Text
Perbandingan efektivitas remifentanyl dengan fentanyl dalam respon perubahan hemodinamik pasca intubasi endotrakeal
Latar belakang: Intubasi endotrakeal menghasilkan rangsangan simpatoadrenergik yang emnyebabkan peningkatan tekanan darah, takikardia dan bahkan aritmia. Fentanyl adalah opioid yang umum digunakan tetapi dapat menyebabkan bradikardia, mual dan depresi pernafasan pasca operasi dalam prosedur bedah durasi pendek. Remifentanil adalah agonis opioid µ selektif dengan 2 kali lebih poten disbanding fentanil. Onset cepat dan durasi yang singkat menjadikan remifentanil pilihan yang berguna untuk intubasi pada pasien berisiko. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antara remifentanil dengan fentanyl dalam menurunkan respon perubahan hemodinamik pasca intubasi endotrakeal. Metoda: Dilakukan uji klinis acak tersamar terhadap 86 pasien di RSUP dr. Kariadi yang direncanakan intubasi endotrakeal serta memenuhi criteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberikan premidekasi remifentanil 1 µg/Kg BB IV bolus selama 1 menit dan kelompok II diberikan 2 µg/Kg BB IV 5 menit sebelum dilakukan laringoskopi dan intubasi endotrakeal. Pada menit 1, 3 dan ke 5 pasca laringoskopi dan intubasi endotrakeal dilakukan pencatatan tekanan sistolik, tekanan diastolic, tekanan arteri rerata dan nadi. Uji hipotesis menggunakan independent T-test dengan hasil sebaran data normal. Hasil: Remifentanil di banding dengan fentanyl dapat menurunkan perubahan hemodinamik (sistolik, diastolic, tekanan arteri rerata dan nadi) pasca intubasi endotrakeal secara signifikan pada menit 1, dan 3 namun tidak signifikan pada menit ke 5. Kesimpulan : Premidekasi remifentanil 1 µg/Kg BB IV terbukti lebih efektif menurunkan perubahan hemodinamik pasca intubasi endotrakeal baik nadi dan tekanan darah dibandingkan fentanyl 2 µg/Kg BB IV.
Kata kunci: fentanil, intubasi, remifentanil, premedikasi
Tidak tersedia versi lain