Text
Perbedaan pengaruh pemberian deksketorpofen dan ketorolak terhadap gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal tikus wistar
Latar belakang : Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) berperan dalam mengendalikan inflamasi melalui inhibisi COX 1 dan COX 2. Ketorolak memiliki aktivitas hambatan lebih besar terhadap enzim COX-1. Sementara deksketorpofen bersifat seimbang atau menghambat kedua enzim cyclooxygenase (COX) sama besar. Penurunan fungsi ginjal dipengaruhi oleh penghambatan enzim COX-1, ketorolak dan deksketoprofen sebagai analgetik yang sering dipakai, eleminasi metabolitnya diginjal.
Tujuan : Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian deksketoprofen dan ketorolak terhadap perubahan histopatologi tubulus proksimal ginjal tikus wistar.
Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test control group design pada 28 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok secara acak masing-masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus wsitar yang diberi luka incisi. Kelompok I mendapatkan deksketoprofen 0,9 mg intramuskular tiap 8 jam selama 3 hari, kelompok II mendapat ketorolak dengan dosis 0,54 mg IM tiap 8 jam selama 3 hari, kelompok II mendapatkan deksketoprofen 0,9 mg intramuskular tiap 8 jam 5 hari, kelompok IV mendapat ketorolak dengan dosis 0,54 mg IM tiap 8 jam selama 3 hari dan dilakukan terminasi serta pengambilan jaringan ginjal. Analisa statistik menggunakan uji Kruskal dan uji Mann-Whitney.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna (p
Tidak tersedia versi lain