Text
Perilaku Seksual dan Studi Jangkauan LSL (Lelaki Seks Lelaki) Dinas Kesehatan Kota Tegal
Latar Belakang:Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai wilayah dengan pengidap HIV/AIDS terbanyak di seluruh dunia dengan total penderita sebanyak 5,2 juta jiwa. Indonesia menyumbang angka 620.000 dari total 5,2 juta jiwa di Asia Pasifik yang terjangkit HIV/AIDS.
Tujuan : Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan perilaku berisiko dengan kejadian HIV pada LSL (Lelaki Seks Lelaki) di Kota Tegal tahun 2019.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode Mix Method Explanatory denganjumlah responden kuantitatif 100 orang danwawancaramendalamterhadap 10 orang LSL HIV positif agar mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang perilaku berisiko.
Hasil : Hasil dari analisis bivariat membuktikan 3 variabel tidak ada hubungan signifikan dalam penularan HIV, antara lain anal seks menggunakan kondom dan pelicin dengan nilai-p = 1,000.Napza suntikdengankejadian HIV dengan nilai-p = 0,478, Napza suntik dengan anal seks menggunakan kondom dan pelicindengan nilai –p = 1,000 meski demikian jumlah kasus HIV LSL makin meningkat, hal ini karena adanyatransaksiseksual LSL, komunikasi yang semakin mudah, adanya rasa hutang budi, image tidakgaul, self defence yang rendah, godaansehingga menyebabkan perilaku berisiko LSL semakin meningkat.
Kesimpulan :LSLHIV positif lebih banyak dibawahusia 27 tahun memiliki pendidikan rendah dan status tidak menikah, selain itu lebih banyak yang melakukan anal seks berisiko dan napza suntik. Tidak ada hubungan antara umur pendidikan, pekerjaan, dan status menikah dengan kejadian HIV.Secara Kualitatif pada LSL yang HIV positif masih memiliki kebiasaan seks bebas multipartner dan melakukan seks berisiko haltersebutdapatmeningkatkan penularan HIV di kalangan LSL.
Kata kunci: Perilaku berisiko, LSL, HIV
Tidak tersedia versi lain