Buku Manajemen terkini kanker paudara edisi 2, terdiri dari 29 bab. Pada edisi ini ada beberapa perubahan pada enam bab, seperti: pada bab 14, 17, 18, 19, 25 dan 26. Terdapat dua bab baru yang dirasakan semakin penting perannya namun jarang dilakukan pembahasannya. Adapun aspek yang dimaksud adalah aspek: 1. Psikososial pasien kanker payudara 2. Komunikasi pada pasien kanker payudara. Kata kunci: Breast Cancer 616. 994 49
Buku Seni menulis resep teori & praktek berisi materi kuliah dan praktikum Ilmu Farmasi Kedokteran, terdiri dari 7 aspek. Pembahasan materi kuliah terbagi dalam : Bab 1. Perihal Resep Bab 2. Peraturan Perundang-Undangan Bab 3. Pengelolaan Obat Bab 4. Landasan Pemilihan Bentuk Sediaan Obat Bab 5. Bentuk Sediaan Obat (BSO) Bab 6. Seni Menulis Resep Bab 7. Praktikum Kata kunci: Prescriptions, Drug 615.14
Pengaruh Lama Operasi Terhadap Kadar ETCO2 Pada Laparoskopi Dengan Anastesi Umum ABSTRAk Latar Belakang : Metode pembedahan laparoscopy dengan penggunaan CO2 ini ternyata juga membawa beberapa resiko yang dapat menyebabkan komplikasi emboli gas sekitar 0.014-0.6% dari operasi laparoskopi. dengan tingkat kematian sekitar 28% dan emfisema subkutan terjadi pada 0.3-3.0% operasi laparoscopy. insuflasi gas CO2 dipengaruhi oleh peningkatan tekanan intraperitoneal dan kemudian menyebabkan hiperkapnia. Tujuan : Menilai dengan membuktikan bahwa lama operasi laparoscopy dapat mempengarhi kadar ETCO2. Metode : dilakukan penelitian uji analitik observasional dengan total sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 3 bulan dengan 30 sample. selama operasi dipasang alat capnografi di ujung endotracheal tube. akan menampilkan kadar CO2 dalam bentuk numerik . seluruh data dikumpulkan dan di catat pada menit ke 1, ke 15, ke 30, ke 60, dan seterusnya untuk dianalisis statistik. Hasil: Rerata usia untuk operasi laparoscopy adalah 47.33 -+ 7.82 ( P= 0.646). bahwa usia pada subjek penelitian diantara tiga kelompok jenis operasi tidak berbeda bermakna. Nilai ETCO2 setelah intubasi pada kelompok dengan port 3 adalah 35.90 -+ 3.13 tidak berbeda makna dengan rerata nilai ETCO2 pada kelompok dengan port 4, yaitu 42.67 -+ 2.58 (P= 0.279) secara statistik tidak berbeda bermakna. Kadar ETCO2 dengan IAP 11-14 mmHg setelah insulasi adalah 38.95 -+ 5.24 dan pada kelompok dengan IAP >- 15 adalah 44.35 -+ 6.43. tidak berbeda bermakna dengan nilai p = 0.376. Kesimpulan : Lama operasi laparoscopy secara statistic tidak dapat mempengaruhi kadar ETCO2. Kata Kunci : Laparoscopy ETCO2, lama operasi, hypercapnia
ABSTRAK HUBUNGAN ANTAR KADAR VITAMIN D SERYM DENGAN RESISTENSI INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS LANJUT USIA Latar belakang : Selama 10 tahun terakhir angka kejadian DM meningkat lebih cepat di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Riskesdas2013 diketahui bahwa proporsi penderita DM meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Proporsi subyek dengan Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) dikatakan meningkat seiring usia dengan angka kejadian tertinggi menduduki peringkat ke 5 dari 10 masalah pada lanjut usia. penelitian Telei menyimpulkan bahwa kadar vitamin D berperan dalam menurunkan resistensi insulin pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Metode : Penelitian belah lintang dilakukan melibatkan pengukuran HOMA IR dan kadarvitamin D. Dimana HOMA IR menunjukan kondisi resistensi insulin. Hasil : Subjek penelitian : 41 responden DM lanjut usia, didapatkan hasil sebanyak 25 orang responden (61%) dengan HOMA IR >2 dan hasil HOMA IR 2 kadar vitamin D mengalami penurunan. Vitamin D dan HOMA IR memiliki korelasi negatif yang bermakna dengan p 0,001 dan r - 0,513 Kesimpulan : terdapat hubungan antaraHOMA IR dengan vitamin D, imana makin meningkatkan HOMA IR maka makin rendah kadar vitamin D Kata kunci : DM, iabetes militus, DM usia tua, vitamin D
