Text
Karakteristik pasien HIV/AIDS yang mengalami gejala neuropsikiatri akibat terapi efavirenz (Studi kasus di RSUP Dr. Kariadi Semarang)
Latar belakang: Saat ini efavirenz direkomendasikan sebagai NNRTI lini pertama. Efavirenz seringkali menyebabkan gejala neuropsikiatri, meskipun tidak pada semua pasien. Adanya efek samping ini akan menurunkan kepatuhan minum obat pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien HIV/AIDS yang mengalami gejala neuropsikiatri akibat terapi efavirenz dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut.
Metode: Penelitian cross sectional dilakukan menggunakan kuesioner, wawancara terstruktur dan rekam medik pasien HIV/AIDS yang mendapatkan efavirenz. Sampel dikelompokkan dua: dengan dan tanpa gejala neuropsikiatri, kemudian dinilai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gejala neuropsikiatri dan dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil: Sampel penelitian berjumlah 141, laki-laki 97 (68,8%) dan perempuan 44 (31,2%). Dari 141 sampel, 67 (47,5%) mengalami gejala neuropsikiatri, terdiri atas dizziness 64 (95,52%), mimpi buruk 12 (17,91%), insomnia 8 (11,94%), halusinasi 3 (4,5%), dan mudah lupa 1 (1,5%). Hanya variabel umur < 30 tahun yang berhubungan bermakna dengan kejadian gejala neuropsikiatri, p = 0,043 (OR 2,189; 95% CI 1,083 – 4,424), variabel lain seperti jenis kelamin, IMT, jumlah CD4 awal, koinfeksi TB Paru, Hepatitis B dan Hepatitis C tidak berhubungan bermakna.
Kesimpulan: Karakteristik pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi kurang lebih sama dengan beberapa penelitian sebelumnya. Usia muda merupakan faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian gejala neuropsikiatri pada pasien HIV/AIDS yang mendapatkan terapi efavirenz. Perlu dilakukan penilaian kondisi psikologis pasien terutama yang berusia muda sebelum diberikan terapi efavirenz.
Kata Kunci: Efavirenz, gejala neuropsikiatri, HIV/AIDS
Tidak tersedia versi lain