Text
Perbedaan teknik hiperventilasi antara peningkatan volume tidal dan laju nafas terhadap end tidal CO2 pada laparoskopi posisi trendelenburg
Latar Belakang: Pembedahan laparoskopi menggunakan CO2 ternyata membawa resiko yang dapat menyebabkan komplikasi emboli gas. 69% kejadian terjadi pada laparoskopi kolesistektomi, 17,1% pada Endoscopic Vein Harvesting. Prosedur laparoskopi ginekologis dilakukan dalam posisi trendelenburg. Posisi trendelenburg dapat mempengaruhi sistem respirasi. Insuflasi CO2 yang masif selama laparoskopi bisa dideteksi dengan ETCO2. CO2 dipengaruhi peningkatan tekanan intra abdominal kemudian menyebabkan hiperkapnia. Tujuan: Mengetahui efek perbedaan teknik hiperventilasi dengan peningkatan volume tidal dibandingkan dengan peningkatan laju nafas terhadap ETCO2 selama operasi laparoskopi posisi trendelenburg. Metode: Uji klinis acak terkontrol melibatkan 34 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dibagi dua kelompok perlakuan, hiperventilasi dengan peningkatan volume tidal 8ml/kgBB (VT) atau peningkatan laju nafas 16x/menit (RR). ETCO2 diukur setelah intubasi, 5 menit setelah insuflasi CO2, 10 menit setelah posisi trendelenburg, diukur lagi dimenit ke 10, ke 20, ke 30 setelah perlakuan. Hasil rerata kedua kelompok dibandingkan dan dianalisis statistik. Hasil: Pada kelompok VT, rerata ETCO2 awal 41,08 ± 1,55, berbeda bermakna dengan ETCO2 akhir 31,80 ± 1,30 (p
Tidak tersedia versi lain