Text
Perbedaan petanda inflamasi dan stres oksidatif pada derajat keparahan stroke iskemik
Latar belakang : Stroke iskemik merupakan aterosklerosis yang menjadi plak ateroma, kemudian ruptur, menyebabkan emboli, oklusi pembuluh darah dan kematian sel neuron parenkim otak. Inflamasi setelah gangguan aliran darah ke otak menyebabkan edema, nekrosis dan infark jaringan. Petanda inflamasi yang terlibat dalam stroke iskemik diantaranya adalah prokalsitonin dan interleukin 6. Stres oksidatif dengan molekul utama nitric oxide (NO) memegang peranan penting dalam patofisiologi stroke iskemik. National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) merupakan instrumen pengukuran derajat keparahan stroke. NIHSS mengukur defisit neurologis, memfasilitasi komunikasi pasien dengan tenaga medis, mengevaluasi dan menentukan perawatan, prognosis, komplikasi serta intervensi yang diperlukan. Tujuan : Membuktikan adanya perbedaan petanda inflamasi dan stres oksidatif pada derajat keparahan stroke iskemik. Material dan Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional menggunakan uji beda. Sebanyak 80 sampel dibagi 2 kelompok yaitu kelompok 1 dengan skor NIHSS ringan-sedang dan kelompok 2 dengan skor NIHSS berat-sangat berat. Kadar PCT diperiksa dengan metode sandwich-CLIA, IL-6 dengan metode ELISA dan NO dengan metode kolorimetrik. Uji beda menggunakan Mann Whitney. Hasil Penelitian : Didapatkan kadar PCT pada kelompok 2 lebih tinggi dibandingkan kelompok 1 [median 5147,3 dan 4057,2 (pg/ml), p=0,013], kadar IL-6 lebih tinggi pada kelompok 2 dibandingkan kelompok 1 [median 26 dan 18,55 (pg/ml), p=0,035] dan kadar NO lebih tinggi pada kelompok 2 dibandingkan kelompok 1 [median 31,05 dan 18,85 (μmol/L), p=0,012] dengan nilai p
Tidak tersedia versi lain