Text
Pengaruh pemberian eicosapentaenoic acid (EPA) terhadap penurunan kadar calsium dalam urine dan kadar calsium dalam darah
Latar Belakang : Konsumsi asam eicosapentaenoic (EPA) terkait dengan pengurangan faktor patogen dalam urin. EPA merupakan inhibitor metabolisme asam arakidonat mengakibatkan sintesis penurunan prostaglandin E2, suatu zat yang dikenal menyebabkan ekskresi kalsium urin. Untuk mengatasi batu berulang hypercalciuric dengan memberikan selama 8 minggu minyak ikan dan didapatkan ekskresi oksalat dan kalsium berkurang secara signifikan. Dinilai dalam tiga tahap; fase-I sebelum pemberian EPA (berarti 47,8 bulan), fase-II suplementasi EPA (1800 mg / d; berarti 36,4 bulan) dan fase-III setelah menghentikan EPA (berarti 50,6 bulan). Mereka mengamati penurunan signifikan secara statistik selama fase suplemen dari sebelumnya atau setelah (0,22, 0,07 dan 0,17 kali / tahun, masing-masing; RR 3,29 sebelum dan RR 2,51 setelah EPA)5,8. Metode : Penelitian ini adalah penelitian true experimental dengan rancangan Randomized control trial. Terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok kontrol, yaitu Pegawai dan dokter Internship yang mendapatkan terapi eicosapentanoic acid 1800 mg per hari selama 2 minggu.Kelompok perlakuan, yaitu kelompok pasien- pasien non batu / non urologi yang dirawat di RSUD Jampang Kulon, Sukabumi yang mendapatkan terapi eicosapentanoic acid 1800 mg per hari selama 2 minggu.Data Data hasil penelitian berupa pemeriksaan kadar kalsium dalam serum darah dan urine yang setelah dan sebelum pemberian EPA kemudian dibandingkan dengan kadar kalsium dalam darah dan urin pasien dengan pemberian placebo , dilakukan uij normalitas Saphiro-wilk. Hasil uji normalitas menampilkan distribusi data normal (P>0.05) sehingga memenuhi syarat untuk uji parametrik Independent T-test (T-test tidak berpasangan) dan untuk data yang tidak normal dilakukan uji tidak berpasangan dilakukan uji Mann Whitney. Hasil : Pada Uji ini didapatkan perbedaan yang bermakna kadar kalsium dalam urine pada kelompok kasus pre (171,92 ± 8,05) dan pada kelompok kasus post (166,85 ± 7,35) dengan P < 0,05 sedangkan kelompok kontrol pre (171,92 ± 8,05) dan pada kelompok kontrol post (171,84 ± 7,96) tidak terdapat perbedaan bermakna dengan P > 0,05. Pada uji normalitas selisih kadar kalsium urine kasus dan kontrol menggunakan Shapiro-Wilk dengan hasil normal P > 0,05.Pada Uji ini didapatkan perbedaan yang bermakna kadar kalsium dalam serum pada kelompok kasus pre (9,93 ± 0,70) dan pada kelompok kasus post (9,53 ± 0,70) dengan P < 0,05 sedangkan kelompok kontrol pre (9,93 ± 0,70) dan pada kelompok kontrol post (9,91 ± 0,63) tidak terdapat perbedaan bermakna dengan P > 0,05. Pada uji normalitas selisih kadar kalsium serum kasus menggunakan Shapiro-Wilk dengan hasil normal P > 0,05 sedangkan selisih kadar kalsium serum kontrol tidak normal P
Tidak tersedia versi lain