PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian RI yang berdiri sejak tahun 1961. Pada tahun 2012 hingga sekarang PT Petrokimia Gresik menjadi anggota PIHC (Pupuk Indonesia Holding Company). Pabrik ini menempati areal seluas 450 ha. Plant Asam Sulfat merupakan salah satu plant di PT. Petrokimia Gresik yang menggunakan bahan baku produksi berupa belerang padat yang berasal dari Yodarnia dan Kanada, lalu bahan pendukung berupa V2O5 (Vanadium Pentaoksida), udara kering dan air proses. Produksi dari Plant Asam Sulfat berupa asam sulfat dengan kada 98,5%. Kapasitas produksi Plant Asam Sulfat 550.000 ton/tahun. Proses pembuatan asam sulfat di Departemen III A PT. Petrokimia Gresik menggunakan proses Double Contact Double Absorber. dalam pembuatan asam sulfat, bahan baku belerang padat sebanyak 21.129,863 kg/jam, serta bahan pembantu udara sebanyak 91,893 m3/jam. Produk yang dihasilkan asam sulfat 98,5% sejumlah 64.709,661 kg/jam dengan nilai Yeild 93%. Efesiensi energi yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat 87% dengan presentase total panas yang hilang dalam proses sebesar 13% dari panas masuk. Hasil dari produksi asam sulfat selanjutnya digunakan untuk kebutuhan produksi pabrik Petrokimia Gresik, dan sebagian dijual ke PT Choil Samsung Industri, PT Ajinomoto.
Penggunaan minyak goreng secara berulang dengan suhu tinggi dan waktu penyimpanan yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada minyak. Salah satu tandanya adalah minyak menjadi tengik. Ketengikan dapat terjadi karena oksidasi pada minyak yang disebabkan meningkatnya kadar asam lemak bebas (ALB). Proses yang merugikan tersebut dapat dihambat dengan penambahan antioksidan. Salah satu sumber antioksidan alami terdapat pada biji alpukat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan antioksidan alami yang berasal dari limbah biji alpukat untuk mencegah kenaikan ALB penyebab ketengikan pada minyak goreng kelapa sawit. Antioksidan diekstrak dengan menggunakan metode MAE (Microwave Assisted Extraction) selama 6 dan 10 menit, dan jenis pelarut berupa aquadest dan etanol 70% dengan perbandingan pelarut dan 1 : 4 dan 1 : 5. Kemudian hasil ekstraksi dengan variabel optimum ditambahkan kedalam sampel minyak goreng sebanyak 5 ml 5% b/v dan disimpan selama 24 jam. Hasilnya didapatkan kondisi operasi optimum ekstraksi yaitu selama 6 menit, jenis pelarut etanol 70% dengan perbandingan pelarut dan simpsilia 1 : 5. Dengan % inhibisi pada sampel adalah 55,75% dan yield 12,67%. Sedangkan untuk sampel uji minyak yang telah ditambahkan antiosidan memiliki kadar asam lemak bebas sebesar 0,1002; bilangan asam 0,1993; densitas 0,8476; dan kadar air 0,050. Hasil penelitian ini menunjukan kandungan antioksidan biji alpukat yang mampu mencegah kenaikan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng kelapa sawit tanpa menurunkan kualitas minyak tersebut. Kata kunci : Biji Alpukat, Antioksidan, Asam Lemak Bebas (ALB), Ketengikan, Oksidasi
Penelitian ini merupakan pembuatan dan karakterisasi Pulp yang dibuat dengan pemanfaatan serat dari Limbah Jerami Padi. Pada umumnya Pulp dibuat dengan menggunakan selulosa kayu sebagai bahan baku utamanya. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kuantitas produksi padi terbesar ketiga di dunia yaitu 64 juta metrik ton. Kuantitas padi yang melimpah tersebut berjalan paralel dengan kuantitas jerami yang dihasilkan, hal ini dapat dilihat dari per 1 kg beras menghasilkan 1 sampai 1,5 kg jerami atau 64-96 juta ton per tahunnya. Mayoritas (62%) jerami dibakar atau dijadikan pakan ternak, apabila dibakar secara tidak langsung akan menyebabkan pemanasan global serta polusi disekitarnya. Dimana Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi Limbah Jerami Padi dan menghasilkan Pulp dari Selulosa Limbah Jerami Padi menjadi sebuah produk yang lebih bermanfaat. Pembuatan pulp dari limbah jerami padi selanjutnya akan di olah menjadi bahan kemasan produk agroindustri dan tatakan Gelas yang merupakan langkah terakhir di dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini juga bertujuan mendapatkan nilai tambah dari bahan kemasan dan tatakan gelas yang bernilai ekonomis. Tatakan