Text
Perbedaan jumlah sel inflamasi pada mukosa hidung dan darah tepi pasca operasi dengan dan tanpa asam hyaluronat : studi pada pasien rinosinusitis kronik pasca bedah sinus endoskopik fungsional
Latar belakang: Rinosinusitis kronik (RSK) adalah penyakit inflamasi kronik pada mukosa hidung dan sinus paranasal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Paradigma pengobatan saat ini bergantung pada bedah sinus endoskopi fungsional (BSEF) dengan harapan bahwa mukosa sakit dapat diperbaiki sehingga kembali ke keadaan fisiologis. Asam Hyaluronat (AH) dapat mengembalikan pertahanan alami mukosa dan dapat memutus kaskade inflamasi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan jumlah sel inflamasi pada histopatologi mukosa hidung pasien rhinosinusitis kronik pasca Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (FESS) yang diberikan terapi standar ditambah asam hyaluronat dibandingkan dengan terapi standar tanpa asam hyaluronat.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian intervensi dengan rancangan penelitian Pre and Post-test randomized control group design dari 22 pasien RSK (9 laki-laki, 13 perempuan; usia rata-rata 30,95 ± 12,66 tahun; kisaran 18 hingga 55 tahun) di Rumah Sakit Umum dr. Kariadi pada bulan Mei hingga September 2019. Subjek dibagi menjadi dua kelompok: Kelompok perlakuan mendapat terapi AH dan kelompok kontrol tanpa AH. Semua pasien dilakukan biopsi konka inferior dan pemeriksaan darah tepi pada saat operasi dan 4 minggu setelah operasi. Jumlah sel neutrofil, eosinofil, dan limfosit sebelum dan sesudah perlakuan dibandingkan antara dua kelompok. Rasio neutrofil-limfosit (NLR) dan rasio eosinofil-limfosit (ELR) dihitung dan dibandingkan antara dua kelompok. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil: Saat kelompok perlakuan dan kontrol, pretest dan posttest dibandingkan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara dua kelompok selain pada perbandingan ELR pada kelompok perlakuan (p: 0,028).
Simpulan: Terdapat penurunan ELR pada mukosa konka inferior yang secara statistik signifikan. Level NLR juga menurun namun secara statistik tidak signifikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian AH topikal dapat memodulasi respons inflamasi secara positif.
Kata kunci: Rinosinusitis kronik, FESS, histopatologi, neutrofil, eosinofil, limfosit
Tidak tersedia versi lain