Text
HUBUNGAN JENIS DAN JUMLAH SIKLUS KEMOTERAPI DENGAN GANGGUAN EMISI AKUSTIK PADA KEGANASAN ANAK
Latar Belakang : Keganasan pada anak relatif jarang diperkirakan 5% dari semua jenis keganasan. Kemoterapi merupakan terapi utama untuk beberapa jenis keganasan pada anak. Jenis kemoterapi platinum dapat menyebabkan gangguan pendengaran karena bersifat ototoksik (60-70%). Gangguan pendengaran dapat di deteksi dini dengan pemeriksaan otoaccoustic emission (OAE). Tujuan : Mengetahui hubungan jenis dan jumlah siklus kemoterapi dengan gangguan emisi akustik pada keganasan anak. Metode : Penelitian belah lintang pada 89 anak dengan keganasan di RSUP Dr.Kariadi Semarang. Kriteria inklusi adalah pasien telah menjalani minimal 3 siklus kemoterapi, Timpanometri tipe A orang tua/pasien setuju diikutkan dalam penelitian. Kriteria eksklusi yaitu bila terdapat riwayat kelainan kongenital, keterlambatan bicara, diabetes melitus hipertensi, penyakit jantung, gagal ginjal, pemakaian obat-obatan (antibiotik, NSAID, kina) dalam jangka lama, radiasi kepala dan leher, riwayat paparan bising serta penderita dengan perubahan regimen kemoteapi ditengah pengobatan. Gangguan emisi akustik dinilai dari hasil OAE dengan kriteria hasil pemeriksaan pass ≤5 frekuensi dan SNR 3 kali, 28 pasien (35,1%) yang mengalami gangguan emisi akustik. Uji chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara jenis kemoterapi platinum (p 0,0005), jumlah siklus > 3 kali (p 0,042) dengan dengan gangguan emisi akustik. Kesimpulan : Jenis kemoterapi platinum, siklus kemoterapi >3 kali berhubungan dengan gangguan emisi akustik pada anak dengan keganasan.
Kata kunci: Kemoterapi, gangguan emisi akustik, keganasan anak
Tidak tersedia versi lain