gelas dan pengemas produk argoindustri pada penelitian ini dibuat dengan cara di cetak, menggunakan bahan baku Limbah Jerami Padi. Pembuatan pulp jerami padi dilakukan dengan menggunakan proses pemasakan soda kostik pada suhu ruangan dikarenakan proses tersebut mudah dilakukan dan biaya operasinya terbilang sangat rendah. Proses pembuatan kertas tatakan gelas dan juga pengemas produk argoindustri ini terbagi menjadi dua langkah. Langkah yang pertama merupakan pengolahan Limbah Jerami Padi menjadi bubur pulp. Dimana Jerami padi dijemur sampai kering di bawah sinar matahari dan selanjutnya dimasak dengan menggunakan konsentrasi NaOH 1,5% pada suhu 100⁰C. Kemudian bubur pulp jerami padi tersebut di keringkan di bawah sinar matahari. Kemudian pulp tersebut di cuci bersih dan di lakukan proses pemutihan dengan menggunakan kaporit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan. Setelah itu langkah yang kedua pulp tersebut dicetak sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman herbal yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satunya yaitu Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) yang sering ditanam atau dipelihara sebagai tanaman hias. Keberadaan daun sirih, sejak dahulu sudah dimanfaatkan oleh para leluhur kita untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, kanker, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Potensi senyawa fitokimia yang ada pada daun sirih merah tersebut mendorong adanya penelitian ini untuk mengekstraksi senyawa fitokimia dari daun sirih merah agar dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kandungan pada produk obat-obatan. Perolehan senyawa fitokimia dapat lebih maksimal dengan adanya pemicu berupa radiasi sinar ultraviolet terhadap daun sirih merah. Selain itu ekstraksi yang digunakan untuk mengisolasi senyawa fitokimia pada daun sirih merah menggunakan esktraksi modern yaitu Subcritical Water Exstraction (SWE) yang biasa disebut ekstraksi air panas bertekanan merupakan metode ramah lingkungan yang umumnya diterapkan untuk ekstraksi tanaman obat. Dalam penelitian ini, proses optimalisasi ektraksi fenolik dilakukan dengan variabel tetap berupa sampel bubuk daun sirih merah sebanyak 300 gram dengan pelarut 10 L dan waktu ekstraksi 10 menit dengan variabel bebas yaitu waktu suhu esktraksi (130°C, 135°C,140°C) dan waktu penyinaran sinar UV- B (5 menit,10 menit, 15 menit). Variabel penelitian dirancang dengan metode respons permukaan/Response Surface Methodology (RSM) untuk mendapatkan kondisi operasi optimum pada proses ekstraksi air subkritis sehingga dihasilkan senyawa fenolik yang optimal. Kata Kunci: Daun Sirih Merah, Fenolik, Response Surface Methodology (RSM), Sinar Ultraviolet, Subcritical Water Exstraction (SWE)
Selama ribuan tahun, pengobatan herbal telah berperan penting dalam pengobatan khususnya di Asia. Komponen dalam tumbuhan merupakan dasar untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Hal tersebut dikarenakan efek samping yang relatif rendah terhadap obat-obatan yang disintesis secara kimia, sehingga perhatian ditujukan pada ekstraksi dan pemisahan berbagai senyawa bioaktif dari tumbuhan. Proses ekstraksi bahan aktif dari tumbuhan herbal zaman dulu menggunakan metode tradisional. Namun terdapat beberapa kekurangan terhadap metode tersebut, seperti waktu ekstraksi yang lama dan penguraian bahan aktif yang kurang maksimal. Metanol, etanol, n-heksana, petrolium eter, dietil eter, kloroform, etil asetat, dan gliserol sering digunakan sebagai pelarut ekstraksi untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi dan mengurangi waktu ekstraksi. Salah satu tanaman herbal yang ada di Indonesia yaitu daun sirih dari suku piperaceae. Jenis sirih yang sering digunakan sebagai obat tradisional selain sirih hijau dan sirih hitam. Sirih merah mempunyai metabolit flavonoid, tanin, alkaloid, dan minyak atsiri dengan aktivitas antioksidan dan antibakteri. Senyawa flavonoid dari daun sirih merah dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kandungan pada produk pangan dan obat-obatan. Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan terkait pengaruh suhu, waktu reaksi, dan rasio pelarut sebagai variabel bebas dengan suhu (130ᵒC, 140ᵒC, dan 150ᵒC), waktu reaksi (10, 15, dan 20 menit), dan rasio pelarut (10, 12, dan 13L). Hal tersebut menggunakan metode Subcritical Water Extraction (SWE). Adapun variabel tetap yang digunakan ialah jumlah sampel serbuk daun sirih merah 300 gram, daya ekstraksi sebesar 180 watt, tekanan 2 bar, dan ukuran bahan sebesar 40 mesh. Hasil penelitian dirancang dengan metode respons permukaan Response Surface Methodology (RSM). Penelitian tersebut ditinjau terhadap perolehan total fenol, rendemen, antioksidan, dan vitamin C. Kata Kunci : Sirih Merah, Fenol, Antioksidan, Subcritical Water Extraction, Response Surface Methodology
Mi instan merupakan makanan cepat dan mudah untuk disajikan. Karena cepat dan mudah untuk disajikan tersebut, mi instan disebut dengan istilah fast food. Mi instan terkenal dengan memiliki kandungan berbahaya yaitu mengandung paparan residu etilen oksida. EtO merupakan gas beracun yang tidak berwarna zat yang bersifat elektrofilik dan mampu mengalkilasi gugus nukleofilik pada makromolekul seperti hemoglobin dan DNA. EO merupakan cara sederhana untuk membunuh bakteri, jamur dan serangga tanpa mempengaruhi makanan, cara ini lebih baik daripada menggunakan panas untuk mensterilkan makanan. Paparan EtO dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, termasuk kanker, kerusakan saraf, gangguan sistem reproduksi, dan kerusakan organ. Pada penelitian ini akan dilakukan proses penentuan kandungan senyawa etilen oksida pada mi instan menggunakan APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry). Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan senyawa etilen oksida pada mi instan menggunakan APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry). Pengujian etilen oksida pada mi instan meliputi persamaan regresi linier, konsentrasi etilen oksida dengan luas area puncak dan perbandingan SNI mi instan 3551:2018. Kata Kunci : Mi instan, etilen oksida, APCI - MS (Atmospheric Pressure Chemical Ionization – Mass Spectrometry)
PT Pupuk Kujang merupakan salah satu perusahan yang berada di bawah naungan PT. Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) yang memproduksi pupuk maupun non pupuk. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 9 Juni 1975 yang berlokasi di Cikampek, Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Kellog Overseas Corporation (USA) dan Toyo Engineering Corporation (Japan). Kapasitas produksi yang dihasilkan PT. Pupuk Kujang sebesar 570.000 MT/tahun urea dan 330.000 ton/tahun ammonia. Proses yang digunakan di Unit Urea 1A PT. Pupuk Kujang dalam pembuatan urea menggunakan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved (TRIC), dimana gas CO2 dan NH3 yang tidak bereaksi menjadi urea direcycle kembali dan dikirim ke Reaktor Sintesa Urea. Proses pembuatan urea terdiri dari empat seksi, yaitu seksi sintesa, seksi purifikasi, seksi recovery dan seksi kristalisasi dan pembutiran. Alat utama terdiri Reactor, High Pressure Decomposer, Low Pressure Decomposer, Gas Separator, Off Gas Absorber, High Pressure Absorber, High Pressure Absorber Cooler, Crystallizer, dan Prilling Tower. Dari hasil perhitungan, diperoleh jumlah bahan baku yang digunakan sebanyak 56.917 kg ammonia dan 32.243,75 kg karbon dioksida, menghasilkan 50.967,918 kg urea dengan efisiensi produk adalah 57 %. Jumlah panas yang masuk adalah 680.895.752,341 kkal dan jumlah panas yang dilepas adalah 57.545.746,580 kkal. Untuk % panas yang hilang (heatloss) didapatkan 8,451 % dan % efisiensi panas adalah 91,549 %. Utilitas Departemen Produksi 1A PT. Pupuk Kujang menyediakan sarana penunjang operasional Pabrik Urea 1A yang meliputi unit penyediaan air, unit penyediaan uap, unit penyediaan listrik, unit penyediaan udara, dan unit pengolahan limbah. Jenis limbah pada PT. Pupuk Kujang adalah limbah gas, limbah padat, dan limbah cair. Untuk meningkatkan tingkat efisiensi dalam pengendalian dan pengawasan mutu di dalam suatu pabrik, PT. Pupuk Kujang memiliki laboratorium analisa untuk menganalisa bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi standart yang ditentukan. Kata Kunci : Pupuk Urea, Kellog dan TEC, TRIC.