Magang merupakan mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa D III Teknik Sipil Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro yang telah memnuhi syarat 90 SKS. Penulis melakukan magang di Proyek Pembangunan Apartemen Sky House Alam Sutera yang merupakan proyek apartemen dengan tipe studio. Proyek ini dimiliki oleh PT. Risland Sutera Properti dan dibangun oleh PT. Totalindo Eka Persada, Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp. 192.500.000.000,- . Proyek ini berlokasi di Jalan Jalur Sutera Boulevard No. Kav. 43 RT. 002/ RW. 002 Kunciran, Kec. Pinang, Kota Tangerang, Banten dan berdiri diatas lahan seluas 25.000 m2. Pada proses pelaksanaan Pembangunan Apartemen Sky House Alam Sutera terdapat pekerjaan struktur bawah dan struktur atas. Untuk pekerjaan struktur atas meliputi pekerjaan beton bertulang pada kolom, balok, plat lantai, dan pekerjaan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah dengan cara observasi langsung di lapangan, wawancara dengan pihak proyek, melihat dan membaca gambar, data tertulis dari proyek, dan studi pustaka. Laporan kegiatan ini meneliti sekaligus membahas halhal mengenai pekerjaan struktur atas, yaitu kolom, balok, dan plat lantai pada tower apartemen.
Rumah Susun Ujung Menteng merupakan gedung yang dimiliki oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta dan dibangun oleh PT. Brantas Abipraya ( Persero ). Proyek ini berlokasi di Jalan Inspeksi BKT, Ujung Menteng, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta. Berdiri di atas lahan seluas sekitar 15.400 m2 akan didirikan rumah susun 2 tower.. Pekerjaan struktur dalam pembangunan Rumah Susun Ujung Menteng yang dikerjakan oleh PT. Brantas Abipraya meliputi pile cap, tie beam, kolom, balok, plat lantai, serta pekerjaan lainya terkait proyek ini. Laporan Magang ini didasarkan pada kegiatan magang yang dilaksanakan selama 90 hari. Laporan Magang ini meneliti sekaligus membahas hal-hal mengenai proses kegiatan pembangunan baik dari segi struktural maupun dari segi managamen proyek, dan kesimpulan laporan.
Proses pembangunan di Kota Semarang saat ini berkembang pesat terutama di wilayah pinggiran kota dimana ketersediaan lahan non terbangunnya masih luas. Kecamatan Ngaliyan menjadi salah satu kecamatan di pinggiran Kota Semarang yang perkembangannya cukup pesat karena merupakan kawasan strategis yang menjadi penghubung antara Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal dan terdapat titik-titik pusat kegiatan industri seperti Kawasan Industri Candi, serta jaraknya yang dekat wilayah pengembangan BSB (Bukit Semarang Baru) perkembangannya pesat dalam bidang perdagangan jasa dan perumahan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya fenomena pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan angka laju pertumbuhan penduduk sebesar 10,45% pada tahun 2015-2019 di Kecamatan Ngaliyan dengan segala aktivitasnya yang menyebabkan kebutuhan akan lahan untuk dijadikan hunian juga meningkat sehingga akan berdampak pada kondisi fisik wilayah dan menurunnya kualitas dan daya dukung lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentikasi tingkat kemampuan suatu lahan serta menghitung daya dukung permukiman di Kecamatan Ngaliyan sehingga dapat diketahui sejauh mana lahan dapat dikembangkan dan dapat menampung atau tidaknya pertambahan penduduk yang semakin bertambah di masa depan. Metode analisis yang digunakan adalah desktiptif kuantitatif dengan teknik analisis yaitu analisis spasial dengan cara overlay data - data spasial yang kemudian akan menghasilkan sebuah unit pemetaan baru yang akan dipakai menjadi unit unit analisis. Analisis dalam penelitian ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknik Analisis Fisik dan Lingkungan, yaitu analisis kawasan fungsi lindung, penyangga dan budidaya dan analisis kemampuan lahan (SKL). Untuk daya dukung lahan permukiman dihitung dengan beberapa indikator yaitu jumlah penduduk, luas wilayah, luas lahan layak untuk permukiman, luas kawasan fungsi lindung, luas kawasan rentan bencana, dan koefisien kebutuhan ruang (26 mĀ³/jiwa). Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecamatan Ngaliyan memiliki 3 kelas kemampuan lahan yaitu pengembangan tinggi (Kelas 1) dengan luasan sebesar 110,59 Ha, kemampuan pengembangan agak tinggi (Kelas II) dengan luasan sebesar 3880,12 Ha, dan kemampuan pengembangan sedang (Kelas III) dengan luasan sebesar 465,13 Ha. Hasil dari kelas kemampuan lahan tersebut kemudian diperoleh klasifikasi daya dukung lahan di Kecamatan Ngaliyan yang terdin atas kawasan potensial dengan luasan sebesar 1892.48 Ha, kawasan kendala dengan luasan sebesar 2303,71 Ha, serta kawasan limitasi yang terdiri atas kawasan rawan bencana dan kawasan lindung dengan luasan sebesar 295.49 Ha Potensi lahan di Kecamatan Ngaliyan tergolong agak tinggi untuk dikembangkan menjadi area permukiman dengan luas lahan layak dijadikan permukiman sebesar sebesar 1994 26 Ha atau memiliki persentase 44% dari luas wilayah keseluruhan. Hasil perhitungan proyeksi penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Di Kecamatan Ngaliyan mengalami peningkatan sebesar 60.572 jiwa dari tahun 2019 hingga tahun 2039. Perhitungan daya dukung permukiman di Kecamatan Ngaliyan sampai tahun 2039 mayoritas memiliki nilai DOPm1 yang mana masih mampu untuk mendukung penduduk untuk bermukim sampai tahun 2039. Proyeksi nilai DDPm di Kecamatan Ngaliyan tahun 2024-2039 mengalami penurunan nilai DDPm mendekati daya dukung maksimum pada beberapa kelurahan kondisi mi menggambarkan bahwa pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan permukiman ka tidak diolah dengan baik maka akan terjadi degradasi atau menurunnya kualitasĀ lingkungan.
