Text
Perbedaan jumlah diatom dalam paru dan lambung tikus wistar saat kondisi tenggelam periode antemortem dan postmortem
Latar belakang: Diagnosis karena tenggelam sulit ditentukan, ketika mayat yang sangat membusuk, temuan makroskopis dan hasil pemeriksaan yang terbatas. Penggabungan tes diatom akan semakin meningkatkan kepastian kesimpulan sebab kematian. Penelitian pada hewan percobaan yaitu 35 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi tujuh kelompok dan ditenggelamkan pada media yang berbeda periode antemortem dan postmortem. Untuk media tenggelam air tawar dilakukan di Aliran Banjir Kanal Barat, Muara Pantai Marina untuk media tenggelam air payau dan Pantai Marina untuk media tenggelam air laut, kemudian diidentifikasi jumlah diatom pada paru dan lambung hewan percobaan tersebut serta diidentifikasi jenis diatom pada area sekitar penenggelaman. Uji diatom menggunakan digesti asam yaitu, HNO3, H2SO4, NaNO3 yang dilakukan di Laboratorium Universitas Negeri Semarang. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan jumlah diatom pada paru dan lambung saat tenggelam periode antemortem dan posmortem pada media air tawar, air payau dan air laut. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan desain yang dipakai adalah post test only control group design. Sampel penelitian adalah tikus wistar jantan dan betina pada kondisi antemortem dan postmortem yang ditenggelamkan pada tiga jenis media yaitu: air tawar, air payau dan air laut. Perlakuan dibagi menjadi tujuh kelompok, setiap kelompok terdiri dan lima ekor tikus. Kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan. Saat akhir perlakuan, paru dan lambung tikus diambil kemudian diperiksa di laboratorium untuk mengetahui jumlah dan jenis diatom pada organ tersebut. Data hasil perhitungan yang diperoleh dianalisa secara statistik dengan program komputer SPSS, diuji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk, yang akhirnya dianalisis dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil: Didapatkan diatom pada organ paru dan lambung periode antemortem lebih dari lima per lapang pandang besar. Pada kontrol dan postmortem didapatkan diatom tetapi jumlahnya kurang dari empat perlapang pandang besar. Analisis jumlah diatom diolah menggunakan program SPSS for window. Uji normalitas Shapiro-Wilk pada kedua organ didapatkan distribusi data tidak normal, kemudian dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis pada kelompok paru didapatkan nilai P =
Tidak tersedia versi lain