Text
Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Manajemen Terpadu Bayi Muda oleh Gasurkes KIA di Kota Semarang
Latar belakang: Penyebab kematian neonatal di Kota Semarang yaitu karena BBLR (38%), asfiksia (23%), kelainan kongenital (8%) dan infeksi sepsis (3%), ikterus (3%) dan lain-lain (25%). Penyebab kematian tersebut dapat dicegah dengan melakukan kunjungan neonatal yang berkualitas melalui pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda dengan memberikan perawatan esensial, pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir, penatalaksanaan BBLR dan infeksi pada bayi baru lahir.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik Manajemen Terpadu Bayi Muda oleh Gasurkes KIA di Kota Semarang.
Metode: Penelitian menggunakan kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas penelitian ini adalah pengetahuan, masa kerja, sikap, beban kerja, ketersediaan fasilitas/alat, sistem pencatatan pelaporan, supervisi, dan penghargaan, sedangkan variabel terikatnya adalah praktik MTBM. Menggunakan sampel sebanyak 84 orang petugas Gasurkes KIA kelurahan dan sampel uji coba 20 orang bidan praktik mandiri (PMB). Pengumpulan data menggunakan kusioner, sedangkan analisis data menggunakan uji chi square, uji fisher exact dan uji regresi logistik.
Hasil: Penelitian ini ditemukan praktik MTBM baik (63,1%) lebih banyak dibandingkan dengan praktik kurang (36,9%). Ada hubungan antara pengetahuan, masa kerja, sikap, beban kerja, sistem pencatatan dan supervisi dengan praktik MTBM Gasurkes KIA di Kota Semarang. Tidak ada hubungan antara ketersediaan alat dan penghargaan dengan praktik MTBM. Masa kerja merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan praktik MTBM. Pengetahuan, masa kerja, sikap, beban kerja, sistem pencatatan dan supervisi berperan penting dalam meningkatkan praktik MTBM Gasurkes KIA di Kota Semarang.
Kata kunci: Praktik MTBM, Gasurkes KIA, Kunjungan Neonatal.
Tidak tersedia versi lain