ABSTRAK Latar belakang: Karsinoma sel squamousa rongga mulut adalah keganasan epitelial yang invasif memiliki berbagai derajat diferensiasi. secara global, terdapat 389.650 kasus skuamous sel karsinoma pada 2000 angka kejadian dimana 266.672 kasus terjadi di rongga mulut. Bcl2 dan p53 protein yang berperan dalam proses apoptosis dan proliferalif yang dapat mempengaruhi prognotic dan angka harapan hidup. Objectif : Pada penelitian ini, peneliti ingin membuktikan perbedaan ekspresi immunohistokimia Bcl2 dan p53 pada berbagai derajat diferensisi. Metode ; Penelitian ini menggunakan design analitik observasional. Blok parrafin yang telah didiagnosis sebagai karsinoma sel skuamousa rongga mulut di cat dengan antibody Bcl2 dan p53 dinilai distribusi intensitas dan skor pada Bcl2 didapatkan rerata 0,63 + 1,30 pada diiferensiasi baik dan rerata skor 1,09 + 1,92 pada diferensiasi sedang dengan dengan ujian non parametric Mann Whitney didapatkan nilai p 1000 (p
ABSTRAK Latar belakang : Kanker kolorektal memiliki predileksi terbesar pada rektum. penyebaran metastase kanker kolorektal terbesar di hepar. carcinoembriyonic antigen (CEA) ditemukan meningkat ekspresinya pada metastase hepar. peningkatan kadar CEA serum dapat memprediksi rekurensi setelah operasi kanker kolorektal hingga 1 tahun sebelum onset gejala klinis muncul. ekspersi kadar CEA serum merupakan faktor penting untuk menentukan strategi terapi dan tindakan yang tepat penelitian ini bertujuan mencari adanya hubungan kadar serum CEA preoperasi dengan adanya metastatis hepar pada pasien dengan kanker retrum saat diagnosis awal ditegakan. METODE penelitian cross sectional retrospektif analitik observasional ini melibatkan 59 pasien kanker rektum yang diambil dari rekam medis sejak januari 2014 sampai Desember 2015. Data tang dikumpulkan terdiri dari 26 wanita dan 33 pria , varabel umur, pekerjaan, faktor resiko merokok, makan makanan dibakar, kadar serum CEA preoprasi, stadium keganasan, jenis derajat diferensiasi histologi dan adanya ,metastatis . pengolahan data menggunakan program komputer SPSS 15. Analisa diskriptif perhitungan uji normalitas kecenderungan sentral serta sebaran data menggunakan ujian shapiro wilk, data disajikan dalam bentuk tabel dan boxplot. kemudian dilakukan analisis statik deskriptif pada masing- masing variabel berupa mean kurang lebih SD dan median, dan ditampilkan dalam bentuk tabel. analisis untuk menguji hubungan antara dua variabel menggunakan uji chi-square. batas derajat kemaknaan adalah jika p kurang dari 0,05 didapatkan korelasi. perhitungan cut-off point CEA terhadap terjadinya metastatis hepar pada pasien dengan kanker rektum menggunakan uji kurvareceiver operating characteristic (ROC)
Abstrak Tumor ganas payudara merupakan penyakit keganasan dengan insidensi reklatif tinggi yaitu sebesar 20% dari seluruh penyakit keganasan. sekitar 600.000 kasus baru ditemukan stiap tahunnya dan 250.000 kasus diantaranta terdapat di negara berkembang, sedangkan 350.000 kasus lainnya dinegara maju. tahun 2005, di Amerika, didapat 211.240 kasus baru dengan jumlah kematian 40.410 wanita pertahun . tahun 2006, di Eropa, Internationall Agency for reserch on cancer (IARC) mendapatkan 429.000 kasus baru. menempati urutan pertama diatas keganasan kolorektal dan paru. kematian yang diakibatkan oleh tumor ganas payudara sebanyak 131.900 kasus, menempati urutan ketiga setelah keganasan paru dan kolorektal
