Text
Perbandingan hasil water Drinking Test pada glaukoma sudut terbuka primer yang terkontrol dengan prostaglandin analogue dan dengan selective laser trabeculoplasty
Pendahuluan: Seringkali pasien glaukoma datang dengan tekanan intra okuler (TIO) yang mencapai target, tetapi tetap menunjukkan progresivitas glaukoma akibat adanya fluktuasi TIO. Water drinking test (WDT) dapat digunakan sebagai metode untuk memprediksi fluktuasi TIO.
Tujuan: Membandingkan hasil WDT pada glaukoma primer sudut terbuka (GSTaP) yang terkontrol dengan prostaglandin analogue (PGA) dan dengan selective laser trabeculoplasty (SLT).
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik intervensional dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi. Subyek penelitian adalah penderita GSTaP yang dipilih secara consecutive sampling. Tekanan intraokuler diukur sebelum dan sesudah WDT. Sesudah WDT, TIO diukur tiap 15 menit hingga 1 jam. Data TIO puncak dan fluktuasi TIO dikumpulkan dan dianalisis menggunakan t-test.
Hasil: Sebanyak 42 mata dari 30 orang penderita GSTaP diperiksa dalam penelitian ini. Kelompok PGA terdiri dari 26 mata, sedangkan kelompok SLT 16 mata. Subyek penelitian sebagian besar laki-laki dan memiliki derajat glaukoma awal. Water drinking test meningkatkan TIO secara signifikan pada kedua kelompok. Mean TIO pre WDT kelompok PGA 14,58 ± 2,580 mmHg, sedangkan kelompok SLT 16,94 ± 2,645 mmHg. Mean TIO puncak sebesar kelompok PGA 22,73 ± 4,114 mmHg, sedangkan kelompok SLT 25,75 ± 5,859 mmHg. Fluktuasi TIO kelompok PGA 8,15 ± 4,202 mmHg, sedangkan kelompok SLT 8,81 ± 5,344 mmHg. Hasil uji beda TIO puncak dan fluktuasi TIO pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna.
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan hasil WDT pada pasien GSTaP yang terkontrol dengan PGA dan dengan SLT. Kedua jenis terapi memiliki kemampuan yang sama dalam mengendalikan fluktuasi TIO.
Kata Kunci: Glaukoma sudut terbuka primer, prostaglandin analogue, selective laser trabeculoplasty, water drinking test.
Tidak tersedia versi lain