Penulis melakukan kegiatan magang di Proyek Pembangunan Jalan Baru LOT 5 Jerukwudel Baran Duwet Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlokasi di Dusun Nglindur Wetan RT. 04/RW.01 Desa Nglindur Wetan Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Proyek Pembangunan Jalan Baru LOT 5 Jerukwudel - Baran Duwet Gunungkidul, dibangun sepanjang 10 km Pembangunan jalan nasional ini, merupakan salah satu usaha pemerintah Gunungkidul dalam rangka mendukung pariwisata di Gunung Kidul JJLS atau Jalan Lintas Pantai Selatan (Pansela) yang akan digunakan sebagai akses utama yang melintasi dan menghubungkan dengan kawasan wisata di sepanjang Pantai Selatan baik di Gunungkidul, Bantul hingga Kulonprogo. Selain itu, dibangunnya jalan nasional ini juga untuk memudahkan akses jalan masyarakat menuju desa lain Sehingga dengan adanya proyek ini diharapkan mampu mendorong perekonomian masyarakat. Proyek Pembangunan Jalan Baru LOT 5 Jerukwudel- Baran Duwet Gunungkidul menggunakan metode perkerasan lentur (flexible pavement). Lapisan aspal terdiri dari 3 lapis yaitu AC-Base, AC-BC dan AC- WC. Yang direkatkan dengan prime coat dan tack coat. Bagian drainase menggunakan beton pracetak tipe U. box culvert. V Ditch, dan drainase galian biasa. Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan observasi secara langsung di lapangan dan di kantor. wawancara langsung. dan menggunakan data pendukung yang lain. Adapun kendala dalam pekerjaan berupa cuaca buruk, kerusakan peralatan, dan pandemi Covid-19. Kontraktor pelaksana Proyek Pembangunan Jalan Baru LOT-5, Jerukwudel-Baran- Duwet ini adalah PT Brantas Abipraya (Persero), Tbk dan PT Aneka Dharma Persada Pada kegiatan magang penulis melakukan penelitian tentang proses kegiatan berupa metode pelaksanaan pekerjaan dan manajemen proyek, baik K3 maupun pengendalian dan pengawasan proyek.
Kawasan industri terpadu adalah tempat pemusatan kegiatan industri yang berupa bangunan - bangunan pabrik yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki Izin Usaha Kawasan Industri. Sudah banyak kawasan industri yang telah tersebar di Indonesia. Namun, Kawasan Industri yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Maka, untuk mengembangkan dan menjaga produktivitas disektor industri tetap berjalan baik, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian dan Kementerian PUPR berinisiatif melakukan Pembangunan Kawasan Industri baru yang berlokasi di Jawa Tengah yaitu Kawasan Industri Terpadu Batang. Nantinya didalam KIT Batang ini akan dibagi menjadi 3 kluster yang dibangun secara bertahap. Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga diperintahkan untuk membangun jalan akses sepanjang 50 km secara Multi Years Contract (MYC) Proyek jalan ini akan dibagi menjadi empat paket pekerjaan yang terdiri dari pembangunan jalan rigid, jembatan, dan simpang susun (flyover). Pembangunan Jalan Akses Proyek ini dilaksanakan oleh berbagai macam BUMN Konstruksi. Khusus pada Laporan ini hanya akan membahas Proyek Pekerjaan Jalan Paket 1.3 dengan tinjauan Pekerjaan Struktur Atas Jembatan Sidorejo saja. Pembangunan jalan akses ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan dan tahapan pemeliharaan. Pada proses pelaksanaan terdapat pekerjaan struktur atas dan bawah.