ABSTRAK NILAI SENSITIVITAS DAN SPESIFITAS ANTARA SURVEY OF AUTONOMIC SYMPTOMS (SSR) DENGAN SYMPATHETIC SKIN RESPONDEN (SSR) UNTUK DIAGNOSIS DIABETIC AUTONOMIC NEUROPATHY (DAN) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 BARU Latar belakang : DAN merupakan komplikasi yang sering terjadi. DAN dapat didiagnosa dengan kuesioner SAS atau pemeriksaan SSR. Peneliti ingin mengetahui berapakah nilai sensitivitas dan spesifitas antara SAS dengan Ssr untuk diagnosis DAN pada pasien Dm Tipe 2 yang didiagnosis kurang dari 1 tahun. Metode : Penelitian uji diagnostik dengan metode belah lintang ilakukan di RSUP Dr Kariadi Semarang pada pasien DM Tipe 2 yang idiagnosis kurang dari 1 tahun menggunakan kuesionrer Sas untuk menilai gejala neuropati otonom dibandingkan hasil pemeriksaan SSR untuk mengetahui sensistivitas dan spesifitas SAS. Hasil : Subyek penelitian 25 responden DM Tipe 2 yang didiagnosis kurang dari 1 tahun yang terdiri dari: a) laki-laki : perempuan (3:22); b) rerata usia 48 _+7 tahun ; c) perokok 2 (8%); d) hipertensi 2 (8%) ; e) IMT obese : non obese (22:3) ; f) terkontrol (19:6); h) hasil SAS neuropati : normal (18:7); i) hasil SSR neuropati : normal (21:4). Uji diagnostik didapatkan nilai sensitivitas 81, spesifitas 75% dan akurasi 80% Simpulan : SAS memiliki spensitivitas, spesifitas, dsan akurasi yang lebih rendah ibaningkan pemeriksaan SSR untuk diagnosis DAN pada pasien DM Tipe 2 yang didiagnosis kurang dari 1 tahun Kata kunci ; dM tipe 2, SAS, SSR, DAN
Abstrak latar belakang: Transplatasi ginjal diakui sebagai kemajuan utama pengobatan modern yang memberikan kehidupan berekualitas tinggi kepada pasien dengan gagal ginjal yang tidak dapat disembuhkan ( penyakit ginjal setadium akhir/ end strage renal disease (ESRD) diseluruh dunia. ima puluh tahun yang lalu transplan ginjal adalah pilihan pengobatan eksperimental. beresiko dan sangat terbatas, namun saat ini menjadi praktik klinis rutin dilebih dari 80 negara. awalnta terbatas pada pusat akademik dan tekemuka di Indonesia dengan ekonomi berpenghasilan tinggi, kini berubah sebagai prosedur rutin disebagian besar berpenghasilan tinggi dan menengah. angka terbesar transplansi di austria, AS, Kroasia, Norwegia, Portugal dan Spanyol.
Abstrak Latar Belakang Salah satu penyebab kerusakan sel hepatosit adalah karena ikterus obstruksi. untuk mengetahui derajat kerusakan sel hepatosit, dilakukan pemeriksaan uji fungsi hepar. dengan adannya sumbtan pada saluran empedu berupa batu CBD, dapat memicu kerusakan sel hepatosit. pelepasan sumbatan dengan pengangkatan batu dapat memperbaiki fungsi sel hepatosit. Tujuan Mengetahui hubungan antara pemulihan sel hepatosit setelang pengangkatan sumbatan saluran empedu berupa batu CBD dengan melakukan uji fungsi hepar, dan mengetahui survival rate pasien setelah 6 bulan pengangkatan batu CBD. Metode Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain "Cohort". Subyek penelitian berjumlah 54 pasien dengan icterus obstruktif oleh karena batu CBD, dilakukan pengangkatan batu CBD. diambil sempel darah vena sebelum dan 7hari setelah pengangkatan batu. data bilirubin total, bilirubin direk, SGOT, SGPT, ALT, ASP, dan Gamma GT. Setelah data terkumpul, dilakukan uji normalitas distribusii data dengan kolmogrov-smirnov, bila normal dilanjutkan dengan paired t, bila tidak normal, dilanjutkan uji wilcoxon. Hasil hasil uji wilcoxon mendapatkan hasil hubungna yang bermakna secara statistic (p5 mg/dl, dan 10 pasien dengan nilai bilirubin pre op >15 mg/dl, ternyata tidak mengalami malignancy, berlawanan dengan penelitian sebelumnya, dimana nilai bilirubin >5 mg/dl, dan >15 mg/dl memiliki probability malignancy diatas 87% dan 97% survival selama 6bulan post op didapatkan pada 50 dari 54 pasien. dengan 4 pasien meninggal karena penyebab ekstra hepatal kesimpulan uji fungsi hepar 1 minggu setelah pengangkatan batu CBD, menggunakan fakta pemulihan sel hepatosit belum mencapai normal. diperlukan pemeriksaan pada waktu yang lebih panjang, yaitu 1bulan, survival rate 6 bulan mencapai 100% bils mengeksklusi penyebab kematian ekstra hepatal. nilai bilirubin total pre op >5 mg/dl dan >15mg/dl, ternyata bukanlah penanda kemungkinan malignancy. hal ini perlu dibuktikan lebih lanjut dengan penelitian dengan jumlah subyek dan rentang waktu penelitian yang lebih panjang. kata kunci: batu CBD, uji fungsi hepar, survival rate