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa. Sistem program magang wajib yang diterapkan di Sekolah Vokasi jurusan teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur yaitu selama 180 hari atau 6 bulan. Dalam magang kali ini, magang dilaksanakan di dua tempat yang pertama yaitu magang BIM Sekolah Vokasi yang berlokasi di Sekolah Vokasi Undip. Sedangkan magang kedua dilaksanakan di Rumah Sakit Hermina di Pandanaran, Semarang. Pada magang BIM sistem magangnya dilakukan pertim dan bekerjasama dengan dosendosen. Sedangkan pada proyek Rumah Sakit Hermina dibangun oleh PT. Gelora Intan Reksa. Tujuan dari kegiatan magang ini yaitu untuk mengetahui dan memahami terkait metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan baik dalam project magang BIM maupun di lapangan serta untuk mengidentifikasi masalah yang timbul dan mencari solusi untuk menangani masalah tersebut. Dalam menyusun laporan magang ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode observasi, interview, informasi dokumen tertulis internal dan studi literatur. Dalam magang kali ini penulis meninjau pekerjaan RAB, kolom, balok, plat, shear wall serta mengamati permasalahan dampak pembangunan terhadap rumah warga sekitar dan mengamati management proyek. Dengan adanya magang ini, penulis dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan baik di lapangan maupun di non-lapangan. Kata kunci: RAB, kolom, balok, plat, shear wall.