Bioplastik merupakan senyawa biopolimer yang dapat mengalami penguraian secara alamiah dengan bantuan bakteri, alga, dan jamur atau mengalami hidrolisis dalam larutan berair. Bioplastik terdiri dari plastik yang bersifat biodegredable. Bioplastik yang diformulasikan dengan protein nabati menjadi sumber bahan baku produk bioplastik yang semakin populer, karena tidak hanya dapat terurai secara alami tetapi juga terbuat dari yang sumber daya terbarukan, seperti polisakarida (pati), lipid dan protein. Adanya bioplastik merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah polusi dari plastik konvensional yang sulit terdekomposisi. Proses pembuatan bioplastik menggunakan metode melt intercalation tidak memerlukan penambahan pelarut. Melt intercalation merupakan metode yang ramah lingkungan karena tidak digunakannya pelarut organik yang nantinya dapat menjadi limbah. Selain itu, melt intercalation juga kompatibel dengan proses industri seperti pada injection molding. Pada melt intercalation, pembuatan bioplastik dilakukan dengan tujuan untuk menguatkan material, yaitu dengan cara memanaskan dan mendinginkan material. Pada penelitian ini digunakan metode rancangan percobaan factorial design level 2 3 untuk mengetahui variabel proses yang paling berpengaruh, serta mengatahui interaksi antar variabel dalam proses ekstraksi untuk mendapatkan kondisi yang optimum. Dengan metode tersebut didapatkan variabel proses yang sangat berpengaruh pembuatan bioplastik dari dedak padi adalah variabel dedak padi dengan jumlah atau nilai efek sebesar 6,29. Nilai kuat tarik bioplastik tertinggi diperoleh nilai 0,74 Mpa dengan variabel dedak padi 10%, ZnO 6%, dan waktu pengadukan 40 menit. Nilai biodegradasi terbaik diperoleh nilai 69,30%. Nilai penyerapan oleh air diperoleh nilai 40,34%. Dan nilai kelarutan dalam air diperoleh nilai 53,74%.
Teh hijau mengandung komponen bioaktif yaitu polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan kadar polifenol yang terkandung dalam teh hijau di berbagai seduhan merk teh hijau. Adapun merk teh hijau di pasaran yang digunakan, antara lain Tong Tji, 2 Tang, Lipton, D’Janggot, dan Poci. Pengujian kadar polifenol bertujuan untuk mengetahui kadar polifenol tertinggi pada teh yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan bermanfaat bagi kecantikan. Sedangkan, uji organoleptic bertujuan untuk mengetahui cita rasa terenak pada teh. Penelitian diawali dengan pembuatan sampel, dilanjutkan dengan uji kadar polifenol total, serta uji organoleptik. Pada tahap akhir, dilakukan uji statistika yakni menggunakan metode uji Z, sehingga akan ditarik kesimpulan dari hasil uji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum sediaan nanoemulsi minyak sereh dapur-wall (Tween 80 dan Cetyl Alcohol) menggunakan metode homogenisasi menggunakan homogenizer. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu uji Spektrofotometer Uv-Vis, homogenasi, tipe emulsi, sentrifugasi, freeze-thaw, organoleptik, densitas, viskositas dan pH. Dalam penelitian ini proses pembuatan nanoemulsi dilakukan dengan tiga variabel bebas yaitu waktu pengadukan (15 menit, 20 menit, 25 menit), kecepatan pengadukan (20.000 rpm, 22.000 rpm, 24.000 rpm) dan ratio minyak sereh - wall (1:3, 1:4, 1:5) yang akan dirancang dengan metode Response Surface Methodology (RSM) untuk mendapatkan kondisi operasi optimum. Berdasarkan hasil yang diperoleh, formula optimal nanoemulsi minyak sereh dapur yaitu pada sampel 14 memiliki nilai pH sebesar 6,4; massa jenis sebesar 0,852; viskositas sebesar 15.450 cP, bertipe M/A, Homogen dan memiliki kestabilan yang baik tanpa ada perubahan warna, aroma, serta tekstur. Pengaruh dari variabel ratio minyak sereh dapur-wall (tween 80 dan cethyl alcohol) yaitu variabel ratio didapatkan nilai P-value sebesar 0,000005 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ratio memberikan pengaruh signifikan terhadap viskositas nanoemulsi.