Text
Studi kadar plasma CA-125 dan kultur sputum akhir bulan ke-2 terapi padapasien TB-MDR di RSUP dr. Kariadi Semarang
Latar belakang: Hasil konversi kultur sputum yang diperoleh dua bulan setelah memulai pengobatan dinilai potensial untuk memprediksi hasil pengobatan. Tetapi volume dan kualitas sputum menurun pada respon terhadap pengobatan. Menjadi penting memiliki metode alternatif dalam evaluasi keberhasilan pengobatan TB, salah satunya dengan pemeriksaan kadar plasma Ca-125. Tujuan: Mendeskripsikan, membandingkan dan mengetahui hubungan kadar plasma Ca-125 dan kultur sputum di akhir bulan ke-2 terapi pada pasien TB-MDR. Metode : Penelitian ini berbentuk observasional analitik dengan desain cross sectional pada pasien TB MDR di RSUP Dr. Kariadi Semarang, dengan pemilihan sampel menggunakan consecutive sampling. Pada bulan kedua terapi, kadar plasma Ca -125 dan kultur sputum dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney dan dilakukan analisis kurva ROC untuk menentukan cut-off Ca-125 terhadap evaluasi kultur sputum bulan ke dua. Hasil: Terdapat perbedaan kadar plasma Ca–125 yang bermakna antara kelompok kultur negatif dengan kultur positif (p = 0,013), dengan rerata kelompok kultur negatif 9,12 ± 10,41 U/ml, dan pada kelompok kultur positif 23,25 ± 13,93 U/ml. Kami mendapatkan kadar Ca-125 bulan kedua ≥ 9,505 U/ml memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 75% (AUC = 0,865; 95% CI = 0,71-1,0) untuk memiliki kultur sputum positif. Simpulan: Kadar Ca-125 plasma bulan kedua pengobatan yang tinggi bermakna tidak terjadinya konversi kultur sputum. Kadar Ca-125 bulan kedua ≥ 9,505 U/ml dapat digunakan sebagai skrining dalam memprediksi kultur sputum akan tetap positif.
Kata kunci: TB-MDR, kultur sputum bulan kedua, plasma Ca–125
Tidak tersedia versi lain