Text
PENGARUH ASUPAN TAMBAHAN VITAMIN D TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA TIKUS WISTAR DENGAN PERIODONTITIS KRONIS
Latar Belakang: Periodontitis adalah proses inflamasi kronis bersifat ireversibel dari jaringan peridonteum. Pada keadaan lebih berat dapat dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman yang mengganggu aktifitas.1-6 Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang berperan penting dalam patogenesis inflamasi, rasa nyeri dan memiliki fungsi neuroprotektif.
Tujuan: Membuktikan hubungan antara kadar vitamin D dan intensitas nyeri pada tikus wistar dengan periodontitis kronis. Menganalisa pengaruh asupan tambahan vitamin D terhadap kenaikan kadar vitamin D, derajat inflamasi periodontium dan jumlah sel pyramidal hipokampus.
Metoda : Eksperimental, meneliti 20 ekor tikus dengan periodontitis kronis yang diinduksi pemasangan ligature selama 2 minggu, pada minggu kedua seluruh sampel dilakukan pengukuran intensitas nyeri dengan Rat Grimace Scale dan kadar vitamin D. tikus dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu P1 (kontrol), kelompok P2 dengan ligature tanpa asupan tambahan vitamin D, kelompok P3 dengan ligature dengan tambahan vitamin D 4000 IU/Kg pakan selama 4 minggu, kelompok P4 dengan ligature dan tambahan vitamin D 2000 IU/Kg pakan selama 4 minggu. Pada minggu ke-6 dilakukan pengukuran ulang intensitas nyeri dan kadar vitamin D. seluruh sampel dilakukan dekapitasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi jaringan periodontium dan sel pyramidal hipokampus. Dilakukan analisa komparatif masing-masing variable dan analisa bivariat dengan variable bebas kadar vitamin D.
Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan kadar vitamin D pada tikus dengan periodontitis kronis dibanding tanpa periodontitis kronis (p:0,008; p:0,014, p:0,0018) dan tidak terdapat perbedaan kenaikan kadar vitamin D dari masing-masing kelompok dengan uji post hoc (p: 0,236; p:0,280). Terdapat perbedaan penurunan RGS antara kelompok P2 dibanding kelompok P3 dan P4 (p:0,009; p:0,011; p: 0,049) dengan uji mann whitney. Tidak terdapat hubungan antara kadar vitamin D dan intensitas nyeri (p:0,528; r:0,150) dengan uji pearson. Terdapat perbedaan derajat inflamasi dari ke-4 kelompok (p: 0,001) dengan uji Kruskal wallis. Terdapat perbedaam jumlah sel pyramidal hipokamus dari seluruh kelompok (p
Tidak tersedia versi lain