Text
Hubungan pola sidik bibir berdasarkan klasifikasi suzuki dan tsuchihashi terhadap suku Jawa, Batak dan Melayu
Pendahuluan : Identifikasi adalah penentuan identitas orang hidup maupun mati berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut, dengan meningkatnya kejadian bencana massal baik yang disebabkan oleh alam maupun oleh manusia ataupun meningkatnya kasus tindak pidana menjadikan identifikasi menjadi penting. Identifikasi dibagi menjadi dua, yaitu identifikasi primer dan sekunder, dimana pemeriksaan sidik bibir merupakan identifikasi sekunder. Cheiloscopy adalah teknik investigasi forensik yang melakukan identifikasi berdasarkan pola sidik bibir yang unik untuk setiap individu.
Tujuan : Untuk membuktikan hubungan pola sidik bibir berdasarkan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi terhadap suku Jawa, Batak dan Melayu.
Material dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Dilakukan di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Kariadi Semarang, dengan 509 sampel dokter muda yang merupakan keturunan asli 3 generasi dari Suku Jawa, Batak dan Melayu. Lipstik diaplikasikan pada bibir responden. Sidik bibir dicetak pada kertas putih. Area studi adalah 5 mm di kanan dan kiri bibir atas dan bawah dari garis tengah tubuh, yang terbagi dalam 4 kuadran. Cetakan bibir yang diperoleh, dievaluasi berdasarkan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi, dimana pola sidik bibir dibagi menjadi 6 tipe, yaitu tipe I, tipe I’, tipe II, tipe III, tipe IV, tipe V.
Hasil : Pada Suku Jawa di kuadran I masing-masing tipe sidik bibir diuji dengan Fisher’s Exact Test didapatkan nilai P yang tidak signifikan, kuadran II didapatkan nilai pada tipe I (P< 0,010) dan tipe IV (P< 0,038), kuadran III didapatkan tipe I’ (P
Tidak tersedia versi lain