Text
Kejadian malnutrisi rumah sakit pada pasien bedah digestif dengan reseksi dan anastomosis usus di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2017
Latar belakang : Malnutrisi rumah sakit disebabkan multifaktorial dan meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Pasien dengan operasi reseksi gastrointestinal lebih berisiko malnutrisi
Tujuan: Mengetahui prevalensi malnutrisi rumah sakit dan faktor-faktor yang berhubungan pada pasien bedah digestif
Metoda : Penelitian cross sectional, dilakukan di RSUP Dr. Kariadi, mengambil data pasien rawat inap bedah digestif yang memenuhi kriteria inklusi secara consecutive sampling selama bulan Agustus-Oktober 2017. Data usia, jenis penyakit, status gizi awal, penggunaan ERAS dan terapi gizi. Berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas diukur saat masuk dan keluar RS, kemudian dihitung perubahannya. Independen t-test menguji hubungan antar variabel.
Hasil: Subyek 41 responden, rerata usia 47 tahun, berat badan 53 kg, dan IMT 21,1 kg/m2. Semua responden malnutrisi menurut kriteria ASPEN. Penurunan berat badan, IMT, dan LLA responden yang mendapat terapi gizi selama perawatan tidak bermakna (p 0,41; 0,41; 0,56) dan lama rawat inap pasien yang mendapat terapi gizi lebih panjang (p 0,001). Penurunan berat badan, IMT dan LLA yang menjalani prosedur ERAS lebih rendah secara bermakna (p 0,013; 0,010; 0,005). Penurunan berat badan, IMT, dan LLA pada pasien kanker tidak bermakna (p 0,208; 0,224; 0,515). Penurunan berat badan, IMT, dan LLA pasien geriatri tidak bermakna (p 0,264; 0,262; 0,205). Lama rawat inap pasien dengan malnutrisi berat lebih panjang secara bermakna dibandingkan pasien dengan malnutisi ringan-sedang (p 0,036).
Simpulan: Pasien yang menjalani ERAS, terapi gizi, pasien non kanker dan yang masuk dengan malnutrisi ringan-sedang mengalami penurunan berat badan, IMT dan LLA yang lebih rendah. Pasien malnutrisi berat lebih panjang masa rawat inapnya.
Kata kunci: malnutrisi rumah sakit, bedah digestif, ERAS, lama rawat inap
Tidak tersedia versi lain