Text
Pengaruh Bauran Energi pada Pembangkit Listrik di Indonesia Terhadap Biaya Pokok Penyediaan dan Tingkat Emisi CO2 (Tahun 2016-2025)
Saat ini energi listrik sudah menjadi kebutuhan dasar manusia. Setiap aktivitas manusia membutuhkan energi listrik yang cukup dan handal. Indonesia sebagai negara besar dengan jumlah penduduk terbesar nomor empat di dunia membutuhkan energi listrik yang besar. Proyeksi kebutuhan listrik merupakan salah satu bagian penting dalam ilmu manajemen energi. Melalui proyeksi kebutuhan listrik maka dapat dilakukan perencanaan penyediaan pembangkit listrik. Dalam penambahan pembangkit listrik selain memperhatikan kapasitas terpasang juga perlu memperhatikan biaya dan emisi CO2 yang dihasilkan. Software LEAP (Long-range Energy Alternative Planning System) digunakan sebagai alat mengolah data dan analisa. Periode simulasi adalah tahun 2016-2025. Hasil simulasi menunjukkan bahwa proyeksi kebutuhan listrik dari tahun 2016-2025 selalu mengalami kenaikan. Pada tahun 2025 kebutuhan listrik pada kenario BAU sebesar 321,89 GWh dan skenario kebijakan Pemerintah sebesar 300,95 GWh. Biaya pokok penyediaan terbesar pada tahun 2025 adalah skenario Kebijakan-RUPTL sebesar 1.382,45 Rp/kWh sedangkan yang paling kecil adalah skenario Kebijakan-EBT sebesar 858,46 Rp/kWh. Tingkat emisi CO2 paling besar pada tahun 2025 adalah skenario BAU-BAU sebesar 202,77 juta ton CO2. sedangkan yang paling kecil adalah skenario Kebijakan-EBT sebesar 163,10 Juta Ton CO2.
Kata Kunci: Energi listrik, LEAP, proyeksi, biaya, emisi CO2.
Tidak tersedia versi lain