Text
Hubungan antara paparan sinar matahari dengan kadar vitamin D 25 (OH) serum
Pendahuluan : Vitamin D adalah vitamin larut dalam lemak, terdiri dari 2 bentuk yaitu vitamin D2 dalam makanan dan vitamin D3 disintesis di kulit oleh sinar matahari. Bentuk vitamin D dalam tubuh manusia adalah D 25 (OH) yang dimetabolisme di hepar, merupakan bentuk tidak aktif dan D 1,25 (OH)2 yang dimetabolisme di ginjal, merupakan bentuk aktif. Pengukuran kadar vitamin D adalah dengan mengukur kadar D 25 (OH). Defisiensi vitamin D disebabkan banyak faktor, antara lain ibu hamil, anak – anak, kurangnya paparan sinar matahari, kurangnya intake vitamin D, penggunaan tabir surya, jenis kelamin perempuan, mengenakan jilbab dan abaya, dan lain lain. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan terjadinya peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, penurunan kognitif, depresi, komplikasi kehamilan, penyakit autoimun, alergi, dan bahkan frailty. Masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti di Indonesia sering dianggap memiliki kadar vitamin D yang cukup, namun masih sedikit data mengenai hal itu.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara paparan sinar matahari dengan kadar vitamin D25(OH) serum.
Material dan Metode : Penelitian ini dilakukan secara Cross-sectional. Responden adalah pegawai di lingkungan instansi kesehatan di Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diambil pada bulan April 2017 dengan metode consecutive sampling dengan pengisian kuisioner dan pengukuran kadar vitamin D 25 (OH). Subyek dikategorikan memiliki vitamin D normal jika vitamin D 25 (OH) serum lebih dari 30 ng/ml, insufisiensi jika kadar 21-29 ng/ml dan defisiensi jika kadar kurang dari 20 ng/dl. Analisis statistik dengan metode chi-square untuk bivariat, regresi linier berganda untuk multivariat.
Hasil Penelitian : Didapatkan 81 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, kadar vitamin D defisiensi didapatkan sebesar 60 responden (74,1%), insufisiensi 16 responden (19,7%) dan normal 5 responden (6,2 %). Berdasarkan uji Chi-square didapatkan hubungan bermakna antara kadar vitamin D25(OH) dengan lama terpapar sinar matahari (p=0,004), jenis kelamin (p=0,000), pemakaian jilbab (p=0,005). Sedangkan umur, makanan mengandung vitamin D, sunblock, pakaian pelindung matahari, bagian tubuh yang terpapar matahari dan frekuensi terpapar matahari tidak didapatkan hubungan bermakna.
Kesimpulan : Defisiensi vitamin D25(OH) didapatkan cukup tinggi, meskipun responden bekerja di lingkungan kesehatan, dan sinar matahari di negara Indonesia yang cukup. Terdapat hubungan antara paparan sinar matahari dengan kadar vitamin D25(OH).
Kata Kunci : Sinar matahari, vitamin D
Tidak tersedia versi lain