Text
Perbedaan kadar plasma CA-125 pada pasien dengan tuberkulosis paru sensitif obat dan tuberkulosis paru multi drug resistant saat enrolled terapi di RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta
Latar belakang: Kejadian TB resistan obat sulit diperoleh. Pemeriksaan dahak adalah standar emas diagnosis TB, terkadang sulit diperoleh dan kultur sputum membutuhkan waktu sehingga pemeriksaan mikroskopik BTA sulit. Biomarker berbasis darah menjadi penting. Proliferasi sel mesothelial inflamasi sumber sekresi Ca – 125 pasien dengan TB. Ca – 125 secara imunohistokimia terlokalisasi dan berbatas tegas di sekitar granuloma tuberkulosis pasien. Tujuan: Mendeskripsikan perbedaan kadar plasma Ca – 125 pada Pasien dengan TB paru DS dan MDR saat enrolled terapi. Metode: Penelitian ini retrospektif observational analitik dengan desain cross sectional yang diambil sebelumnya pada pasien enrolled TB DS dan TB MDR periode 1 Maret 2017 - 30 November 2018 di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan periode 29 Maret 2017 – 30 November 2020 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Diikuti 20 subjek TB Paru DS dan 20 subjek TB Paru MDR yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Ca - 125 diperiksa sebelum terapi TB. Dilakukan analisis data menggunakan SPSS 25.0, dilakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro – Wilk dan uji analisis bivariat dengan uji T tidak berpasangan pada sampel dengan distribusi normal dan uji Mann – Whitney pada sampel dengan distribusi abnormal. Hasil: Terdapat perbedaan kadar plasma Ca – 125 kelompok kategori TB paru MDR dengan kategori TB paru DS (p = 0,033). Nilai mean ± SD pada TB MDR 49,99 ± 53,77 U/ml dan TB DS 18,03 ± 17,96 U/ml. Median pada TB MDR 30,92 U/ml, dan TB DS 10,45 U/ml. Kesimpulan: Pasien dengan TB paru MDR memiliki kadar plasma Ca – 125 yang lebih tinggi dibandingkan pada pasien TB paru DS pada enrolled terapi.
Kata kunci: tuberkulosis multidrug-resistant, drug sensitive, Ca – 125
Tidak tersedia versi lain