Latar belakang : Karsinoma Hepatoseluler (KHS) adalah keganasan primer hepar yang menduduki peringkat kelima dari seluruh keganasan dan peringkat ketiga kanker penyebab kematian di dunia. Computed Tomography (CT) scan 4 fase dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas radiologi yang digunakan untuk menegakkan diagnosis KHS. MRI dengan media kontras spesifik hepatosit gadoxetic acid disodium atau Gd-EOB-DTPA, merupakan modalitas radiologi alternatif yang mempunyai kemampuan mendeteksi KHS lebih tinggi dibandingkan dengan CT scan 4 fase, terutama untuk KHS dengan pola penyangatan tidak memnuhi karakteristik KHS pada CT scan 4 fase dan KHS berukuran kurang dari 3 cm. Metode : Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan pada 10 penderita KHS. Analisis statistik menggunakan uji Kappa. Hasil : Pada uji Kappa hasil pemeriksaan CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras Gd-EOB-DPTA dalam mendeteksi pola penyangatan KHS didapatkan nilai k = 0.118 yang menunjukkan ketidaksesuaian CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras Gd-EOB-DTPA dalam mendeteksi pola penyangatan KHS. Pada uji Kappa hasil pemeriksaan CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras Gd-EOB-DTPA dalam mendeteksi ukuran dan jumlah nodul KHS didapatkan nilia k=1.000 yang menunjukkan kesesuaian CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras Gd-EOB-DTPA dalam mendeteksi ukuran dan jumlah nodul KHS. Simpulan : Terdapat ketidaksesuaian hasil pemeriksaan anatara CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras gadoxetic acid disodium dalam mendeteksi pola penyangatan KHS. Terdapat kesesuaian hasil pemeriksaan antara CT scan 4 fase terhadap MRI dengan kontras gadoxetic acid disodium dalam mendeteksi ukuran dan jumlah nodul KHS. Kata kunci : karsinoma hepatoseluler, CT scan, MRI, gadoxetic acid disodium