Text
Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian sarkopenia pada wanita lanjut usia : Studi menggunakan pemeriksaan dual energy X-ray absorptiometry
Latar belakang: Sarkopenia memiliki insidensi tinggi di kalangan lansia, dengan efek negative yang signifikan terhadap kualitas hidup. Patogenesis sarkopenia kompleks dan banyak faktor yang terlibat dalam perkembangan dan progresitasnya. Sarkopenia dapat berkaitan dengan indeks massa tubuh mengingat sifat indeks otot rangka dapat mengurangi berat badan total. Body mass Index (BMI) merupakan metode pengukuran berat badan dalam suatu populasi, namun pengukuran ini tidak dapat menggambarkan komposis otot secara lebih valid, terutama pada penilaian massa otot penderita sarkopenia. Studi terbaru menunjukkan bahwa sarkopenia menurun seiring dengan peningkatan BMI dan penelitian lain menunjukkan bahwa sarkopenia memiliki korelasi yang kuat dengan obesitas. Studi tersebut menggunakan pemeriksaan Dual energy X-ray Absorptiometry (DXA). Tujuan : Untuk menilai hubungan antara indeks massa tubuh dengan sarkopenia berdasarkan Asian Working Group of Sarkopenia (AWGS) terdiri dari skletel muscle mass index (SMI), kekuatan menggenggam, dan tes kecepatan berjalan. Metoda: Penelitian ini dirancang sebagai studi analitik observasional. Terdapat 28 wanita berusia 60 tahun ke atas yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Individu dengan penyakit degenerative kronis, terutama diabetes mellitus diekseklusi. Semua peserta dalam survey ini menendatangani surat persetujuan. Hasil: Partisipan dengan sarkopenia memiliki indeks massa tubuh normal, sedangkan partisipan tanpa riwayat sarkopenia memiliki IMT normal, overweight dan obesitas. Kami menemukan bahwa indeks massa tubuh berkorelasi dengan sarkopenia (p
Tidak tersedia versi lain