Text
Hubungan karakteristik demografis dan klinis dengan kejadian Loss to Follow up pada pasien HIV dengan pengobatan anti retroviral (studi kasus di Kota Semarang)
Pendahuluan : Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan permasalahan kesehatan global serius. Data WHO dan UNAIDS sampai 2017 terdapat 36,9 juta kasus HIV dengan data global didapatkan rata-rata retensi obat anti retroviral (ART) menurun seiring waktu, dari sekitar 86,0% pada 12 bulan sampai 72,0% pada 60 bulan. Data kasus HIV di Kota Semarang tercatat 4,800 kasus HIV sampai Mei 2018 dengan angka loss to follow up (LTFU) mencapai 31,0%, melebihi dari target WHO yaitu < 20,0%. Tingginya angka LTFU ini menjadi permasalahan dalam implementasi program kesehatan.
Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status pernikahan, status HIV pasangan, dan risiko penularan) dan klinis (lama konsumsi ART, CD4, viral load, indeks massa tubuh, rejimen ART, efek samping ART, status fungsional, infeksi oportunistik, infeksi TB, profilaksis cotrimoxzole, komorbid, konsumsi alkohol, pengobatan herbal dan terapi alternatif) dengan kejadian LTFU pada pasien HIV dengan terapi antiretroviral di Kota Semarang.
Material dan Metode : Penelitian ini merupakan observational dengan desain penelitian belah lintang. Data didapatkan dari wawancara dan data sekunder dari rekam medis. Terdapat 124 pasien LTFU dan 200 pasien retensi yang dapat diwawancara. Hubungan variabel karakteristik demografis dan klinis terhadap kejadian LTFU dianalisis dengan Chi-square, dikatakan signifikan jika nilai p
Tidak tersedia versi lain