Latar Belakang: Pembersihan mulut (oral hygiene) pasien di ICU diperlukan untuk menjaga kondisi flora normal pasien kritis.Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara non farmakologi yang dapat menurunkan insiden ventilator Associated Pneumonia (VAP) dengan menurunkan skor Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) pada ventilator mekanik.Center for Disease Control (CDC) menyatakan bahwa Perawatan oral hygiene yang baik dapat mengurangi angka kejadian Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP) sampai 60%. Chlorhexidine dan Triclosan adalah antiseptik yang mampu membunuh dan mencegah pertumbuhan bakteri. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh Triclosan 0,3% dan Chlorheksidin 0,2% sebagai agen oral hygiene terhadap kejadian VAP pasien ICU Metode: Desain eksperimental, 20 Subjek dibagi dua kelompok memenuhi kriteria inklusi sama besar (n=10). Kelompok chlorheksidin 0,2% dan kelompok kontrol triclosan 0,3%. Kedua kelompok sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan pemeriksaan CPIS; suhu, leukosit darah, sekret trakea, PaO2/FiO2, dan radiologi dada. Uji homogenitas sampel usia dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan pada kelompok triclosan dan chlorheksidin.Uji normalitas untuk distribusi data dilanjutkan uji beda dengan Mann Whitney. Hasil: Menurut data sampel uji homogenitas didapatkan nilai P= 0,555 pada triclosan dan P=0,224 pada chlorheksidin, dimana nilai P≥0,05 atau tidak berbeda bermakna. Data dilanjutkan uji normalitas dengan hasil pada kelompok triclosan nilai P=0,149 atau P ≥0,05 dan kelompok chlorheksidin nilai P=0,004 atau P ≤0,05. Berdasarkan hasil Uji Shapiro wilk didapatkan salah satu hasil nilai P tidak normal pada triclosan. Dilanjutkan uji beda dengan uji komparatif menggunakan uji non parametrik Mann-whitney dengan hasil nilai P=0,310 atau P≥0,05. Artinya tidak berbeda bermakna antara pengaruh pemberian triclosan dan chlorheksidine sebagai oral hygiene dalam pencegahan terhadap kejadian VAP. Kesimpulan: Pemberian triclosan 0,3% sebagai oral hygiene terbukti efektifitasnya sama dengan chlorheksidin 0,2% untuk mencegah kejadian VAP di ICU. Kata Kunci: Triclosan 0,3%, chlorhesidin 0,2%, Oral hygiene, Ventilator Assosiated Pneumonia (VAP), Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS ).
Buku ini sebagai panduan penerapan praktik, pada pengajaran klinis bagi pengajar klinis, pengelola pendidikan di fakultas kedokteran, rumah sakit pendidikan dan para mahasiswa kedokteran serta residen. Adapun topik yang dibahas dalam buku ini adalah: A. Kesiapan pengajar dalam menghadapi pengajaran praktik klinis: Topik 1 Prinsip pengajaran praktik klinis dan prinsip supervisi praktik klinis Topik 2 Prinsip pengajaran penalaran klinis Topik 3 Prinsip refleksi diri sebagai pengajar klinis dan prinsip pengajaran refleksi diri B. Proses pembelajaran peserta didik melalui proses pengajaran praktik klinis Topik 4 Dinamika kelompok pada pembelajaran klinis Topik 5 Pengembangan profesionalisme dalam pembelajaran praktik klinis Topik 6 Prinsip pemberian dukungan kepada peserta didik bermasalah Topik 7 Pengembangan kompetensi budaya dalam pendidikan dokter Topik 8 Pengajaran satu menit Topik 9 Pemberian umpan balik konstruktif C. Tataran (platform) Topik 10 Bedside Teaching Topik 11 Prinsip pengajaran keterampilan psikomotor D. Penilaian proses pembelajaran dan capaian akhir mahasiswa Topik 12 Prinsip asesment dan penilaian berbasis tempat kerja Topik 13 Mini CE-x, DOPS, CbD, dan 360 derajat assessment E. Dokumentasi Topik 14 Buku log dan portofolio
Buku ini terdiri dari 7 bab, dengan menyajikan materi sebagai berikut: konsep dasar pendidikan kesehatan & kesehatan gigi, konsep dasar belajar-mengajar, pendekatan metode dalam pendidikan kesehatan gigi, peranan komunikasi, perilaku & motivasi dalam penidikan kesehatan gigi, program kesehatan gigi dan mulut, penyuluhan melalui chair side tal, dan diakhiri dengan materi: program kesehatan gigi-mulut terintegrasi di puskesmas