Cuaca adalah keadaan alam yang terjadi secara singkat atau tidak yang memakan waktu cukup lama, sedangkan iklim adalah suatu keadaan alam yang terjadi secara tiba- tiba tanpa diketahui oleh manusia, keadaan iklim biasanya terjadi dalam waktu yang cukup lama. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi dan ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Klimatologi secara luas mempelajari keadaan atmosfer di tempat atau daerah tertentu, dalam suatu periode yang panjang. Seperti halnya klimatologi, iklim mikro merupakan salah satu ilmu lingkungan. Menurut konsep Biometeorologi lingkungan yang berhubungan dengan tanaman dan terutama manusia adalah dari zona perakaran sampai lapisan atmosfer yang menyebabkan spora dan tepung sari ke segala arah serta lingkungan khusus. Jika atmosfer dianggap berlapis-lapis, maka ikim mikro adalah iklim di lapisan terbawah troposfer. Pada lapisan ini kebanyakan unsur-unsur iklim atau cuaca mengalami perubahan yang mencolok dalam skala ruang, maupun waktu. Perubahan di dekat permukaan ini akan mempengaruhi keadaan di atasnya, hingga ketinggian tertentu. Praktek Kerja Lapangan yang telah dilakukan di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas I Semarang, membahas tentang “Alat Iklim Mikro Otomatis sebagai Pengukur Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Arah Kecepatan Angin”. Alat iklim mikro otomatis merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur suhu udara, kelembaban udara dan arah kecepatan angin. Pengamatan iklim mikro di lakukan pada ketinggian 4 meter, 7 meter dan 10 meter dari permukaan dengan menggunakan sensor suhu dan RH DMA 672.2, sensor arah angin DNA DNA212, dan sensor kecepatan angin DNA301#C. Alat iklim mikro ini bekerja secara otomatis, di mana komunikasi perolehan data melalui PC Client di kantor BMKG Stasiun Klimatologi Semarang yang terhubung ke data logger, baru kemudian data tersebut dikirim ke server di BMKG pusat.
Kopi merupakan komoditas ekspor unggulan indonesia yang dikembangkan di Aceh, di Indonesia sendiri terdapat dua jenis kopi yang berkembang, yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan arabika (Coffea Arabika). Dekafeinasi kopi pada penelitian ini dilakukan dengan ekstraksi soxhlet dengan menggunakan tepung Nanas (Ananas comosus L. Merr) mengandung enzim yang mampu mempercepat proses pelepasan lendir. Enzim yang terkandung didalam buah nanas yaitu enzim bromelin. Enzim ini mampu memecahkan senyawa protein dan gel. Sehingga enzim bromelin mampu menurunkan kadar kafein kopi menjadi lebih rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh waktu dan massa pemakaian enzim bromelin yang terdapat pada tepung nanas untuk penurunan kadar kafein kopi Arabika. Kafein adalah suatu senyawa kimia yang banyak terdapat dalam minuman seperti kopi, teh, soft drink dan makanan seperti chocolate. Kafein merupakan alkaloid dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7- trimethylxanthine. Variasi tepung nanas yang dipakai adalah 15 gram,20 gram, 25 gram sedangakan variasi waktu pada saat ekstraksi adalah 2 jam, 3 jam, 4 jam dan variasi suhu 40°C, 50°C, 60°C. Hasil Analisa menunjukkan bahwa penurunan paling optimum terdapat pada suhu 50°C massa 28 gram dengan lama waktu 3 jam dieroleh kadar kafein 1,48% dengan kadar gula sebesar 48,77% hasil ini menunjukan bahwa enzim bromelin yang terdapat pada tepung nanas dapat menurunkan kadar kafein. Kata kunci: kopi arabika, nanas, kafein, dekafeinasi, ekstraksi
Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung Tahap II merupakan gedung milik Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman DKI Jakarta, yang dibangun oleh KSO. ADHI – JAYA KONSTRUKSI – PENTA. Pembangunan rusun ini berlokasi di Jl. Penggilingan Raya, Komplek PIK RT 006 RW 006 kel. Penggilingan, kec. Cakung, Jakarta Timur. Berlokasi di kawasan industri kecil, Rumah Susun PIK Pulo Gadung Tahap II ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi masyarakat yang bekerja di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK). Selain itu, rumah susun ini dibangun dengan maksud penataan wilayah juga pemenuhan kebutuhan perumahan warga. Pada proses pelaksanaan terdapat pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan struktur atas. Pada struktur bawah terdapat pekerjaan beton bertulang, borepile, pile cap , tie beam dan pekerjaan lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini. Sedangkan pada struktur atas terdapat pekerjaan beton bertulang kolom, balok dan plat lantai, serta pekerjaan lain terkait proyek ini. Laporan ini membahas dan meneliti pelaksanaan pekerjaan struktur atas, yaitu kolom, balok dan plat lantai. Kata kunci : Beton bertulang, struktur atas, kolom,balok, plat lantai
PT. Intanwijaya Internasional Tbk berlokasi di Kawasan Industri Terboyo, Semarang. Pabrik ini merupakan perusahaan yang memproduksi formalin dan resin. PT. Intanwijaya Internasional Tbk memiliki kapasitas produksi sebesar 60.000 ton/tahun. Pada proses pembuatan formalin terdiri dari unit bahan baku dan unit produksi dengan efisiensi panas sebesar 98,38% , konversi reaksi sebesar 98,24% dan yield 42%. Peralatan utama yang digunakan pada produksi formalin terdiri dari reactor dan absorber. Sarana penunjang PT. Intanwijaya Internasional Tbk, terdiri dari unit penyediaan air, unit penyediaan tenaga listrik, unit penyediaan bahan bakar. Laboratorium PT. Intanwijaya Internasional Tbk meliputi adanya pengujian pada bahan mentah, bahan setengah jadi, maupun produk jadi. PT. Intanwijaya Internasional Tbk mendistribusikan produk formalin oleh Departemen Marketing, dimana formalin didistribusikan kepada suatu perusahaan untuk diolah kembali menjadi bahan tambahan dalam pembuatan perekat.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat untuk mengikuti mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan juga sebagai bentuk pertanggung jawaban mahasiswa terhadapt Universitas Diponegoro setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di Perum LPPNPI Cabang Semarang. Didalam sebuah perusahaan tentunya memiliki perlengkapan fasilitas dan peralatan utilitas masing – masing, begitu juga dengan Perum LPPNPI Cabang Semarang yang memiliki fasilitas dan peralatan tersebut, salah satu contohnya adalah ILS (Instrument Landing System) yang mana alat tersebut digunakan untuk memandu pendaratan pesawat udara dengan menggunakan instrumentasi elektronika agar pesawat dapat mendarat dengan tepat pada centre line (garis tengah) runway dan dengan sudut pendaratan yang tepat. ILS (Instrument Landing System) terdiri atas seperangkat bantu navigasi yang terdapat di darat dan di pesawat udara untuk pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan instrument. Bagian – bagian ILS terdiri dari tiga yaitu, Marker Beacon, Localizer, dan Glide Path. Sinyal panduan ILS (Instrument Landing System) terdiri dari dua komponen yaitu Carrier Side Band (CSB) dan Side Band Only (SBO). Prinsip kerja dari ILS adalah kombinasi antara localizer dan glide slope atau glide path yang terpasang di bandara dan akan memancarkan sinyal radio, yang kemudian ditangkap oleh perangkat ILS di pesawat. Kombinasi localizer dan glide path inilah yang membuat pesawat dapat mendarat tepat di touch down zone (mengabaikan faktor wind, weather). Kata kunci: Instrument Landing System, ILS, Marker Beacon, Localizer, Glide Path, pesawat