Text
Pengaruh N-Acetylcystein terhadap kurang pendengaran ototoksik akibat kanamisin pada pasien MDR-TB
Latar belakang : Otoksitosis dapat terjadi pada pasien MDR-TB yang mendapat terapi kanamisin. Pemeriksaan audiometri frekuensi tinggi dapat mendeteksi kurang pendengaran ototoksik. N-acetylcystein (NAC) sebagai antioksidan diharapkan dapat mencegah ototoksik akibat kanamisin. Faktor yang diduga dapat mempengaruhi ototoksik adalah usia, jenis kelamin dan dosis kanamisin.
Tujuan : Membuktikan pengaruh NAC terhadap kurang pendengaran ototoksik pada pasien MDR-TB yang mendapat terapi kanamisin. Membuktikan faktor usia, jenis kelamin, dan dosis kanamisisn berpengaruh terhadap otottoksik akibat kanamisin.
Metode : Penelitian randomized control sampling (RCT) 28 pasien MDR-TB yang memenuhi kriteria inklusi. Terdiri dari dua kelompok, 14 pasien MDR-TB yang mendapat NAC dan 14 pasien MDR-TB tidak mendapat NAC. Evaluasi dilakukan pemeriksaan audiometri saat baselin, bulan I dan II pemberian kanamisin. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil : NAC tidak berpengaruh terhadap kurang pendengaran ototoksik pada pasien MDR-TB yang mendapat terapi kanamisin pada bulan I (p=0,705) maupun bulan II (p=1,000). Jenis kelamin berpengaruh terhadap kurang pendengaran ototoksik akibat kanamisin (p=0,019; CI : 0,224-4,468). Usia dan dosis kanamisin tidak berpengaruh terhadap kurang pendengaran ototoksik akibat kanamisin (p=0,698 dan p=0,418).
Simpulan : NAC, faktor usia dan dosis kanamisin tidak berpengaruh terhadap kurang pendengaran ototoksik akibat kanamisin. Jenis kelamin berpengaruh terhadap kurang pendengaran ototoksik.
Kata kunci : kurang pendengaran ototoksik, NAC, kanamisin
Tidak tersedia versi lain