Text
Evaluasi Mikroskopis Kualitas Spermatozoa pada Penanganan Semen Beku Sapi Simmental Produksi BIB Ungaran di Titik Distribusi Kabupaten Wonosobo Dan Purbalingga. (3150/P)
RINGKASANrnANISA ESKA CAHYANTI. 23010110130156. 2014. Evaluasi Mikroskopis Kualitas Spermatozoa pada Penanganan Semen Beku Sapi Simmental Produksi BIB Ungaran di Titik Distribusi Kabupaten Wonosobo Dan Purbalingga (Microscopic Evaluation of Sperm Quality on Handling Frozen Semen of Simental Produced by CAI Ungaran of Frozen Semen Distribution Point at Wonosobo and Purbalingga Residences). (Pembimbing: ENNY TANTINI SETIATIN dan DAUD SAMSUDEWA).rnProduktivitas sapi potong terutama sapi Simental di Indonesia dapat ditingkatkan dengan teknologi bioreproduksi. Salah satunya adalah Inseminasi Buatan (IB) dengan menginseminasikan semen beku ke ternak betina. Semen beku didapat dari BIB kemudian didistribusikan ke SPIB II, Pos IB dan peternak. Distribusi yang panjang tersebut menyebabkan adanya kemungkinan penurunan kualitas spermatozoa dari semen beku akibat adanya kesalahan penanganan semen beku. Abnormalitas spermatozoa dan tudung akrosom utuh (TAU) merupakan evaluasi spermatozoa yang penting untuk menunjang keberhasilan perkawinan IB. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh dari proses distribusi dan penanganan semen beku terhadap keutuhan tudung akrosom dan abnormalitas spermatozoa pada semen beku produksi BIB Ungaran.rnTujuan penelitian yaitu mengetahui kualitas semen beku pada tiap titik distribusi serta mengevaluasi faktor-faktor yang berpotensi menurunkan kualitas semen beku baik dari Balai Inseminasi Buatan hingga ke akseptor di Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2013 hingga Maret 2014 di titik distribusi semen beku produksi BIB Ungaran di Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Purbalingga dan di Laboratorium Genetika, Pemuliaan dan Reproduksi, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.rnMateri yang digunakan dalam penelitian ini 128 straw sapi Simmental, larutan Williams, NaCl fisiologis 0,9%, air hangat 37oC, penggaris kayu, pinset, gelas ukur, termometer, stopwatch, tissue, gunting tabung reaksi, pipet tetes, mikroskop, object glass, deck glass¸ spuit, bunsen, hand tally, standing jar, box, dan alat tulis. Penelitian ini menggunakan rancangan paired sampel t-test. Perlakuan pada penelitian ini yaitu T0 = perlakuan sesuai SOP dan T1 = perlakuan sesuai keadaan di lapangan. Peremeter yang diamati adalah abnormalitas spermatozoa dan Tudung Akrosom Utuh (TAU).rnHasil penelitian yang diperoleh untuk abnormalitas spermatozoa dengan perlakuan sesuai SOP di setiap titik distribusi Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga berturut-turut adalah 8,00%, 8,17% dan 9,52% kemudian 6,89%, 8,93% dan 10,24%. Nilai abnormalitas spermatozoa dengan perlakuan sesuai keadaan di lapangan di setiap titik distribusi Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga berturut-turut adalah 9,2%, 10,83% dan 15,95% kemudian 7,81%, 10,34% dan 12,17%. Hasil penelitian untuk TAU dengan perlakuan sesuai SOP dirnvirnsetiap titik distribusi Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga berturut-turut adalah 61,09%, 60,27% dan 57,40% kemudian 60,52%, 57,87%, dan 56,38%. Nilai TAU dengan perlakuan sesuai keadaan di lapangan di setiap titik distribusi Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga berturut-turut adalah 55,74%, 54,19% dan 50,98% kemudian 58,93%, 56,95% dan 53,66%.rnSimpulan dari penelitian yaitu kualitas semen beku produksi BIB Ungaran di setiap titik distribusi Kabupaten Wonosobo dan Purbalingga dengan perlakuan sesuai SOP, mempunyai kualitas yang jauh lebih baik dari perlakuan sesuai keadaan di lapangan. Titik kritis penurunan kualitas semen beku terlihat pada titik distribusi terakhir yaitu peternak. Saran dari penelitian ini adalah perlunya penyeragaman alat dan handling semen beku sesuai SOP dalam kegiatan inseminasi buatan sehingga dapat mengurangi penurunan kualitas spermatozoa pada semen beku.
Tidak tersedia versi lain