Text
Pengaruh konseling oleh bidan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IUD pasca plasenta (Studi di Puskesmas Ngesrep dan Halmahera Semarang)
Latar Belakang : Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian ibu yaitu melalui pelayanan kontrasepsi, yang tertuang pada salah satu pilah safe motherhood. Metode kontrasepsi yang direkomendasikan oleh pemerintah adalah metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, terutama IUD pasca plasenta. IUD pasca plasenta memiliki keuntungan dibandingkan insersi interval, diantaranya dapat menjaring akseptor KB sesegera mungkin, pasien lebih nyaman karena mulut rahim masih terbuka sehingga nyeri minimal, dan pasien keluar dari fasilitas kesehatan dengan sudah dalam perlindungan alat kontrasepsi. Berdasarkan pantauan BKKBN terhadap pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dan pasca keguguran di 22 rumah sakit (14 provinsi) tahun 2008-2009, rata-rata yang ber-KB setelah bersalin dan keguguran hanya 5-10%. Data tersebut menunjukkan gambaran kurangnya perhatian terhadap pelayanan kontrasepsi pasca persalinan. Oleh karena itu, dengan pelayanan konseling dan penyampaian informasi yang tepat tentang kontrasepsi pasca persalinan terutama sejak pelayanan antenatal, dan diperkuat dengan adanya motivasi yang tinggi pada pasangan untuk menunda kehamilan, maka periode pasca persalinan merupakan periode yang sangat tepat untuk memulai penggunaan kontrasepsi. Pada penelitian akan dilakukan penelitian tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap pemilihan IUD pasca plasenta sebelum dan sesudah konseling oleh bidan di Puskesmas Ngesrep dan Halmahera Semarang dengan menggunakan kuesioner.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Quasi experimental (pre and post study design) pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di poli hamil Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Halmahera, Semarang.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konseling bidan terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IUD pasca plasenta
Hasil : Data yang berhasil dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian adalah sebanyak 103 responden. Dari responden yang terkumpul kami dapatkan bahwa rerata skor pengetahuan ibu tentang IUD setelah konseling (19,7±11,12) lebih besar dibanding sebelum dilakukan konseling (8,0±8,43), dengan p=0,0001. Tidak terdapat perbedaan bermakna sikap ibu antara sebelum dan sesudah konseling (p=0,832). Analisis bivariat menunjukkan usia, paritas, tingkat pendidikan dan pendapatan tidak berhubungan dengan sikap dan pengetahuan ibu sebelum konseling (p> 0,05).
Simpulan : Penelitian ini menunjukkan skor rerata pengetahuan ibu hamil sesudah konseling secara bermakna lebih tinggi dibandingkan sebelum konseling, namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara sikap ibu sebelum dan sesudah konseling terhadap pemilihan IUD pasca plasenta.
Kata kunci : Ibu hamil, pengetahuan, sikap, IUD pasca plasenta.
Tidak tersedia versi lain