Text
Hubungan kejadian anemia pada bayi baru lahir dengan anemia pada ibu dan berat plasenta
Latar belakang. Di Indonesia prevalensi anemia kehamilan relatif tinggi, sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi. Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil akan menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menunjukkan prevalensi ADB pada bayi baru lahir sampai usia enam bulan adalah 61,3 %. Data mengenai insiden anemia pada bayi baru lahir masih terbatas.
Tujuan penelitian. Membuktikan kejadian anemia pada bayi baru lahir berhubungan dengan anemia pada ibu dan berat plasenta.
Desain penelitian. Penelitian observasional menggunakan metode belah lintang (cross-sectional) yang dilakukan dengan mengukur kadar hemoglobin pada bayi baru lahir (BBL) cukup bulan beserta ibu sebelum melahirkan di RSUP dr. Kariadi dan sekitarnya, diperoleh sebanyak 101subyek. Kriteria inklusi :BBL cukup bulan, janin tunggal. Kriteria eksklusi :BBL dari ibu dengan perdarahan antepartum, penyakit kronis dan kelainan hematologi, BBL dengan kelainan kongenital mayor, kelainan hematologi. Uji Analisis statistik menggunakan uji ChiSquare, T test, dan Mann Whitney. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil.Tidak terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia BBL dengan anemia ringan-sedang pada ibu. Terdapat hubungan bermakna antara berat plasenta > 529,5 gram (p = 0,019;95%CI 1,3- 22,51 OR 5,4), suplementasi Fe tidak rutin (p = 0,000; 95%CI 3,5 – 31,252 OR 10,5), dan jenis persalinan dengan kejadian anemia pada BBL ((p = 0,013; 95%CI 0,082- 0,749 OR 0,25)
Kesimpulan.Tidak terdapat hubungan bermakna antara kejadian anemia BBL dengan anemia ringan-sedang pada ibu.
Tidak tersedia versi lain