Text
Kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di intensive care unit
Latar Belakang : Pemberian antibiotik tidak bijak di Intensive Care Unit (ICU) menimbulkan masalah resistensi. World Health Organization (WHO) merekomendasikan strategi untuk mengatasi resistensi, salah satunya adalah memantau penggunaan antibiotik. Penelitin ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di ICU Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) periode Juni 2018 – Maret 2019. Metodologi: Penilaian kualitas penggunaan antibiotik menggunakan kriteria/flowcart menurut Gyssens IC dan kuantitas penggunaan antibiotik dilakukan berdasarkan DDD/100 patient days. Penelitian menggunakan desain observasional deskriptif dengan pendekatan studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada 62 catatan medik pasien yang didapatkan dengan metode simple random sampling. Hasil : Terdapat 102 peresepan antibiotik dalam 62 catatan medik. Ceftriaxone, levofloxacine dan metronidazole merupakan antibiotik terbanyak yang digunakan dengan DDD/100 patient-day 72,97; 46,4; dan 25,89. Berdasarkan Gyssens, 31,8% penggunaan antibiotik rasional, 1,9% tidak rasional karena timing pemberian antibiotik (I), 4,7% karena dosis antibiotk tidak tepat (IIA), 10,3% karena ada antibiotik lain yang lebih efektif (IVA), 0,9% karena ada antibiotik lain yang lebih aman (IVB), 1,9% karena ada antibiotik lain yang lebih murah (IVC). 2,8% karena ada antibiotik lain dengan spektrum lebih sempit (IVD) 45,8% tidak ada indikasi pemberian antibiotik (V). Kesimpulan : Ceftriaxone adalah antibiotik terbanyak yang digunakan. 45,8% antibiotik diberikan atnpa ada indikasi.
Kata kunci : kualitas, kuantitas, penggunaan antibiotik, ICU
Tidak tersedia versi lain