Text
Pengaruh suplementasi selenium terhadap jumlah CD4 pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang mendapat terapi anti retroviral (ARV)
Latar belakang : Pendekatan komprehensif sangat penting dilakukan dalam mengelola orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Terapi nutrisi sebagai tambahan terapi ARV sangat diperlukan. Defisiensi kadar selenium (Se) didapatkan pada ODHA, bahkan yang sudah mendapatkan terapi ARV. Infeksi HIV-AIDS menyebabkan inflamasi kronik terutama pada Gut Associated Lymphoid Tissued (GALT) yang menyebabkan peningkatan stress oksidatif (peningkatan radikal bebas (ROS) dan penurunan antioksidan), memicu apoptosis sel limfosit T (CD4) dan menurunkan sistem imun. Gluthation Peroxidase (GPx) adalah enzim esensial yang berperan sebagai antioksidan (mengeliminir ROS), antiapoptosis dan menjaga kestabilan integritas epitel mukosa intestinal. Efektivitas kerja GPx dipengaruhi oleh adequasi kadar Se dalam tubuh.
Metode : Penelitian eksperimental dengan desain randomized placebo controlled trial, yaitu memberikan perlakuan suplementasi Se selama 6 bulan dengan kontrol placebo pada ODHA yang berobat di klinik Voluntary Counseling and testing (VCT) RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Oktober 2012 sampai dengan MAret 2013.
HAsil : Pada akhir penelitian, terdapat 58 ODHA yang dapat dianalisis, 29 responden mendapat suplementasi Se dan 29 kontrol yang mendapat placebo. Karakteristik subjek penelitian ini adalah terdiri dari 34 laki-laki dan 24 perempuan, terbanyak pada usia 35-44 tahun, lulusan SMA/SMK, pekerjaan wiraswasta/pedagang, dengan IMT terbanyak normoweight, konsumsi ARV kurang dari 2 tahun dan tidak mengkonsumsi alkohol maupun rokok, serta penularan terbanyak terjadi melalui hubungan heteroseksual. Koinfeksi TB lebih banyak terdapat pada kelompok perlakuan dan stadium klinis terbanyak adalah stadium satu. Terdapat peningkatan bermakna kadar Se setelah mendapat suplementasi Se selama 6 bulan (p=0,001), namun masih dibawah nilai normal (
Tidak tersedia versi lain