Text
KESESUAIAN LINGKAR BETIS DENGAN MASSA OTOT YANG DIUKUR DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) PADA LANSIA UNTUK MENEGAKKAN SARKOPENIA
Latar belakang: Bertambahnya populasi lansia mengakibatkan meningkatnya sarkopenia, suatu masalah geriatri yang menimbulkan kualitas hidup yang rendah, kerentanan terhadap penyakit, malnutrisi, bahkan kematian. Massa otot sebagai parameter sarkopenia dapat diukur dengan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA). Deteksi penurunan massa otot dengan mudah dan sederhana melalui pengukuran lingkar betis diharapkan bisa mendiagnosis sarkopenia sejak awal sehingga dapat diberikan intervensi dini untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Tujuan: Menganalisis kesesuaian lingkar betis dengan massa otot untuk menegakkan diagnosis sarkopenia. Metode penelitian: Penelitian melibatkan 126 lansia usia 60 -80 tahun di komunitas yang memenuhi kriteria inklusi. Massa otot diukur menggunakan BIA dan lingkar betis diukur dengan pita pengukur. Analisis dilakukan sesuai kurva receiver operating characteristic (ROC) untuk menentukan titik potong beserta nilai sensitivitas (Se) dan spesifisitas (Sp), nilai duga positif (NDP) dan negatif (NDN) lingkar betis sebagai acuan massa otot yang rendah. Hasil: Sebanyak 40 (31,7%) dari 126 subjek mengalami sarkopenia. Titik potong optimal antara lingkar betis dan massa otot 32,9 cm pada perempuan (Se 80,8%,Sp 79,1%, NDP 75,9%, NDN 87,5%) dan 33,5 cm pada laki-laki (Se 78,6%,Sp 74,4%, NDP 50%, NDN 91,4%) untuk menunjukkan massa otot yang rendah. NDP laki-laki lebih rendah dibanding perempuan oleh karena prevalensi penurunan massa otot lebih rendah pada laki- laki dibandingkan perempuan. Kesimpulan: Terdapat kesesuaian lingkar betis massa otot sehingga bisa digunakan sebagai skrining penurunan massa otot untuk menegakkan sarkopenia.
Kata kunci : sarkopenia, lansia, lingkar betis, massa otot
Tidak tersedia versi lain