Latar belakang : Kurang pendegaran dapat menyebabkan isolasi sosial, keterampilan komunikasi yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental serta kualitas hidup. Alat bantu dengar (ABD) dapat memberikan rangsang auditorik dan meningkatkan kemampuan bicara anak dan berpengaruh pada kualitas hidup. Tujuan : Mengetahui hubungan penggunaan ABD dengan kualitas hidup anak kurang pendengaran. Metode : Penelitian belah lintang di beberapa SLB B wilayah Kota Semarang. Sampel ditentukan sebanyak 82 anak (7-12 tahun) kurang dengar derajat berat, sangat berat dengan dan tanpa ABD. Penilaian kualitas hidup dengan kuesioner Hearing Environmens and Reflection on Quality of Life (HEAR-QL). Analisis data dengan uji chi-square, regresi logistik multivariar. Hasil : Subjek dengan ABD sebanyak 48 anak (58,54%), 34 anak (41,46%) tanpa ABD. Rerata umur anak 10,77 ± 1,56 tahun. Penggunaan ABD berhubungan dengan kualitas hidup anak kurang pendengaran (p=
Latar belakang : Kemoterapi bersifat sistematik dan non selektif sehingga tidak hanya sel kanker yang mati tetapi juga sel normal. National Comprehensive Cancer Network (NCCN) merekomendasikan Platinum-based sebagai rejimen kemoterapi untuk kanker kepala dan leher terutama Cisplatin dan Carboplatin. Cisplatin dan carboplatin dapat menyebabkan efek samping mielosupresi. Mielosupresi merupakan penurunan produksi sel leukosit, eritrosit dan atau trombosit. Tujuan : Membuktikan bahwa terdapat perbedaan kejadian mielosupresi pada penderita KKL yang mendapat kemoterapi Cisplatin dan Carboplatin. Metode : Penelitian observasional dengan desain penelitian kohort prospektif di klinik THT-KL, bangsal dan bagian rekam medis instalasi rawat jalan/rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel diambil sebanyak 45 orang dan mendapat kemoterapi platinum based dengan salah satu komponen berupa Cisplatin atau Carboplatin sebanyak 3 seri. Analisis data dengan uji Pearson Chi-square dan Fisher’s exact test. Hasil : Subyek penelitian 90 orang, 45 orang mendapat Paclitaxel Cisplatin dan 45 orang mendapatkan regimen Paclitaxel Carboplatin. Hasil penenlitian ini di dapatkan 48,9% pasien stadium IV, histopatologi terbanyak WHO 3 (83,3%). Rerata usia terbanyak 50-59 tahun, dan diagnosis terbanyak pada KNF (66,7%). Secara keseluruhan kemoterapi seri I menunjukkan Carboplatin menyebabkan kadar hemoglobin (p=1,000) dan leukosit (p=0,292) dengan jumlah subyek lebih banyak dibanding Cisplatin. Sedangkan pada kemoterapi seri III, Carboplatin menyebabkan perubahan kadar hemoglobin (p=